18

734 74 10
                                    

Setelah itu nagi segera membuat formulir untuk mendaftarkan reo penanganan lebih lanjut, siang hari nagi membawanya kembali ke rumah sakit untuk kemoterapi kakinya dan penanganan penyakit reo agar bisa di tindak lanjutkan

Reo masih terdiam, dia mengikuti apa yang di arahkan oleh nagi dia juga tau nagi meminta nya seperti ini demi kebaikan nya, kebaikan mereka berdua

Reo menatap ke arah nagi yang sedang melamun , reo yakin nagi sedang memikirkan konsekuensi dari penanganan yang akan reo jalani nanti

Setelah menjalani kemoterapi reo tadi nagi langsung membawanya mendaftar ke sebuah ruangan yang menangani penyakit dalam, karna antriannya cukup sedikit membuat nagi lebih cepat masuk dari pada terapi kaki reo tadi

"Wah... Ternyata berhasil ya?! " Ucap sang dokter melihat nagi membawa reo dengan kursi roda nya

"Maaf kalau kesan nya memaksa tapi kami juga harus memastikan anda aman" Lanjut sang dokter sambil mendekat pada reo

"Yah... Saya mengerti, saya akan mencoba sebaik mungkin untuk sembuh... Untuk -" Ucapan reo tercekat saat melihat wajah nagi yang tersenyum parau di hadapan nya reo tau persis nagi tidak tega melihat reo sakit seperti ini

"Suami saya juga, saya yakin dia pasti sangat khawatir" Lanjut reo

"Baik... Bisa di periksa dulu sekarang dan setelah nya langsung saya tempat kan di ruang rawat inap untuk persiapan oprasi ya" Jelas sang dokter

"Baik"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Setelah melakukan periksa an reo pun di tempat kan di ruangan rawat inap yang sudah di pesan nagi, nagi memesan nya vvip karna dia tak ingin di ganggu dan ingin reo memiliki fasilitas yang baik saat di sini

"Nagi... Di sini bau obat" Ujar reo yang sedang berbaring dengan infusan di tangan nya

"Nagi tau, reo pasti bisa kok lewatin ini semua" Ucap Nagi menenangkan reo sambil mengusap rambut halusnya, rambut yang selalu Nagi sukai, rambut yang selalu Nagi cium saat reo tertidur, rambut reo adalah suatu candu dan sebuah kebanggaan nya tersendiri

"Nagi... Kalau... Reo ga ada, Nagi ga boleh nangis" Ucap reo sambil menoleh pada Nagi, yang di ajak bicara seketika terdiam kaku

"Apa maksud reo? Reo ga mikir kalo oprasi ini gagal kan? " Reo hanya menjawab dengan senyum tipis membuat bulir mata Nagi keluar membanjiri pipi nya

Nagi tidak tahan dengan pemandangan di hadapan nya, dia takut, takut akan kehilangan cinta nya saat ini. Sungguh sial Nagi mengutuk dirinya sendiri karna dia tidak lebih dulu mencintai reo dan menganggap tulus prasaan nya saat itu, Nagi merasa sungguh bodoh saat ini

"Nagi.. Hiks.. Nagi bohon, jangan tinggalin Nagi reo" Pinta Nagi dalam tangis nya

"Reo bisa kok, reo bisa" Semangat Nagi yang hanya di tatap oleh reo dengan senyum manis nya

"Reo.... Jangan giniii" Nagi terlihat sangat menyedihkan saat ini, tangan nya menggenggam erat tangan sang kekasih, isak nya tak pernah hilang

"I love you " Dia sudah tidak tahan dia ingin semua cepat berakhir

'Aku yakin reo pasti bisa... Pasti'

my teacher (nagireo) (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang