Dua : Penyamaran

95 13 0
                                    

Anw, aku melakukan perubahan sedikit. Yang mendapat peran ganda sekarang hanyalah Chan dan Hyunjin aja. Aku gak tega bikin karakter Han di sini jahat :( aku lagi oleng ke dia soalnya.

•••

Di sinilah Hyunjin sekarang, bersama pacarnya memakai seragam sekolah. Sengaja tidak diantar sampai gerbang karena Hyunjin ingin melihat lihat sekolah adiknya.

Hyunjin dan Lino saling berpandangan sebelum memasuki area sekolah. Ngomong ngomong, kenapa Lino diizinkan membantu? Begini ceritanya.

Lino menghadap papa Inyeop dengan sedikit gugup, mengutarakan alasannya untuk membantu si sulung untuk mengungkap kasus Samuel.

"Om, izinkan saya ikut serta membantu Hyunjin untuk mengusut tuntas kasus Samuel"

"Lalu, dengan cara apa kamu membantu?"

Lino nampak bingung, benar juga. Ia tidak mempunyai akses lebih untuk mencari informasi lebih detailnya.

Hyunjin menyela, sudah memikirkan satu ide tak masuk akal yang ia pikirkan semalaman "Bolehkah Lino menyamar menjadi murid baru, pa?"

Papa menimang nimang, kalau misalnya pacar dari anak sulungnya menjadi murid baru, akan mempunyai peluang besar untuk segera menyelesaikan kasus ini.

"Baiklah, om beritahu ketua yayasan terlebih dahulu"

Papa Inyeop menelpon ketua yayasan yang tak lain adalah sahabat karibnya, meminta izin agar Lino diperbolehkan berpura pura menjadi murid pindahan.

Pihak sekolah terbagi menjadi dua kubu, yakni kubu yang tidak peduli lagi dengan kasus Samuel dan satu lagi kubu bawahan dari sahabat karib sang papa.

Kedua orang tua tersebut mencurigai satu orang yang sama, yang mungkin saja terlibat atau bahkan dalang dari kasus ini.

Untung saja, bagian administrasi dan segala pengurus surat menyurat berada di pihak ketua yayasan. Membuat Lino semakin mudah melakukan penyamaran.

Berita mengenai anak baru pun juga sudah tersebar, salahkan saja anak osis yang ember.

Hah, seandainya mereka tahu jika murid barunya ini sudah berusia dua puluh tahun dan sudah lulus sma 3 tahun yang lalu.

Berkali kali Lino mengucap syukur, ia semasa sekolah tinggal di kota Surabaya dan tentu belum pernah menjajakan kakinya di Jakarta. Jadi, tidak akan ada yang mengenalinya.

Banyak pasang mata yang melihat ke arah mereka, berbisik bisik siapakah gerangan samping Hyunjin sekarang. Cewek cewek langsung terpikat pada Lino dan mungkin saja langsung jatuh cinta pandangan pertama. Paras Lino yang tak menggambarkan orang berumur dua puluh tahun membuat dirinya masih sangat cocok memakai seragam sekolah.

Hyunjin merasa giginya akan kering sebentar lagi, tersenyum dan menjawab sapaan dari orang orang yang menyapanya. Huh, Hyunjin jadi rindu masa masa sekolahnya.

Hyunjin berpura pura mengobrol dengan Lino dan membantu sang kekasih mencari ruang kepala yayasan untuk diberi pengarahan. Namun sialnya, Hyunjin sama sekali tidak tahu dimana letak ruang ketua yayasan.

Panjang umur, Hyunjin dipertemukan oleh salah satu tangan kanan dari sahabat papanya. Ia mengenal beliau karena sehari sebelum sekolah, beberapa pria dewasa datang ke rumah papanya. Membiarkan Lino bersama pria itu, ia harus bergegas ke kelasnya, untung saja pria tadi sudah memberitahu letak dimana kelasnya.

"Heyoo Samuel, welcome back!" sambutan hangat menerjangnya tatkala pertama kali ia jajakan kakinya masuk ke dalam kelas baru Samuel.

Manusia imut berkacamata memeluk dirinya, siapa nama teman Samuel?

"Hai" sapa Hyunjin dengan kaku. Demi Tuhan, Hyunjin merasa canggung dan takut menimbulkan pergerakan yang mencurigakan. Bagaimana caranya ia tahu nama teman teman Samuel?

"Lo gak apa apa kan, El?" teman Samuel nampak meraba raba tubuhnya, bermaksud untuk mengecek apakah ada yang luka atau tidak.

"Eh, enggak kok. Gue gak kenapa kenapa"

"Heh Felix, itu kasian Samuelnya lo kekep kayak gitu. Kasih dia duduk dulu napa" seru teman sekelas yang lain.

Oh rupanya namanya Felix.

Felix menarik Hyunjin dan ternyata Samuel sebangku dengan Felix. Pantas saja.

Teman sekelas Samuel mengerubunginya, melontarkan banyak sekali pertanyaan.

"Udah, bubar bubar lo pada! Kasihan Samuel baru aja datang udah kalian tanyain banyak pertanyaan. Kayak wartawan aja lo pada" orang dengan badan kekar untuk takaran remaja umur tujuh belas tahun membubarkan massa yang bergerombol di meja Hyunjin dan Felix.

Ia menatap satu persatu teman teman Samuel, dan ada satu orang yang menjadi pusat perhatiannya. Hyunjin tahu jika itu adalah pacar dari sang adik.

Chan namanya, menatap teduh manik Hyunjin. Ia juga merasa jika Chan sangat merindukan Hyunjin, ralat, Samuel maksudnya.

Hyunjin jadi membayangkan, jika Chan tahu jika sebenarnya ia bukan Samuel bagaimana reaksinya? Bagaimana jika Chan tahu kalau Samuel sekarang amnesia? Duh, Hyunjin jadi semakin tidak tega dan terbesit perasaan bersalah.

Chan, gue gak maksud buat bohongin lo. Gue melakukan ini karena oknum dari pihak sekolah sudah menyebarkan rumor jika Samuel sudah ketemu.

Pelukan singkat Hyunjin rasakan, Chan menyalurkan perasaan rindu yang teramat sangat. Perasaannya lega, adiknya mempunyai kekasih yang menyayanginya.

Perasaan haru terselimuti di sekitar mereka, benar benar hangat. Pertemanan dan percintaan yang menenangkan.

"Syukurlah kalau lo kembali dengan selamat, kami panik banget waktu papa lo menghubungi kami semua tanya dimana keberadaan lo" teman Samuel berwajah imut terlihat sangat manja kepadanya.

"Gue baik baik aja, terimakasih sudah mengkhawatirkan gue"

•••

Hari pertama masuk sekolah di tahun ajaran baru membuat kakak kelas mengalami jam kosong. Dimanfaatkan dengan baik oleh teman teman Samuel.

Hyunjin meminta izin pada mereka agar ke toilet terlebih dahulu dan akan menyusul ke kantin. Tidak ke kantin, tapi ke kelas dimana Lino ditempatkan.

Sedikit kesusahan karena Hyunjin tidak tahu seluk beluk sekolah ini. Setelah berkeliling, di sinilah Hyunjin berdiri.

Berada di kelas ips lima, menunggu sang pacar keluar.

"Hai, Lino!" dalam hati Hyunjin terkikik geli, pasalnya ini kali pertama setelah mereka berpacaran, Hyunjin hanya memanggil nama alih alih dengan sebutan kak.

"Hai, Hyun-- Samuel, kenapa ada di sini?" Lino hampir saja kelepasan, ia pura pura kaget.

"Oh itu, gue tadi mau ke kantin dan sengaja keliling dulu. Mau ke kantin bareng?"

"Oh boleh deh, biar sekalian gue hafal sama sekolah ini"

Benar dugaan Hyunjin, banyak cewek cewek yang terpikat pada pacarnya. Diam diam Lino terkekeh melihat ekspresi masam dari sang pacar.

"Mau secaper apapun mereka sama kakak, pacar kakak cuma kamu aja" bisiknya pelan.

Yeah, dengan kata kata tersebut, pupus sudah rasa kesal Hyunjin.

•••

tbc

akhir akhir ini moodku anjlok, makanya kemarin kemarin gak update.

16 Juli 2023

Hope • Chanjin ft HyunhoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang