𝙀𝙓𝙊 - 𝙇𝙀𝙏 𝙈𝙀 𝙄𝙉
________Perjalanan pulang menuju apartemen diisi keheningan. Keduanya bungkam seolah mulut mereka terkunci. Zafran sih yang ikut-ikutan tutup mulut.
Berlian sedari tadi bahkan memasang wajah masam. Melipat tangan dada. Bibir maju hampir tiga senti. Dan mata yang menyorot tajam ke arah depan. Berlian seperti seorang yang ingin makan manusia jika tersenggol sedikit saja.
"Berasa bawa penumpang patung," akhirnya Zafran yang pertama kali memecahkan keheningan di antara mereka berdua.
"Berisik!" ketus Berlian tanpa menoleh sedikit pun.
"Baru ngomong sekali. Biar gak sepi amat gue pasang musik ya?" tanya Zafran.
"Nyalain aja. Tapi aku gak tanggung jawab jari-jari kamu patah."
"Sadis!" Zafran melirik gemas pada Berlian. Gadis itu terus saja merajuk sejak siang tadi. Alasannya Zafran yang malah membiarkannya tidur di jam seharusnya dirinya bekerja. Akhirnya yang Berlian lakukan selama di kantor hanyalah tidur. Kalau terbangun pun yang Berlian dapati adalah keheningan. Karena Zafran yang pergi meeting ke luar kantor.
Alhasil Berlian benar-benar membuang waktu dengan terus tertidur. Dan itu memang sengaja Zafran lakukan.
"Anterin aku ke rumah papa. Aku mau nginep aja deh di rumah papa," pinta Berlian pada suaminya. Zafran bahkan menoleh kaget. Ambekan anak ini ternyata pulang ke rumah bapaknya. Zafran jadi takut sendiri di cap suami gak becus. Gak becus bahagiain istri.
"Jangan gitu dong Bey! Masa gitu aja pulang ke rumah papa. Belum sebulan loh kita nikah. Masa pisah gitu aja. Masalahnya sepele lagi," berusaha fokus dengan kemudi tapi Zafran juga harus membujuk agar niat Berlian pulang ke rumah papanya batal.
"Suudzon! Aku mau nginep di rumah papa tuh emang kemauan aku dari kemarin. Sekarang aja baru kepikiran lagi. Sekalian mau tanya tentang Ruby. Aku juga belum jengukin papa sejak nikah. Rasanya gak cukup kalau nanyain kabar lewat ponsel aja," jelas Berlian panjang lebar. Meski posisinya sedang merajuk pada suaminya Berlian tak ingin menambah masalah dengan pura-pura pulang ke rumah papa karena kejadian tadi siang. Dirinya memang ingin mengunjungi papanya. Sekalian menginap untuk sehari saja.
Papa Surya sekarang cuma seorang diri. Hanya ditemani mang Jajang dan mak Sinah yang merupakan pengabdi setia mereka sejak dirinya lahir. Tak ada sanak saudara yang dekat dengan mereka.
"Oh gitu. Ya udah boleh. Tapi gue anterin sampai rumah lo ya? Masa sebagai suami gue tega biarin lo pulang sendiri ke rumah papa."
"Kasian kamunya. Kan jauh," Menatap dari samping Berlian menampilkan wajah khawatir. Tampang marahnya tadi seolah raib entah kemana. Gadis ini seperti kembali ke setelan semula. Dan Zafran yang melihatnya jadi pengen gigit pipi.
"Kan gue juga mau nginep juga," balas Zafran dengan senyum khasnya. Gigi rapi dan senyum lebar tapi hanya terangkat pipi sebelah kanan.
"Gak apa-apa nginep?"
"Iya."
Seolah tersadar sesuatu Berlian melunturkan wajah khawatirnya. "Kok aku jadi ngobrol sama kamu sih. Aku tuh harusnya masih marah. Pokoknya masih sebel sama kamu," Berlian kembali menghadap depan dengan wajah dinginnya. Marah part 2.
"Terserah deh mau marah. Ngambek. Cemberut. Mau ngadu juga boleh kok sama papa lo. Gue sebenarnya emang sengaja gak bangunin biar lo tuh gak kerja. Lo tau sendiri alasannya,"
"Kayaknya ide kemarin gue cabut. Lo ke kantor cuma anterin makan siang doang habis itu pulang."
"Kok gitu sih?" protes Berlian.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐏𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧𝐭𝐢𝐧 𝐏𝐞𝐧𝐠𝐠𝐚𝐧𝐭𝐢 (End)
FanfictionBerlian terpaksa menjadi pengantin pengganti atas kaburnya adik kandungnya tepat di malam sebelum pernikahan itu terjadi. Tak ingin membuat dua keluarga tambah malu dirinya harus rela menjadi istri lelaki yang tadinya akan jadi suami adiknya. Harusn...