3. Let's Party

3.1K 299 22
                                    

"Berani-beraninya si brengsek itu memperlakukan A-Zhan kita seperti ini?!" murkanya.

Xiao Zhan terkejut, ia jelas mengerti ke arah mana pembicaraan sang ibunda.

"Ma, i-itu tidak seperti yang Mama lihat." Xiao Zhan menggeleng panik. Ia takut ibunya akan bersedih mengetahui putranya diperlakukan tidak baik di depan umum.

"Tak perlu membelanya," sergah Nyonya Xiao. "Apa jangan-jangan kau masih menyukainya setelah semua perbuatan buruknya padamu?" tanya wanita itu tajam, matanya memelototi Xiao Zhan seakan hendak mengulitinya hidup-hidup.

"Ti-tidak, tapi, Ma—"

"Kalau begitu baguslah, A-Fan yang akan membereskannya," putus Nyonya Xiao tak dapat diganggu gugat.

"Ma!"

"Zhanzhan," Kali ini, Xiao Fan gantian menegurnya. "Jangan sekali-kali kamu membela laki-laki kurang ajar itu, Gege akan berikan pelajaran hingga Wang Dylan berlutut meminta maaf padamu," tekadnya bulat.

"Kalian terlalu berlebihan!" Akhirnya si bungsu berteriak karena tak tahan sejak tadi ucapannya selalu dipotong. "Terserah, lakukan apa pun yang Gege mau! Aku sedang marah, jangan mengetuk pintu kamarku sampai besok pagi!" Xiao Zhan melepas celemeknya kasar dan membantingnya ke lantai, kemudian berlari ke luar kedai dengan wajah memerah menahan tangis.

"Ck, ck, benar-benar bocah." Nyonya Xiao menggelengkan kepala melihat tingkah putranya yang satu itu. "Pantas saja, laki-laki licik itu dengan mudahnya berselingkuh selama ini. Lihat, bukankah adikmu terlalu naif?" Ia berkacak pinggang.

"Hm, yang pasti itu bukan salah Zhanzhan, Ma." Xiao Fan tentu saja membela adik kesayangannya. "Itu sepenuhnya salah Wang Dylan. Lihat saja, aku akan menghajarnya sampai tak bisa berjalan."

Semua keributan ini dikarenakan oleh video rekaman amatir mengenai perselisian Xiao Zhan dengan Wang Dylan dan selingkuhannya saat di bioskop kemarin mendadak viral di sosial media, hingga teman Xiao Fan yang mengenal Xiao Zhan segera mengadukan hal tersebut padanya.

Xiao Fan tentu saja langsung naik pitam. Ia mengabaikan jam kerjanya dan segera melesat menemui sang ibu, bahkan tanpa berpamitan terlebih dahulu pada atasannya. Baginya, tidak ada yang boleh menyakiti hati adik manis kesayangannya.

.

.

"Zhanzhan, buka pintunya, jangan buat Gege tampanmu ini khawatir," bujuk Xiao Fan dengan suara memelas sambil terus mengetuk pintu kamar adiknya. Sejak semalam, Xiao Zhan benar-benar tidak mau keluar dari tempat persembunyiannya.

"Sudahlah, biarkan saja." Nyonya Xiao mengibaskan tangannya ringan, seakan kejadian seperti ini sudah sering terjadi. "Nanti juga dia keluar sendiri kalau sudah kelaparan."

"Tidakkah Mama merasa kasihan pada Zhanzhan?" protes Xiao Fan. Ia tak habis pikir mengapa ibunya tega tidak mempedulikan anak bungsunya.

"Orang tua mana yang tidak sedih mengetahui anaknya diperlakukan buruk seperti itu," desah Nyonya Xiao dengan napas berat. Ia meletakkan benang dan jarum rajut di tangannya pada meja nakas.

Xiao Fan pun turut mendudukkan diri di samping Nyonya Xiao. Ia agak menyesal sudah mengatakan kalimatnya barusan, mengetahui ibunya membesarkan mereka dan selalu mencurahkan kasih sayang yang begitu besar pada keduanya.

"Maaf, Ma, aku hanya mengkhawatirkan Zhanzhan," ucapnya lirih.

"Ya, Mama tahu." Tangan yang dihiasi keriput itu mengelus lengan putranya lembut. "Apa daya, nasi sudah menjadi bubur. Setidaknya, A-Zhan bisa memetik pelajaran dari kejadian ini. Semoga saja nantinya dia bisa bertemu orang yang benar-benar tulus mencintainya."

Sweet Chaos [Yizhan Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang