Presensi itu telah terlihat oleh shaka, peresensi wanita yang telah dicari nya tadi itu tengah tertidur tak berdaya dengan kepala yang bersimpah darah
dengan tergesa tubuh jangkung shaka langsung menghampri rachel, mengangkat pelan kepala yang telah bersimpah darah itu agar bertumpu didada bidang miliknya
Lantas shaka segera menepuk pipi gembil rachel, berharap bahwa gadis ini masih bisa merasakan tepukan diarea pipinya
disisi lain rachel terlihat sedang membuka paksa kelopak mata yang telah tertutup itu
hingga memperlihatkan presensi shaka, perlahan guratan senyum dari bibir rachel perlihatkan agar shaka tak terlalu khawatir melihat keadaannya,
"jangan nangis" lirih rachel pelan
"maaf" hanya itu kata yang bisa dilontarkan shaka saat ini,
namun shaka kembali dibuat khawatir ketika kelopak mata itu kembali tertutup disertai dengan senyuman yang mulai memudar
"rachel, ra gak ra kamu harus tetep buka mata kamu ra" teriak shaka brutal menepuk nepuk pipi rachel berharap kelopak mata itu kembali terbuka
" kok gini sih ra? ra bangun ra, please bangun saya janji bakal selalu ada disisi kamu ra" lirih shaka semakin gusar
Sementara dimam yang sampai lebih dulu langsung menghampiri shaka menepuk bahu pria itu agar kembali sadar
"gak ada gunanya kalau lu tetep nangis begini sa, mending kita segera bawa rachel ke rumah sakit agar rachel bisa mendapat pertolongan pertama"
Seolah kembali tersadar, kini shaka langsung mengangkat tubuh rachel yang tak sadarkan diri itu dan berlari keluar dengan dimam dibelakangnya
Sementara bagus yang berniat menyusul, menyempatkan diri untuk menepuk bahu haikal yang terpaku sejak tadi guna menyadarkan kembali laki laki itu, dengan memberikan sebuah memory ke tangan haikal
"gue tadi pergi keruang pengawas untuk liat cctv, dan benar saja saat itu gue langsung ngeliat rachel yang udah tergeletak di gudang, dan lo tau sebelum kejadian itu gue liat kekasih lo dira yang ngelukain semua ini" jelas bagus mengutarakan maksudnya dihadapan haikal yang kini terlihat tak percaya
KAMU SEDANG MEMBACA
RASA (Radar Berujung Sadar)
Fiksi RemajaBelum sempat semua terucap Masih sebatas sampai pada niat yang membuat kita semakin akrab Lalu hilang dalam sekejab. "Ra" Sekarang aku sadar kita tidak lagi berdiri diatas garis bertuliskan teman Namun semakin mengarah pada rasa nyaman. "sa"