6

20 9 4
                                    

"Sekarang lo jelasin ke gue, apa yang sebenernya terjadi." ucap Cleo kepada Amora.

Saat ini, Cleo dan Amora sedang berada di taman sekolah. Nirmala dan Kania, mereka pergi ke kantin untuk membeli nasi goreng.

Amora menoleh ke arah Cleo yang sedang memperhatikannya itu.

"Jadi, dua minggu yang lalu, gue dapet surat. Surat itu ada di atas meja gue. Awalnya gue kira cuma, iseng tapi setiap hari gue selalu dapet surat itu."

"Isi suratnya apaan?"

"Lebih ke surat ancaman, sih"

"Gue mau baca."

"Surat nya udah di ruang BK, buat bukti."

"Tapi intinya, surat itu isinya ancaman, dia gak suka kalo gue deket-deket sama kak Tama."

"Lain kali bilang ke gue."

"Gue gak enak sama lo, Ona. Ngerepotin lo pastinya."

"Terus Mala, Nia?" tanya Cleo kepada Amora. Jika Amora tidak memberitahunya karena tidak enak, kenapa mereka berdua bisa tau.

"Tiga hari yang lalu, mereka yang nemuin surat itu. Gue gak bisa ngelak karena mereka udah baca surat itu." jelasnya.

Nirmala dan Kania telah kembali dari kantin. Setelah itu juga, mereka tak membahas masalah teror itu lagi. Mereka kasihan kepada Amora.

******

Bell pulang sudah berbunyi. Para siswa mulai berhamburan meninggalkan area sekolah. Kecuali mereka yang memiliki kelas tambahan dan ekstrakulikuler.

Cleo, Amora, Nirmala dan Kania tengah berjalan melewati koridor sekolah. Masih banyak siswa dan siswi yang berlalu-lalang.

Di saat itu juga mereka mendengar siswa dan siswi membicarakan sesuatu yang berhubungan dengan kejadian tadi siang.

"Eh tau ga, ternyata Kak Stella ngakuin kalo dia yang neror Amora adkel itu karena dia diteror juga loh"

"Hah, serius lo?"

"Iya, serius bahkan lebih parah, katanya kamarnya sampai berantakan dan dia juga dapet paket. Dan lo mau tau isinya gak?"

"Emang isinya apaan?"

"Surat ancaman, bangkai tikus, mana ada darahnya lagi. Terus ya, di kaca kamar nya juga ada tulisan I wanna kill you dan lebih serem nya itu di tulis pakai darah hewan."

"Ehh terus tau ga siapa yang bikin kaya gitu?"

"Enggak, CCTV rumah nya tiba tiba eror."

"Gila, kaya senjata makan tuan gak sih?"

"Nah iya."

Amora dan teman-temannya terkejut. Itu benar-benar gila dan menyeramkan.

"Gila, serem banget." ucap Kania yang di setujui yang lainnya.

"Jadi, dia itu gila apa serem?" Celetukan Amora membuat mereka terdiam dan menatapnya datar.

"ayo, balik-balik. Udah sore ini, ntar sampe rumah malah ke maleman." ucap Nirmala.

Jujur saja, Nirmala merasa merinding makanya ia mengajak yang lainnya pulang.

Sesampainya nya di lapangan sekolah, Cleo memisahkan diri dari teman-temannya yang lain. Hal itu membuat Amora bingung.

"Ona, lo mau kemana?" tanya Amora kepada Cleo yang sudah agak jauh dari posisi ia berdiri.

"Parkiran, gue bawa motor."

"Loh, lo bawa motor?" Amora terkejut mendengar ucapan Cleo. Sejak kapan Cleo membawa motor?.

"Ya, Scoopy lebih tepat nya."

"Sejak kapan lo bawa motor?" tanya Amora memastikan.

"Tadi, duluan ya." ucap Cleo sambil meninggalkan Amora dan lainnya.

"Tumben bawa Motor?" heran Amora.

"Mungkin dia bosen naik bus, udah lah, biarin aja. Malah lebih bagus bawa motor, kalo macet tinggal nrabas." sahut Nirmala.

"Bener sih, lagian kemaren Cleo juga hampir telat. Mungkin biar gak ke ulang lagi, makanya dia bawa motor." ucap Kania yang teringat jika kemarin Cleo berangkat agak kesiangan.

"Bener juga ya, yaudah lah yuk, balik" ajak Amora kepada teman teman nya.

***

Sesampainya dirumah, Cleo di buat bingung. Pasalnya ada makanan di atas meja makan, padahal Bi Inah sedang tidak ada dirumah.

"Bunda dirumah?" tanyanya pada diri sendiri.

"Gak mungkin, mobilnya aja gak ada." lanjutnya lagi.

"Gak ada yang gak mungkin" mendengar suara itu, Cleo langsung menoleh ke sumber suara.

Yup, di sana ada bunda nya yang tengah membawa sebuah, kotak?

"Cleo ke atas dulu." langkah Cleo berhenti ketika sang Bunda berbicara.

"Kamu masih marah sama bunda, ya, nak? Maaf... Bunda gak ada pilihan lain. Bunda juga gak bisa biarin semua beban di tanggung sama abang kamu, Kenan."

Cleo menoleh ke arah Rena, dan menghela nafas sambil mendekat ke arah bundanya.

"Cleo marah? Jelas Cleo marah. Cleo tau kok, bunda sama bang Kenan kerja buat Cleo. Tapi Cleo cuma minta sama bunda dan bang Kenan, luangin waktu buat Cleo, kalian juga butuh istirahat."

"Cleo ngerasa gak punya siapa siapa di sini, bunda sama bang Kenan sibuk sama kerjaan. Bahkan jarang pulang ke rumah dan ketemu sama Cleo. Bahkan kita gak pernah tuh jalan-jalan bareng."

Rena hanya diam membisu mendengar semua curahan isi hati anaknya itu.
Sejujurnya Rena sangat merasa bersalah. Ia menyadari semua yang Cleo ucapakan itu benar.

"Udah ya Bun, Cleo mau ke atas." ucap nya sambil pergi meninggalkan Rena yang sedang termenung itu.

Rena melihat kepergian putrinya itu. Dalam hatinya ia bertekad untuk mengubah semuanya. Ia akan menghabiskan lebih banyak waktu di rumah dan memperbaiki hubungannya dengan Cleo.


---------

Haiiiii!!

Jangan lupa vote dan komen ya!

Selamat buat hari ini. Fighting!!


See U part selanjutnya.


06/05/23

CleonaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang