7.2 Unexpected

2.7K 263 26
                                    

Sebuah layar monitor menampilkan rekaman dua orang lelaki di depan meja bar. Setelah si lelaki yang lebih muda tak sadarkan diri, pria tampan yang masih tampak segar bugar segera menggendongnya, membawanya masuk ke dalam lift. Kemudian, sudah bisa ditebak apa yang terjadi selanjutnya.

Nyonya Xiao menutup mulutnya tak percaya. Lelehan air mata jatuh mengaliri pipi. Tak disangka, putra bungsu yang selalu ia jaga menjadi korban pemerkosaan. Seketika, perasaan geram kembali menguasai. Tetapi, belum sempat ia berbalik dan menghampiri Wang Yibo---penyulut kemarahanya, Nenek Wang lebih cepat satu langkah.

PLAAKKK

Sebuah tamparan kuat ia layangkan pada pipi cucu kesayangannya hingga tertinggal jejak merah kelima jari di kulit seputih pualam.  Karyawan hotel, manajer, bahkan Nyonya Xiao yang hadir di ruang operator tersebut tertegun kaget. Mereka tak menyangka Nenek Wang yang dikenal rendah hati dan ramah bisa menampar sang pewaris kebanggaannya di depan umum.

"Nenek tidak menyangka kamu bisa melakukan hal sekeji itu, Wang Yibo." Wanita tua itu memberikan tatapan tajam menghakimi. Belum cukup ia dibuat pusing oleh kelakuan Wang Yibo yang kerap terjerumus dalam hubungan satu malam, kini ia ditampar kenyataan bahwa cucunya itu mampu memperkosa seorang pemuda dengan sengaja.

Wang Yibo menunduk, seluruh keangkuhannya seakan sirna di bawah intimidasi sang nenek. "Ma-Maaf ..." lirihnya.

"Apa dengan maaf bisa menyelesaikan semuanya?" tuntut Nyonya Xiao. "Kau sudah menghancurkan masa depan putraku!"

"Wang Yibo, kamu pikir terlahir di keluarga hebat bisa membuatmu bebas berlaku seenaknya?"

"..."

Disudutkan oleh dua orang wanita berumur jauh di atasnya membuat Yibo bungkam. Jauh di lubuk hatinya ia pun merasa bersalah. Hanya karena terbutakan oleh nafsu sesaat, dirinya mampu bertindak keji menodai seorang pemuda polos. Malam itu adalah pertama kalinya Wang Yibo kehilangan pengendalian diri. Entah setan apa yang merasukinya kala itu.

"Maaf," ucap Yibo sekali lagi. "A-aku janji akan bertanggung jawab," putusnya. Meski dirinya sendiri pun masih belum memikirkan apa yang harus dilakukan untuk menebus kesalahannya.

"Wang Yibo, apa kamu sudah memikirkan konsekuensinya jika kamu benar-benar berniat ingin bertanggung jawab?" Langkah sang Nenek semakin mendekati cucunya. Mereka kini berdiri berhadapan, wanita tua itu meremat kedua lengan Yibo dan berujar dengan nada rendah, "Kamu akan menikahi pemuda itu dan membesarkan anak kalian bersama-sama. Lalu, bagaimana dengan istrimu nanti?" Meski tak terlalu menyukai cucu menantunya, Nenek Wang tetap memikirkan perasaan istri Yibo jikalau dia tahu mengenai hal ini.

Nyonya Xiao pun turut bimbang. Setelah mengetahui Wang Yibo telah memiliki seorang istri, apakah meminta pertanggungjawaban pria itu merupakan langkah tepat bagi putranya? Ia hanya ingin keadilan untuk Xiao Zhan tanpa harus mengorbankan kebahagiaan orang lain yang tak bersalah.

Wang Yibo mengusap wajahnya kasar dan menghirup napas dalam-dalam. Ini adalah keputusan sulit baginya. Sangat berat membayangkan perpisahan dengan istri cantiknya, namun ia juga tak mungkin mengelak dari kewajibannya sebagai seorang calon ayah. "Nenek, Ibu Xiao," panggilnya. "Aku bersedia menikahi Xiao Zhan dan bertangung jawab sepenuhnya atas dirinya dan anak kami. Tetapi ..."

Nenek Wang dan Nyonya Xiao memandang lurus pria tampan itu. Ketegangan menguasai atmosfer di sekeliling mereka. Mengantisipasi kata-kata yang akan keluar dari mulut Wang Yibo selanjutnya.

Kedua wanita itu tersentak kaget ketika Wang Yibo tiba-tiba menjatuhkan diri dan berlutut di hadapan mereka berdua. Wajah tampannya memerah, ekspresinya tampak kacau, netra setajam elang miliknya tak lagi mengintimidasi seperti biasanya, kali ini dipenuhi sorot memohon dan mengiba.

"Tolong beri aku waktu untuk mengatakannya pada istriku. A-aku akan mengakui kesalahanku padanya saat aku sudah siap. Aku janji," lirihnya.

Sunyi senyap mewarnai seluruh ruangan.

Nenek Wang menoleh pada Nyonya Xiao, dan bertanya, "Bagaimana, Nyonya? Jika Anda tidak setuju, maka aku sendiri yang akan memberitahu cucu menantuku saat ini juga."

Kedua tangan Wang Yibo mengepal erat, takut jika Nyonya Xiao keberatan dan menolak permohonannya. Jika itu terjadi, maka tamatlah pernikahannya yang masih seumur jagung.

Nyonya Xiao terdiam agak lama, sebelum akhirnya menghela napas panjang. "Ya, kau bisa memberitahu istrimu saat dirimu sudah siap."

Wang Yibo akhirnya bisa bernapas lega, pundaknya yang sejak tadi kaku kini lebih rileks. "Terima kasih," bisiknya.

Belum sepenuhnya ketegangan di dalam ruangan itu mencair, kegaduhan datang dari pintu masuk, mengalihkan atensi ketiganya.

"Ma, tolong katakan pada mereka agar membiarkanku masuk!" teriak seorang pria jangkung. Beberapa petugas operator berusaha menghadangnya agar tidak sembarangan menyerobot masuk dan mengganggu pembicaraan penting sang pimpinan Wang Group.

"Xiao Fan?" Nyonya Wang segera melangkah ke arah keributan berasal, benaknya menerka-nerka tujuan sang putra sulung mencarinya kemari.

Nenek Wang segera menyusul, diikuti Wang Yibo yang berjalan pelan di belakangnya mengikuti.

"Ada apa? Pak, biarkan anak muda itu masuk," titah Nenek Wang.

Para petugas operator segera mematuhi dan melepaskan cekalan mereka dari lengan Xiao Fan. Sedangkan Xiao Fan sudah tak memiliki waktu lagi untuk marah dan menegur mereka, ia lekas menghampiri sang ibu dengan napas terengah dan keringat bercucuran. Jelas, pria itu terburu-buru menuju kemari.

"A-Fan, ada apa? Mama sedang--" belum sempat menjelaskan, ucapannya sudah terpotong.

"Ma, Zhanzhan ... dia pergi ke rumah sakit untuk menggugurkan kandungannya!"

"APA?!"

Jangan lupa, cerita ini sudah tersedia dalam versi PDF yaa299 halamanHarga 50

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa, cerita ini sudah tersedia dalam versi PDF yaa
299 halaman
Harga 50.000

000

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sweet Chaos [Yizhan Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang