Awal Akrab

67 2 0
                                    

Awal komunikasi itu pada bulan februari 2023 dan itu di Instagram karena aku sering like postingannya. Sampai dia bertanya dengan memakai bahasa minang dan untungnya aku paham . Walaupun aku berdarah minang sayangnya aku tidak fasih menggunakan bahasa itu dalam kehidupan sehari-hari.

Di Instagram itulah mulai kenal, mulai akrab, mulai aku banyak bicara dan ini aneh. Terlalu percaya dengan orang baru itu hal yang patut di pertanyakan sampai bilang sama diri sendiri " mu kok percaya aja sih mel? dia itu orang baru" . Aku tidak tahu apa yang ada di pikiranku saat ini disaat aku belum bisa menerima laki-laki berada di sekelilingku dan menurutku dia beda. Bang asep yang baru beberapa bulan ini mengusik pikiranku dan sempat bertanya-tanya " ini orang siapa sih mel? ganggu pikiranmu terus. Aku harus menyelesaikan hal ini sebelum terlambat".

Tidak buruk berkomunikasi dengan orang baru terutama bang asep, dia memang cuek tapi sefrekuensi dengan pikiranku, mulai tukar cerita. Walau tidak banyak namun, saya sadar manusia tidak harus dengan pikiran yang lama terus mel.

Sebulan dari kenalan lewat instagram itu karena aku tidak paham dengan duniaku aku mulai berbagi cerita dengan sahabatku lativa. Orang yang paham duniaku, orang yang selalu tahu apa yang aku rasakan, baik suka, dan duka. Mulailah aku izin menginap dirumah tipa walau sempat ditentang papa mama. Sebenarnya orang tua kami itu bersahabat dimana papa tipa adalah sahabat baik papaku dari lama.

Aku mulai membujuk mereka " ma pa iya bentar kok nginap, kapan lagi kesana kan? Jarang-jarang iya kesana pa dan keluar rumah aja dilarang terus. Ayolah pa kan sekarang tuh malam minggu besok juga minggu (dengan ekspresi pupy eyes) janji deh iya makan disana dikit kok ga banyak-banyak." Sebenarnya jarak rumahku dan rumah tipa itu dekat cuma 2 km namun kawasan rumahku jauh 2 km dari pusat kota dan termasuk kawasan dengan adat kental dimana anak perempuan dilarang keluar malam karena takut terjadi hal yang tidak diinginkan. Kawasan rumahku ini cukup terpelosok mungkin tidak terlalu namun banyak hewan liar (kebanyakan hewan disini ada ular berbisa, pig, monkey) kalau ini memang ada dan sedikit angker kata orang mulai malam sampai shubuh (ada yang nampak poci , harimau tanjung/ manusia berwujud harimau), aku tidak percaya karena belum melihat secara langsung . Itu juga alasan orang tua tidak memperbolehkanku keluar rumah baik siang maupun malam kecuali memang ada hal penting.

Balik lagi adegan izin menginap di rumah tipa belum selesai dan akhirnya papa respon "oke, tapi capek kau pulang ya" (cepatmu pulang ya). Dengan ekspresi bahagia tak terkira seperti anak kecil tapi tidak apa-apa sepadan dengan hal yang aku inginkan. Yang mereka takutkan aku menginap dirumah tipa itu bukan karena aku perempuan (mereka tahu aku setengah jiwa laki dan perempuan) melainkan makanku, kalau dirumah makanku terjamin karena aku hobby makan tapi okelah dari pada tidak dikasih makan. Aku menginap juga mikir tidak mungkin makan banyak karena masakan mama ernalah yang the best dan aku juga tau kehidupan keluarganya. Kami berdua terlahir dari keluarga yang sederhana dan alhamdulillah kami punya orang tua yang hebat bisa mendidik anaknya ke jalan yang benar. Cukup yang tahu-tahu aja aku ini tidak bisa membawa motor dikarenakan trauma yang mendalam aku sempat jatuh untung saja selamat walau kaki yang menggenaskan. Dari sana aku selalu pakai fasilitas umum kemanapun itu, aku yakin suatu saat aku akan takhlukan trauma ini. Jreng-jreng sambil menunggu ojek di depan rumah aku sudah bersiap-siap dengan tas hitam kesayangan dan bisa dibilang tas ajaib segalanya ada canda hehe.

Ojeknya datang bilang "mau kemana iya". " mau kerumah kawan om" jawabku cukup kalian tahu orang semuanya pada kepo , ini yang tidak aku suka saat keluar rumah, keluar dikit laporan ada terus, mau pergi main jauhpun kalo ketemu kawan pak Firda dan ibu erna aku bisa apa.

Bapak ojeknya langsung tancap gas menuju tujuanku. Dalam perjalanan aku berdoa semoga selamat . Angin sepoi-sepoi meniup jilbabku hingga menutupi wajahku, sedikit susah dengan hijab karena belum terbiasa tapi tidak apa-apa hijrahku menuju akhirat gass poll. Kesannya aku ini lebay kalian salah mengira kalau begitu, saya akan lebay cuma pada keluarga dan sahabat saya saja. Tak berapa lama kira-kira 15 menit dengan ojek aku cukup berterimah kasih pada tuhan karena masih di berikan nyawa sampai di rumah tipa, cukup sadar diri aku membayar ojek dan bilang " makasih om, akhirnya iya sampe ". "Sama-sama" kata bapaknya.

Wakil Bem Rasa IdolakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang