Orang yang sama

91 2 0
                                    

Mendung di kota ini sangat membuat diriku tak bersemangat entah apa yang membuatku harus berpikir bahwa manusia butuh beraktivitas. Sudah berapa lama dinding kos ini kupandangi nyatanya tidak ada yang berubah. Padang adalah kota panas yang ku kenal selama berada disini, di kota ini lah aku menemukan orang yang sama dengan seseorang yang dulunya pernah mengusik pikiranku di tanah kelahiranku. Pikiranku yang bercampur aduk antara marah, rindu, dan bahagia akhirnya Tuhan mempertemukan aku lagi dengannya yang mana dia adalah idolaku. Dia adalah Filo Aseptian yang menjabat sebagai wakil ketua Bem di kampusku sosok pria yang tegas, cuek, simple, humble dengan orang yang dikenal, dan dia memiliki teman yang selalu membuat dia bisa tertawa bahagia. Panggil saja bang Asep yang saat ini berusia 24 tahun. Dengan umur yang dewasa membuat dia lebih logis berpikir dan bertindak.

Layaknya paparazi aku mencari informasi dan mengagumi dirinya ,dia suka melukis, montir, bisa musik , dan dia multitalen. Betapa waktu demi waktu kutelusuri idolaku ini mulai dari fb, wa, dan ig sekalipun. Semuanya aku lakukan sekedar menutup rasa ingin tahu yang tinggi.

Flash back 8 bulan yang lalu

Aku memulai kehidupan masa depanku di kota padang pada tanggal 23 september2022 , dimana saat itu aku menjadi maba pada salah satu kampus swasta di kota ini . Awal yang sangat bagus aku bisa mengenal lingkup baru hanya saja, aku sangat sulit beradaptasi di lingkungan yang baru. Kampus ini pertama kali jadi saksi bahwa  Gea Amelian menggapai cita-cita . Pada saat pkkmb aku banyak belajar cara komunikasi, adaptasi, dan dapat teman yang baik.

Pada tanggal 23-24 september itu aku disibukkan dengan persiapan pkkmb mulai dari bangun shubuh, sholat, dan siap-siap ke kampus dengan bella. Ada rasa senang, membosankan, kesal dan sedikit malas menatap orang lain. Lalu pulang dengan wajah hancur, bau keringat, capek dan lelah ku keluhkan. Hari demi hari kulalui dengan semangat, belajar untuk bisa beradaptasi dengan sekitar.

Pada saat evaluasi buku suci aku malu banget karna pake baju warna kuning mana yang datang itu satu angkatan " yah nge jreng warna baju ku" aku malu. Wajah sudah merah nahan malu kepala nunduk habislah hariku ini dan banyak yang manggil " baju kuning penamu jatuh". Dengan kepala menunduk aku melihat ke arah penaku jatuh dan aku segera mengambilnya, Di bariskan pada sore hari di lapangan kampus membuatku bosan seketika . Tidak ada lagi pandangan ceria dengan mode cool , diam mendengarkan apa saja yang senior sampaikan. Pada saat pembubaran barisan, dimana semua bp 22 di suruh salaman dengan senior terlebih dahulu dan aku udah balik badan jalan keluar lapangan tiba-tiba ada abang senior rambutnya gondrong gitu, tapi ga nampak jelas orangnya  manggil aku " yang pakai baju kuning" refleks aku pun menoleh ke belakang karena aku yakin tidak ada lagi manusia yang memakai baju kuning selain aku, aku jawab " ya bg" , dia respon " kamu anak TP?" (antara serius tapi nahan ketawa). Lalu aku menjawab " bukan bg ank Tl" (dengan sedikit senyum sopan). Abangnya respon lagi " oo bukan ya". Lalu aku berlari keluar lapangan mengejar bella yang sudah menunggu di luar lapangan. Pulang dengan malu adalah first ekspresi yang langka bagiku dan aku baru sadar bahwa abang yang memanggil aku tadi ialah wakil ketua bem di kampusku yang aku idolakan. Singkat pertemuan itu mengingatkan ku dengan dia yang kutemui di kota kelahiranku dan aku yakin dia orang yang sama.

Wakil Bem Rasa IdolakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang