Lanjut

8 1 0
                                    

Disini aku paling banyak ngomong, aslinya paling diam. Itu semua tergantung siapa yang menjadi lawan bicara.

Bg Asep I,  kata kawanku "bg asep ,bg asep, bg asep trs mel, yang lain kek".

Aku punya hak untuk berkomunikasi dengan siapapun itu. November bisa dibilang november  rain.

Mengeluarkan banyak air mata, kehilangan, dan berantem dengan kak fina. Keluarga adalah hal yang terpenting dihidupku. Omong-omong soal keluarga, keluargaku tidak seceria lingkup keluarga bg asep. Namun keluargaku adalah rumah pulang terbaik.

Lagi-lagi maafkan amel bg, amel ini orangnya suka repotin walau kata abg "abg g merasa direpotkan, santai aj".

Hari itu tanggal 09 November 2023 pada jam 22.28 dia bilang
"Oiya td abg nemu ini dijalan dkt kantin. Barangkali ini punya kawan amel atau bp 23".

Insiden jam itu langsung aku tanyakan pada kawanku yang satu kosan dan ga lupa juga maba 23. Mereka bilang ga ada kehilangan jam tangan, akhirnya aku menanyakan pada teman seangkatanku dari jurusan Teknik Industri.  Aku yakin dia yang kehilangan dan memang benar jam tangan yang ditemukan bg asep adalah jam tangannya. Setelah itu dll, aku sempat ngabarin bg asep perihal jam tangan lewat telpon. Telpon itu belangsung selama 1 jam 59 menit 47 detik.

Kebiasaanku kalau ngomong gitulah suka lupa. Padahal yang mau dibahas cuma jam tangan eh kepleset ke topik lain mulai dari gitar, kampus,  lagu (kalau lagu aku ingat melawan lupa dll). Ganggu bg asep yang ada aku ya.

Keesokkan harinya tanggal 10 november 2023 ,perihal jam tangan itu aku ngasih no bg asep pada kawanku yang kehilangan jam tadi, biar mudah, dan konfir pada bg asep juga dia ada dimana (kiranya dia lagi bimbingan revisi skripsi).  Akhirnya selesai hari itu tepat pada hari jum'at.

Tanggal 11 November malam jam 22.26 7 aku dapat chat dari adekku yani.  Chat itu menoreh luka di hidupku, kakak dari papaku menghembuskan nafas terakhir. Posisinya waktu itu aku lagi main Uno bareng bella, dela, adel, dan rada. Langsung berhenti main, panik, dan langsung nelpon mama sambil nangis.  Aku bertekad untuk pulang pada malam itu juga, aku coba hubungi travel biasa kiranya ga ada jadwal malam. Aku juga mencoba hubungi abg sepupu yang di padang,  kiranya abgku lagi di batu sangkar.

Akhirnya pada jam 22.40 minta tolong bg asep mana tau dia punya kenalan travel yang bisa malam untuk ke swl. Merepotkan bg asep lagi. Sayangnya aku takut untuk menghubungi travel itu,  karena sudah larut malam.  Akhirnya aku pasrah yang bisa aku lakukan cuma nangis. Lebay ya cengeng.

Tepat keesokkan harinya tanggal 12 November 2023 aku pulang dengan travel jam 08.00. Aku takut ga bisa lihat beliau untuk terakhir kalinya, ternyata memang benar..travel yang membawaku malah makin lama. Seharusnya aku bisa sampai jam 12 di sawahlunto malah menjadi jam setengah 2. Ga ada kepikiran untuk pulang kerumah, aku cuma naruh tas dan langsung pergi kerumah kakak papaku.  Aku kecewa karena memang ga bisa melihatnya untuk terakhir kali. Beliau dimakamkan pada jam 13.00 Wib,  aku telat setengah jam. Rencana mau video call dulu pada saat itu namun aku tidak memiliki kuota. Sakit, kecewa dengan diri ini.

Dari padang aku ga ada makan sama sekali. Rasa lapar itu hilang dan dirumah itu aku memeluk sebut saja "uning" istri dari "pukning"(kakak papaku).  Uning nangis ,aku ga bisa bantu apa-apa. Nyesek inget kehilangan, untuk kesekian kalinya ditinggalkan oleh orang yang aku sayang. Aku ga bisa lihat makamnya karena tempatnya lumayan jauh dari rumah uningku.

Kakak sepupuku anak dari uning itu mengurung diri dikamar, nangis. Aku ketemu mama disana (pada saat aku di jalan mama bilang "cepat iya sblm jam 12 usahakan sampai ya"). Hingga magrib aku dan mama memutuskan untuk pulang kerumah. Papaku sudah pulang lebih dahulu. Jarak rumahku dan uningku itu sekitar 6 Km, untung saja ada saudara  mau pulang jadi bareng karena searah.  Sampai rumah jam 7 kurang. Betapa lelahnya aku hari itu.

Perutku lapar akhirnya makan dan langsung nemui papaku yang bersandar di ruang TV. Papa kehilangan kembarannya. Biasanya beliau tidak pernah menangis,  detik itu aku menyaksikan beliau berlinang air mata. Sakit rasanya menyaksikan hal itu, aku belum sanggup kehilangan lagi. Jadi paham kan mengapa aku paling takut perpisahan.

Karena aku mau UTS, tanggal 13 november aku kembali lagi ke padang. Rumah pada saat itu hanya tempat menginap, mama paginya sibuk mengurus barang yang mau aku bawa. Aku kalau pulang mama pasti orang yang paling sibuk. Aku berangkat dengan travel jam 8 pagi, pamit dengan papa mama dan kedua adekku. Sampai di padang jam set 2 siang. Aku lelah, capek, dan aku ga mau bicara apapun.

Bg Asep  bilang pada jam 21. 17

"Amelll
Santai se samo abg mel
Abg cman pengen hiduik baguno untuk urang bnyak se nyo mel. Jadi ndk usah bapikia labiah.
Amel pun bisuak pasti marasoan apo yg abg smpaikan kini.
Iyaa dedeeeeeeek
Jadi santai se lah. Lagian abg pun ndak ado maraso repot dan direpotkn do mel"

Dari sana aku belajar lagi, dia orang baik. Takut ada perpisahan nanti dengannya. Maka dari itu aku sering diam kalau ketemu dengannya, nahan nangis. Takut kalau bicara malah ga bisa nahan nangis.

Mkasih bg asep, hari itu anda membagi pembelajaran yang berharga. November nyakitin buat saya sekaligus mengajarkan saya bahwa manusia pasti akan kehilangan.

☔☔☔☔☔☔☔☔☔☔☀☀☀☔⚡⚡⚡⚡⚡🌁🌁🌁🌁🌁🌁🌁🌁🌁

Wakil Bem Rasa IdolakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang