bab 10

1K 80 11
                                    

Selamat membaca

" apa maksudmu lisa ?"

" tidak ada, jadi akan kemana kita sekarang nona "

nona jennie memejamkan mata sejenak seperti sedang berusaha menenangkan perasaannya sendiri mungkin saja bukan tentang kecemburuan yang dia rasakan tapi tentang hilang harga diri bisa ku lihat kedua telapak tangan nya mengepal kuat selama beberapa saat

" dia sudah keterlaluan " desis jengkel lalu sedikit menghentak mengawali langkah berbalik menuju mobil

aku mengiringi langkah wanita itu mengantarnya ke sisi mobil membuka pintu lalu setelah nona jennie masuk kututup kembali dengan hati2

mesin mobil menyala kami meluncur meninggalkan parkiran hotel menyusuri jalanan yang cukup ramai

*******

sesuai perintah nya aku menepikan mobil di tepian jalanan yang sepi: tempat yang mungkin menjadi favorit  nona jennie untuk menumpahkan kekecewaan nya saat ini , mungkin

wanita itu berdiri bersandar , menolah kopi yang ku sodorkan setelah aku membelinya di ujung jalan sana , lalu dia hanya diam meresapi kesakitan yang membuat nya semakin mati rasa mungkin

malam ini dia begitu cantik tapi seseorang yang seharusnya memuji malah mengabaikan begitu saja

dari samping aku mengamatinya diam-diam masih mengagumi pemandangan yang sebenarnya sangat layak untuk dipuji; bagaimana rambut itu sedikit tergerai oleh angin malam nyatanya semakin menambah pesona yang dimiliki

bahu yang meski tak mendapat cahaya seolah-olah mempunyai sinar tersendiri seperti magnet yang menarik untuk di sentuh

aku tak membawa jaket sekarang jadi aku tak tahu apa yang harus ku lakukan untuk melindungi kulit itu dari embusan angin malam yang semakin dingin , maksud ku dalam balutan kemeja lengan panjang pun aku merasa merasa kedinginan bagaimana dengannya ?

" anda kedinginan nona ?" tanya ku

nona jennie menoleh dalam remang cahaya lampu jalan dari kejauhan sana, ku lihat kaca-kaca disepasang matanya. bibirnya terkatup rapat membuat wajahnya semakin terlihat menyedihkan

" yaa " sahut nya

" kita pulang sekarang ?" aku menawarkan nya

" tidak "

" boleh aku memeluk anda? "

" lisa!"

aku melingkarkan lengan melindungi kedua bahunya yang terbuka tanpa menempelkan tubuh kami tentu saja aku masih tahu batasan

nona jennie mendongak lalu saat ku tatap bibirnya lebih lekat-seperti apel yang telah dimantrai oleh entah penyihir yang mana aku benar benar lupa..... ada batasan diantara kita

aku membungkuk lalu mengecup lembut bibirnya

" lisa! " dia menarik wajah kanget

PLAKK!!

*****"****

kami meluncur pulang dalam kebisuan mataku berusaha fokus kejalanan di depan sana sementara telapak tangan terus gemetaran

aku tahu aku dalam masalah besar karna telah mencium nona jennie dengan lancang aku pun tidak tahu mengapa aku bisa seperti itu

************

bahkan saat sarapan keesokan harinya tangan ku masih sedikit gemetar karena bayangan wajah nona jennie, bayangan wajah sendu nya harum tubuh nya lalu bibir lembut yang terkecup itu tak henti berkelabatan dalam benakku

NYONYA KIMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang