Nuansa ruangan hitam gelap menjadi atensi pertama saat Cedric membuka pintu.
kalau kalian pikir ini adalah kamarnya di asrama Hufflepuff kalian salah besar.
Ini ruangan khusus Prefect asrama Slytherin. jangan tanya kenapa dia punya akses ke asrama Slytherin, aku saja tidak tau.
"astaga, lu pada ye, ini masih siang bolong, kenapa pada tidur? bangun ga lu pada?!" Cedric mengoceh saat melihat Draco, Theo dan Mattheo terkapar di sofa dan kasur kecil.
"aduh berisik lu bang, ngantuk. lagian diluar juga ujan, pas buat tidur." Theo balik mengomel dari balik selimut dengan keadaan setengah sadar.
"Blaise mana?" tanya Cedric tidak melihat keberadaan pria jangkung keturunan Britani itu. Theo menunjuk arah kamar mandi, kalau Blaise berada didalam sana.
"Drake, Matt ayo bangun." Cedric menarik selimut mereka berdua, berusaha agar mereka mau bangun.
Tapi sepertinya usahanya sia-sia. mereka bertiga tetap tidak mau bangun, malah semakin jadi.
Dia menyerah. memilih untuk duduk di sofa tunggal dan mengambil sebatang rokok yang tergeletak dimeja.
mencari keberadaan korek api, sampai ia menemukannya lalu memantikan api-nya.
beberapa hisap dia resapi, merasakan nikotin yang masuk kedalam mulutnya. semoga Oliver tidak tau kalau dia merokok.
Pintu kamar mandi terbuka, menampakan Blaise keluar dari sana sembari mengeringkan kepaladanya.
"lu mandi pas hujan gini? ga takut flu?" bukan itu bukan Cedric, melainkan Theo yang sudah duduk diatas kasur saat mendengar langkah kaki Blaise.
"engga." ucap Blaise mencium kening Theo. ugh, Cedric jadi kepalang panas disini.
"udah belajar-nya ced?" tanya Blaise saat menyadari keberadaan Cedric.
Cedric mengangguk, "udah."
setelahnya ruangan kembali sepi. hanya terdengar suara hujan beserta gemuruh petir diluar.
lewat setengah jam ruangan itu terasa hampa. Theo dan kedua lainnya yang masih belum bangun, Blaise yang disibukan dengan tugas Prefect dan Cedric yang hanya fokus pada buku dan rokok di kedua tangannya.
"Matt, lu kalo tidur jangan rusuh napa! daritadi kaki gw lu tendangin mulu." oh lihat, Draco akhirnya bangun karna Mattheo rusuh dalam tidurnya.
"hmmm.." Mattheo hanya menjawab seperti itu, tidak lebih.
kesal karna Mattheo yang tidak mendengarkannya, Draco memilih untuk pindah ke kasur yang di tiduri Theo.
.
mereka duduk melingkar dengan botol bekas ditengah-tengah mereka, kita tau kalau mereka sedang memainkan apa.
"ok. drake, truth or dare?" Mattheo langsung menanyakan pertanyaan itu saat botol mendarat dihadapan Draco.
"dare " jawab Draco sigap.
"tell harry you ate all the chocolate weeks ago." Cedric memberikan tantangan.
Draco terdiam saat mendengar tantangan yang diberikan Cedric untuk dirinya. "yang lain dong. gw belum dimaafin sama dia gara-gara tracle tart." pintanya kepada Cedric. tapi dewi fortuna sedang tidak berpihak kepadanya. peraturan tidak bisa di langgar.
Draco berdiri, mengambil ponsel di saku-nya untuk memberi chat pada Harry. dia siap dengan segala sesuatu yang akan terjadi nanti.
sementara itu, Giliran Theo yang memutar botol. botol diputar dan berputar beberapa saat sebelum berakhir di depan kaki Theo. "sialan." umpat Theo.
"truth or dare?" Mattheo bertanya kembali. memikirkan jawaban yang tepat sebelum ia mengucapkan kata dare dengan angkuhnya.
"make out with me in the bathroom." tak ada angin tak ada hujan didalam ruangan, Blaise melontarkan perkataan itu dengan santainya.
semua diam.
"ayok." Theo memberi jawaban sembari berdiri lalu berjalan lebih dulu ke kamar mandi, tentunya diikuti Blaise dibelakang.
"anjir, bisa-bisanya." Cedric tak habis pikir.
"lu berdua jangan keba-blasan." Mattheo berteriak memperingatkan kedua pemuda yang sudah mengunci pintu kamar mandi.
setelahnya Draco kembali dengan wajah lesu terpampang jelas. Cedric dan Mattheo sudah tau arti dari semua itu, Harry memblokir kontaknya.
"sabar. lagian lu juga ada-ada aja, udah tau Harry paling anti kalau makanan-nya diambil." ucap Cedric memberi semangat, walau terkesan bukan memberi semangat.
"paling juga lusa dia buka blokir-an nya, tenang aja." tambah Mattheo.
setelahnya mereka lanjut bermain seperti biasa, mungkin hanya beberapa kali terganggu karna suara lenguhan Theo dari kamar mandi.
Cedric yang sedari tadi menutup telinga-nya dengan tisu, Draco yang menghimpit kepalanya dengan bantal dan Mattheo beberapa kali emosi karna suara tak senonoh itu selama permainan.
"cabut deh gw, ga tahan gw." Cedric menyerah, langsung berjalan ke arah pintu tanpa mendengar perkataan Draco dan Mattheo.
.(kita skip dikit, ini ceritanya udah jam lima sore.)
Seharusnya Cedric tidak berada disini. Seharusnya dia menuju arah asrama-nya, bukan malah asrama Oliver. Dia sendiri tidak tau mengapa dia bisa berada didepan pintu itu, dia hanya mengikuti apa kata hati-nya.
"gw kan ga tau password-nya? jadi ngapain gw kesini?" tanya Cedric pada diri-nya sendiri.
Menatap lukisan Fat Lady selama beberapa saat, sampai ia merasa ada yang memanggil namanya.
"Diggory? What are you doing here?" Percy, oknum yang memanggil namanya.
"oh, Weasley. engga, cuma tadi mau ketemu Oliver. tapi ga jadi." jawab Cedric beralasan.
tak ingin berdiam terlalu lama, Cedric pamit kepada Percy dengan menitipkan salam untuk Oliver.
butuh waktu untuk dirinya sampai di asrama Hufflepuff karna ia sempat diberhentikan oleh beberapa murid yang sekedar basa-basi perihal dia dan Oliver yang menjadi perwakilan WWC bagi Hogwarts.
bahkan Cho Chang selaku mantannya juga ikut memberi selamat untuk dirinya.
.
.
.
.
.
.
..TBC
sejauh ini, ini chapter yang paling pendek. maaf ini pendek karna saya tidak punya ide apa-apa lagi untuk dituliskan disini, tapi chapter depan ga akan sependek ini kok, janji.

KAMU SEDANG MEMBACA
who fell first?
Diversos"i love you." "but i don't." "I made you love me." . temenan dulu baru pacaran, gimana? ×^×^×^×^×^×^×^×^×^×^×^× -rare ship -several tweets -bxb