Hyunjin mengajak Lino untuk ke Depok dengan meminjam motor papa Inyeop. Untung saja mereka berdua memilih pulang paling terakhir, menunggu teman temannya pulang dulu.
"Besok kita bolos aja lah, kita amati Samuel dulu"
"Sekalian nginep ke apartemen Seungmin?" dari spion menunjukkan kalau ekspresi Lino sekarang sangat tengil, menginap di tempat Seungmin mustahil jika hanya sekedar menginap. Paham kan?
"Ish, mesum!" Hyunjin yang dibonceng pun cuma bisa mukul bahu pacarnya aja.
Suasana siang menjelang sore sedikit macet karena jam jam anak pulang sekolah. Sampai di Depok, sudah pukul tujuh malam, selain istirahat sejenak, mereka juga kejebak macet memakan banyak waktu.
Hyunjin tadi mampir ke rumahnya dulu untuk mengambil beberapa baju untuk dirinya dan sang pacar. Untung saja jarak apartemen Seungmin dengan rumahnya di Depok searah.
"Astaga! Baru nyampe udah lihat orang cipokan" gimana Hyunjin gak kena mental, dia lagi capek capeknya abis perjalanan dari Jakarta ke Depok, sampai di sini malah liat hal yang menyulut gairahnya.
Si pemilik apartemennya justru bersikap tenang, sudah biasa diciduk kayak gini sama Hyunjin. Kecuali kalau yang ciduk orang lain, baru Seungmin ngerasa malu setengah mampus.
Chris dan Lino layaknya orang bertelepati, sama sama melempar seringai ke pacar masing masing.
Seungmin membalas seringai pacarnya dengan mata berbinar, malam ini ia ingin menghabiskan satu malam bersama sang pacar.
Beda Seungmin, beda Hyunjin, cowok itu malah memasang wajah waspada. Bukan takut dimacam macamin, namun lebih ke dijahili oleh pacarnya. Terakhir mereka berempat sex bareng, malah ketiga orang itu sama sama bermain dengan tubuhnya.
"Seung" Hyunjin ingin mencegah Seungmin pergi, namun ia tak berdaya saat tubuhnya didudukkan ke dalam pangkuan sang dominan.
Satu persatu kancing seragam Hyunjin dibuka, kaos putih polos disingkap dan memperlihatkan puting kecil menggoda.
"Jangan berontak, atau kakak libatkan mainan yang mampu membuat kamu terbang tinggi di atas awan" peringatan dari Lino bikin Hyunjin meneguk ludahnya kasar, ia lupa jika di sini Seungmin punya mainan lengkap.
Hyunjin berusaha menahan desahannya ketika lidah itu menyapu permukaan pipinya, mengecup singkat bibir kenyalnya, lidah Lino menari nari di atas kulit wajahnya menciptakan sengatan kecil membuat Hyunjin melayang.
Dada, perut, leher, bahu, semua terjamah. Meskipun pelan, setiap gerakan yang dibuat Lino sudah lebih dari cukup untuk membuat Hyunjin berantakan.
Karena ketidaksabaran Hyunjin, cowok manis itu turun dari pangkuan sang dominan lalu melepas semua celananya, memperlihatkan area privasinya yang berdiri tegak melawan gravitasi.
Lino suka saat Hyunjin berantakan, suka melihat Hyunjin tidak sabar untuk segera ia puaskan. Si manis hendak berjongkok, namun Lino mencegahnya.
"Kakak pengen langsung masuk"
Hyunjin kembali duduk di pangkuan pacarnya, sedikit menggoyangkan pantatnya untuk memancing benda tak bertulang itu untuk bangun.
"Okey, mari bermain. Sepertinya kucing kecil ini sudah tidak sabar"
•••
Menggeliat di balik selimutnya, seenggok daging mengerang pelan ketika ia berpindah posisi. Pantatnya bergesekan dengan selimut membuat rasa nyeri itu datang.
"Selamat pagi, pacarku" tanpa ada rasa bersalah, Lino melempar senyum yang menurut Hyunjin sangat menyebalkan.
"Bacot kak! Pantatku perih huhuhu"
Lino menyibak selimut menutupi tubuh mereka, menjilat bibir bawahnya melihat tubuh polos sang pacar terekspos di depan matanya.
"No! Gak ada jatah buat morning sex! Tadi malem kan udah, sampe lubangku kebas"
Sang dominan cuma menggaruk tengkuknya "Oke oke, kakak gak minta lagi"
Hyunjin turun dari kasur dengan tertatih tatih, badannya lengket karena kegiatan panas yang mereka lakukan.
"Berkenan mandi bersama?"
Yeah, kalian tahu apa yang terjadi selanjutnya.
Harusnya Hyunjin menolak, harusnya Hyunjin tidak membiarkan Lino menggempurnya lagi. Sekarang lihat dirinya, susah berjalan, padahal ia, Seungmin dan Chris tengah mengamati daerah yang Hyunjin yakini sebagai jalan menuju tempat tinggal sementara Samuel.
"Eh Hyun, itu kayak Samuel" seruan Seungmin menarik perhatian ketiga orang tersebut, berjarak beberapa meter dari posisi mereka, terdapat ibu dan seorang anak remaja laki laki sedang menenteng tas belanjaan.
"Samuel" ucapnya lirih
"Jangan kesana sayang, belum waktunya" tegur Lino saat merasakan Hyunjin akan turun dari motornya.
"Bener kata Lino, kita amati dulu. Kalau lo samperin dia, percuma. Dia gak kenal lo" tambah Chris
Benar, harusnya Hyunjin tidak gegabah, harus bisa menahan diri untuk tidak memeluk tubuh kecil adiknya, harus bisa menahan untuk tidak melontarkan pertanyaan kecil seperti bagaimana kabarmu? kamu baik baik aja kan?
Hyunjin rindu adik kecilnya.
Ibu dan anak itu semakin dekat dengan jarak mereka, ketika sudah benar benar sangat dekat, Hyunjin melihat ibu itu seperti menatapnya dengan iba, dan teduh.
Apa maksud dari tatapan itu?
"Samuel" hatinya semakin sakit, melihat sang adik melewatinya tanpa menyapa.
Bajingan itu memang harus dimusnahkan.
"Secepatnya kakak akan membongkar siapa dalang dari kasus ini, dek"
•••
tbc
alasan pendek? aku kehilangan semangat untuk menulis.
semenjak dia pergi, aku seolah olah udah gak minat lagi bikin cerita.. tapi aku paksain, karena setiap buka akun lamaku, rasanya aku sangat sangar rindu dengan tokoh ciptaanku sendiri.
emang di akun lama aku sering ngaret untuk update, tapi setelah putus dari dia, rasanya aneh.
yang aku rasain, bukan hanya sekedar rasa malas atau buntu ide, tapi bener bener gak ada semangat lagi...
31 Juli 2023
KAMU SEDANG MEMBACA
Hope • Chanjin ft Hyunho
Fanfiction"Tolong, bawa aku pergi dari sini" Kalimat yang selalu Samuel lontarkan setiap kali dirinya mendapat kekerasan fisik dari orang suruhan rekan bisnis papanya yang telah menculiknya. Hilangnya Samuel membuat Hyunjin harus menyamar sebagai sang adik...