9

6 3 0
                                    

Cleo tengah berjalan menyusuri koridor sekolah untuk menuju kelasnya. Suasana koridor masih sangat sepi karena sekarang masih pukul setengah tujuh.

Cleo berhenti berjalan ketika samar-samar ia mendengar suara orang yang meminta tolong. Cleo mengikuti asal suara itu semakin mendekat, suara itu terdengar semakin jelas.

Cleo mengikuti suara itu sampai di belakang sekolah, lebih tepatnya gudang yang memang terletak di belakang sekolah.

Perlahan Cleo mendekat, dan ia bisa melihat dengan jelas apa yang terjadi.
Lima orang gadis yang dandanannya yang sudah seperti tante-tante tengah membully seorang gadis cupu.

Cleo bisa melihat banyak luka lebam dan goresan luka di wajah gadis itu. Dengan cepat Cleo mengeluarkan ponselnya dan merekam kejadian itu  untuk bukti.

Teriakan dan tangisan gadis itu masih terdengar, Cleo juga mendengar gadis gadis bodoh itu tertawa senang.

Saat ingin melangkah mundur untuk pergi dari sana, kaki Cleo malah menginjak kaleng sehingga lima gadis bodoh itu menoleh ke arah Cleo.

"Sial." umpat Cleo ketika kali nya menginjak kaleng.

"Wah wah, rupanya ada mangsa baru, nih." ucap salah satu dari mereka.

Mereka melangkah mendekat ke arah Cleo dengan gaya mereka yang seolah-olah mereka adalah ratu.

"Halo, babu."

Cleo hanya menatap datar mereka.

"Ngapain di sini? Mau jadi mainan kita?" ucap gadis itu yang sepertinya ketua dari mereka.

"Okey, girls. Ayo kita main-main." ajaknya kepada teman-temannya.

"Oke, Boss." sahut mereka.

Mereka mendekat dan bersiap untuk memukul Cleo. Namun saat tangan mereka melayang ke arah Cleo, dengan sigap Cleo menghindar.

Kaki Cleo menendang salah satu dari mereka hingga tersungkur.

"Sialan, hajar dia."

Mendengar itu Cleo hanya tersenyum, tersenyum remeh lebih tepatnya.

Pukulan dan tinjuan pun Cleo layangkan sehingga mereka semua jatuh.

"Diam di sana, atau bakal gue laporin kalian." ucap Cleo kepada para gadis itu.

"Hahahaha, lo mau laporin kita?" mereka tertawa ketika mendengar ucapan Cleo.

Sebenarnya jika ia melapor ke guru pun tidak akan berguna, ayah dari ketua mereka adalah kepala sekolah.

"Lo gak tau kalo gua itu anak kepala sekolah, dan lo yang seharusnya siap-siap untuk di keluarin dari sekolah ini."

"Oh."

Singkat, padat dan jelas. Hanya satu kata namun dapat membuat para gadis itu menjadi emosi.

"Sialan, lo. Liat aja, bakal gue bales." ucap nya sambil pergi dari gudang.

Cleo hanya mengangkat bahu acuh, lalu mata Cleo menatap gadis yang dibully tadi.
Dengan cepat Cleo mendekat dan mengulurkan tangannya.

"Ayo, gue bantu." gadis itu terdiam sesaat sebelum ia menerima uluran tangan Cleo.

Cleo pun akhirnya memapah korban bully itu menuju UKS.

"K-kamu mau bawa aku kemana?" cicit gadis itu.

"UKS."

"Ng-nggak usah, aku bisa sendiri."

Cleo berhenti dan menoleh ke samping.
Ia bisa melihat wajah gadis itu yang memar dan mulai terlihat membiru.

"Yakin?"

"I-iya, aku bawa obat di dalam tas."

"Oke, kita obati lukamu disini."

Cleo dengan hati-hati mendudulkan gadis itu di rumput. Dan gadis itu dengan cepat membuka tasnya.

Baru saja ingin membantu, gadis itu mengeluarkan suara yang membuat Cleo tak jadi membantu nya.

"Aku bisa sendiri, terimakasih telah menolong ku. Kamu boleh pergi, kelas akan segera dimulai."

"Tak apa, aku sudah terbiasa sendiri." lanjutnya seolah tau apa yang sedang Cleo pikirkan.

"Sudah berapa lama kamu di bully?" tanya Cleo penasaran.

"Sejak awal masuk sekolah."

"Percuma jika melaporkannya, dia kan anak kepala sekolah"

Cleo mendengus sebal, menyebalkan sekali. Menggunakan jabatan orang lain sebagai tempat berlindung.

"Sana pergi, kelas akan dimulai. Ah ya, namaku Starla." Ucap gadis itu sambil mengulurkan tangannya.

Cleo pun menerima uluran tangan itu.

"Cleo."

"Salam kenal Cleo, terimakasih telah menolong ku." ucapnya sambil tersenyum manis.

Cleo pun membalas nya dengan senyuman kecil andalannya.

"Tak apa jika aku pergi?" tanya Cleo yang di jawab anggukan oleh Starla.

Dengan langkah berat Cleo pun pergi meninggalkan Starla. Starla pun melihat kepergian Cleo dengan senyum yang menyedihkan.

*****

Sesampainya di kelas, Cleo langsung diserbu ocehan ketiga temannya itu.

"Lo kemana aja sih?" tanya Amora kepada Cleo dengan kesal.

"Perasaan pas gue berangkat tadi motor lo udah ada di parkiran, kenapa lo baru masuk kelas sekarang?" tanya Mala.

"Dan ya, kenapa baju lo agak berantakan?" tanya Nia.

"Berisik, gue tadi dari perpus, terus ketiduran di sana." bohong Cleo dan tentunya di percayai oleh teman-temannya.

"Kirain lo abis darimana, heh." sahut Amora.

"Woy ada guru!!" teriak Haikal dengan suara melengking.

Siswa dan siswi yang sedang asik dengan dunia mereka pun bergegas kembali ke tempat duduk masing masing.

Cleo bernafas lega karena ia tak telat masuk kelas, jika ia telat maka dia akan mendengarkan ocehan panjang lebar dari guru nya itu.









---------------

Halooo halooo!

Saya kembali dengam cerita yang cukup tidak jelas ini?

Harap maklum kawan.

Jangan lupa vote dan komen ya. Terimakasih !!

See u di cerita selanjutnya .

17/06/23

CleonaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang