12. Limerence

2.7K 238 31
                                    

"Jadikan tangan kiri kita sebagai bantalan leher dan pastikan agar kepala bayi selalu berada di atas permukaan air."

Xiao Zhan membasuh boneka bayi di tangannya dengan telaten menggunakan air hangat suam-suam kuku, mengikuti arahan dari instruktur di depan kelas.

"Yibo, cobalah," bisik Xiao Zhan pada pria yang sejak tadi mendampingi dan memperhatikan setiap gerak-geriknya, terlihat tertarik untuk mencoba namun masih ragu-ragu.

Wang Yibo menggeleng. "Tidak, aku tidak bisa."

Xiao Zhan terkekeh kecil. "Tidak apa-apa, ini hanya boneka." Ia tak putus asa membujuk suaminya.

Menyerah akan bujukan Xiao Zhan, barulah Wang Yibo bersedia mengambil-alih kegiatan pemuda itu memandikan replika bayi. Ia membasuh dan menyangga leher boneka itu dengan kaku, takut-takut akan melukai walaupun benda di tangannya bukanlah bayi sungguhan. Xiao Zhan hanya tersenyum geli melihatnya.

Atas saran dari Haikuan, Nenek meminta pasangan pengantin baru tersebut untuk mengikuti kelas merawat bayi yang diadakan oleh sebuah yayasan ternama. Selama tiga minggu ini, Wang Yibo tak pernah absen menemani Xiao Zhan menghadiri kelas maupun memeriksakan ke dokter kandungan di sela jadwal sibuknya. Semakin hari, hubungan mereka terjalin semakin dekat, Xiao Zhan tak canggung lagi tiap Wang Yibo berada di sekitarnya.

Xiao Zhan tak bisa menahan tawa gelinya melihat popok kain yang dipasangkan oleh Yibo berbentuk tak karuan. Ia membongkar kembali tali popok dan memasangnya dengan simpul yang benar.

"Jangan menertawaiku, aku memang tidak berbakat mengurus bayi." Pria tampan itu menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

Benar juga, bisa-bisa suara tangisan bayi akan terus menggelegar di mansion Wang jika sang ayahlah yang merawat bayi mereka.

"Ngomong-ngomong, bukankah minggu ini 'Si Kecil' sudah berusia dua bulan di dalam kandungan?"

Xiao Zhan mengangguk, ia mengelus perutnya yang sudah sedikit membuncit, meskipun tidak terlalu kentara. Usia kandungan dua bulan merupakan usia rentan, Xiao Zhan menjadi sangat berhati-hati memilih makanan agar tidak berpengaruh buruk pada bayinya.

Baby, sehat-sehatlah, Papa dan Mama menantikan kehadiranmu.

.

.

"Xiao Zhan, lihat, siapa yang datang hari ini?" Wang Jia masuk dengan tergopoh-gopoh dari ruang depan. Kedua tangannya menenteng kantong besar berisi sayuran dan buah-buahan. Wanita paruh baya itu tersenyum sumringah, mendapatkan bahan-bahan segar untuk percobaan memasaknya nanti.

"Ada apa, Bibi?" Xiao Zhan bangkit dari tempat duduknya dan melihat lebih jelas siapa yang berjalan di belakang Bibi Wang. Sontak, ia membulatkan mata terkejut. "Mama!" serunya riang, wajahnya berubah cerah.

"Nyonya, Anda istirahat saja dulu, aku akan minta Bibi Zhao membawakan minum," pamit Wang Jia sembari membawa oleh-oleh dari hasil kebun Nyonya Xiao ke dapur.

"Terima kasih, Bibi," ucap Xiao Zhan.

Ibu dan anak itu kemudian saling melepas rindu dan berpelukan erat. Baru satu bulan berpisah, Xiao Zhan sudah sangat merindukan ibunya. Mungkin dikarenakan ia sudah terbiasa hidup bergantung pada sang ibu selama ini. Sedangkan Nyonya Xiao merasa lega melihat putranya baik-baik saja di sini.

"Mama, Gege tidak ikut?" Xiao Zhan menoleh ke kanan-kiri, mencari kehadiran pria yang turut dirindukannya.

"Zhanzhan, mencari gege tampanmu ini?" Yang dibicarakan seketika muncul, bersama kehadiran Nenek Wang di sampingnya.

Sweet Chaos [Yizhan Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang