Aku gak ngasih jadwal pasti update cerita ceritaku hari apa aja, tergantung otakku dapat idenya di cerita apa.
•••
"Jadi gini rasanya menghabiskan masa masa sma bareng ayang? Walaupun cuma menyamar, kenapa rasanya luar biasa."
Lino beberapa kali mengambil gambar, hanya sebagai bentuk kenang kenangan. Kegiatannya sedikit terganggu karena satu panggilan dari Chris.
Tanpa mengulur waktu, Lino langsung mengangkatnya "Halo Chris, ada apa?" ia melihat ke arah sekitarnya, ah sial jarak dua tempat duduk darinya adalah segerombolan murid murid perempuan.
"No, ada satu informasi yang gue dan Seungmin dapat, tentang Samuel" dari seberang telepon, sudah sangat jelas jika suara Chris sampai bergetar membuat Lino bertanya tanya ada berita apa tentang Samuel.
"Bentar Chris, gue pindah dulu." Lino memilih mengasingkan diri sedikit berjauhan dengan murid murid lain. Ia memilih duduk di pinggir trotoar melawan teriknya matahari. "Udah, lanjutin"
"Gue dan Seungmin tadi berinteraksi sama Samuel. Dia ternyata kerja di salah satu toko kelontong, yang gue curigai toko tersebut milik keluarga angkatnya. Gue tadi sengaja pancing Samuel, bilang kalau wajahnya mirip sama temen gue dan respon Samuel seolah olah penasaran. Lo tahu? Seungmin tadi nunjukin foto Hyunjin dan cukup bikin Samuel sakit kepala"
Keterangan dari Chris membuat matanya melotot "Jangan dipaksa dia buat lihat foto Hyunjin lagi, itu bakalan terhubung sama ingatannya lama. Jangan sampai Samuel tumbang karena terus didesak buat inget semuanya"
Lagi dan lagi, kegiatannya selalu diganggu. Ia menghadang satu mobil yang ternyata mobil milik keluarga Hwang.
•••
Hyunjin tengkurap sambil tangannya sibuk membuka kulit kacang dan matanya sibuk melihat siaran televisi, sedangkan Lino sibuk mengelus betis pacarnya. Tangannya gatal ingin meremat bongkahan kenyal di depannya, tapi pencitraan dulu menjadi pacar yang baik. Maklum, sampingnya ada Papa Inyeop yang juga ikut bersantai.
"Sayang, tadi kakak ditelpon Chris katanya dia sama Seungmin tadi nunjukin fotomu ke Samuel"
Perkataan Lino membuat Hyunjin menoleh "Maksudnya?"
"Ternyata, Samuel kerja di toko kelontong dan kayaknya itu milik keluarga yang udah nolong dia. Tadi Chris iseng nanyain muka Samuel mirip muka temennya, lalu sepertinya Seungmin yang menunjukkan fotomu untuk sebagai bukti."
Tak lagi rebahan, Hyunjin mengubah posisinya menjadi terduduk "Sebagai pancingan memorinya?"
"Niatnya gitu, tapi setelah itu Samuel ngeluh sakit kepala."
"Samuel jangan terlalu dipaksa untuk mengingat nak, biar ingatannya pelan pelan kembali" ucap papa ikut kedalam obrolan.
"Oh iya Hyunjin sampai lupa, hari ini Hyunjin baru tahu satu fakta pa" ia lirik sebentar ke arah papanya "Ternyata sebelum Samuel hilang, dia menjadi korban pelecahan dan perundungan. Tadi Hyunjin gak sengaja dengerin para pelakunya bahas keanehan kenapa Samuel biasa aja ketika berpapasan dengan mereka. Mereka hampir mencurigai kalau Samuel yang disekolah itu bukan Samuel, tapi Hyunjin. Hyunjin gak bisa lihat wajah wajah para pelakunya, yang Hyunjin yakin berjumlah tiga orang. Gimana Hyunjin bisa tahu dan gak dicurigai lagi?"
Fakta itu menggegerkan papa dan Lino, mereka terkejut bukan main.
"Nak, adikmu sempat menjadi korban perundungan saat kelas sepuluh tahun. Setiap pulang sekolah selalu diam dan jarang keluar kamar, satu hari papa pernah pergoki lengan dia lebam dan papa desak Samuel untuk bercerita. Papa marah, anak papa jadi korban perundungan. Papa lapor ke pihak sekolah dan pelaku perundungan Samuel sudah di drop out." ujar papa dengan raut sedih
KAMU SEDANG MEMBACA
Hope • Chanjin ft Hyunho
Fanfiction"Tolong, bawa aku pergi dari sini" Kalimat yang selalu Samuel lontarkan setiap kali dirinya mendapat kekerasan fisik dari orang suruhan rekan bisnis papanya yang telah menculiknya. Hilangnya Samuel membuat Hyunjin harus menyamar sebagai sang adik...