11. Wang Family

2.7K 269 21
                                    

Xiao Zhan membuka mata keesokan harinya saat matahari telah meninggi. Tubuhnya tak lagi lengket, terbalut oleh piyama satin bersih. Tirai-tirai besar di kamar itu sudah sepenuhnya terbuka. Ruangan tak lagi berantakan layaknya kapal pecah, semua ditata rapi kembali ke tempat masing-masing.

Meski begitu, tulang-tulangnya serasa remuk tak dapat digerakkan. Beberapa bagian tubuhnya terserang nyeri hebat jika ia mencoba beranjak. Xiao Zhan menelungkupkan sisi wajahnya pada bantal. Mengingat kegiatan brutal seharian kemarin membuatnya bergidik ngeri. Suaminya benar-benar menakutkan. Xiao Zhan terisak, bulir bening mengalir dari mata bulatnya yang bengkak.

Mama, Gege, Zhanzhan ingin pulang ke rumah...

Xiao Zhan masihlah seorang pemuda berumur dua puluh dua tahun. Mental dan psikisnya belum sedewasa suaminya, ditambah selama ini ia selalu hidup bergantung pada sang ibu dan kakaknya. Sejujurnya, tak terbayangkan sedikit pun olehnya menikah di usia semuda ini, bahkan mengandung calon bayi kecil di perutnya.

Pemuda itu menangis dalam diam hingga kantuk kembali menghampiri. Dipejamkan matanya hingga ia kembali berkelana di alam mimpi.

Wang Yibo sengaja kembali pulang di sela-sela jam istirahat makan siang, walaupun meeting penting telah menunggunya dua jam lagi. Ia menyempatkan diri membeli pangsit di restoran favoritnya, oleh-oleh untuk Xiao Zhan di rumah. Ia merasa bersalah telah menggempur 'istri' mudanya itu habis-habisan selama seharian kemarin.

Sesampainya di kamar, ia dibuat terkejut melihat Xiao Zhan belum juga terbangun. Matanya masih terpejam, bulu mata lentik pemuda itu bergetar pelan dengan kening yang mengkerut, menandakan ketidaknyamanan dalam tidurnya. Napas Xiao Zhan tidak beraturan, hingga dengkuran kecil terdengar dari mulut pemuda itu. Keringat membanjiri wajahnya yang memerah.

"Xiao Zhan?"

Wang Yibo melangkah mendekat, batinnya diliputi oleh kekhawatiran. Tangan besarnya menyibakkan poni Xiao Zhan dan dikejutkan oleh sensasi terbakar saat kulit mereka bersentuhan. Xiao Zhan sedang demam!

.

.

"Bagaimana keadaan cucuku, Dok?" Nenek Wang berharap-harap cemas. Ia menyerbu masuk ke dalam kamar karena sudah sepuluh menit dokter masih belum juga selesai memeriksa Xiao Zhan. Wang Yibo mengikuti di belakangnya, tak kalah cemas.

Pria paruh baya yang merupakan dokter pribadi keluarga Wang itu menghela napas dan menggeleng. "Apakah mereka pengantin baru?" tanyanya kemudian, melirik pada Wang Yibo.

"Y-Ya," jawab Nenek Wang gugup.

"Sebenarnya berapa kali kalian melakukannya? Sebaiknya Anda berhenti jika memang pasangan Anda sudah tak sanggup," ujarnya dengan makna tersirat, yang langsung dipahami oleh Nenek Wang dan Wang Yibo.

Nenek Wang menolehkan kepalanya dengan gerakan patah-patah, sorot matanya bersinar mengerikan, membuat cucunya menatap horror. Gawat, Nenek marah besar!

"Wang Yibo, apa kau sudah gila?!" Nenek Wang mengambil sebuah guling dari ranjang, kemudian mengayunkannya kuat ke kepala cucunya. "Kau ingin membunuh cucu dan cicitku?!"

Bug!

Bug!

"Ne-Nenek, maaf, aku tidak sengaja, aww!" Wang Yibo mengangkat kedua tangan untuk melindungi kepalanya dari pukulan maut sang nenek. "A-aku tidak bisa menahannya--"

Gerakan Nenek Wang tiba-tiba terhenti. Seketika darahnya mendidih.

"ENYAH KAU DARI SINI!"

.

Sweet Chaos [Yizhan Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang