Kampusku Rumahku

15 1 0
                                    


Seperti judul ftv namun ini bukan soal cinta manusia melainkan cinta kertas. Bang asep lebih suka mengerjakan skripsi di luar rumah alasannya biar fokus. Luar rumah baginya adalah sesuatu hal yang biasa dan dia juga jarang nginap di rumah. Kampus adalah tempat paling tenang untuk mengerjakan skripsi. Aku ingat bulan juli lalu tanggal 29-30 dan memang gila sih sampai lembur skripsi di kampus. Kalau tidak salah aku, adel, dan bella lagi mengerjakan tugas besar gambar teknik. Bang asep chat dan sempat nelpon kebetulan aku tidak mengaktifkan hp. Sadar dia ngechat itu pada saat aku buka wa web pada laptop, takut penting mana dia nelpon itu tengah malam masa peralihan tgl 29-30. Aku telpon balik kiranya dia menyuruhku mengingat nomor seri dengan suara khasnya dan aku tidak tau juga nomor apakah itu (61740198). Dia juga meminjam pencas hp Tipe C dan aku tidak punya pencas itu akhirnya aku meminjam lewat rada buat bang asep. (Pada saat chatting ini aku tahu sebelumnya bang asep chat putri dan putri bilang paginya). Rada pada saat itu debat dulu denganku.

Aku berjalan menuju kamar rada lalu mengetuk pintu kamarnya.

"jok dah tidur?" (kamu dah tidur?) kataku.

"masuk lah mel" respon rada .

"dikunci pintumu ini" aku yang menunggu di luar.

"ntar mel" rada membukakan pintu kiranya sedang nelpon orang ga tau siapa.

"boleh pinjam pencas hpmu rada?"

"untuk siapa mel?" rada tau kalau penghuni kos ini yang pakai casan itu hanya putri dan dela.

"untuk bang asep"

"mel nantik ga di balikin"

"dibalikin kok rada, nantik kalau ga dibalikin aku tanggung jawab deh".

"ga dibalikin entar" dia ragu meminjamkannya.

"dibalikin kok tenang aja, bang asep lagi ngerjain skripsi di kampus gedung 2. Boleh ya?...ntar amel tanggung jawab. mu percaya aku kan?, kak arnil bang asep kalau minjam langsung dibalikin kan??".

"balik-balik kok" kata kak arnil meyakinkan rada.

"okeh, tapi mu balikin ya.. Kalo ga aku minta samamu".

"aman-aman kalau soal itu, makasih rada". Aku langsung keluar kamarnya ga lupa menutup pintu. Lari menuju kamar, langsung pake hodie hitamku dan chat bang asep lewat laptop "udah bang"

Awalnya itu aku sudah turun kebawah untuk mengantarkan pencas hp dan berpapasan dengan dela yang mengambil kertas kalkir dari refky lalu nanya "kemana mel?".

"ngantarin pencas del".

"buat siapa??".

"bang asep".

"bang asep??? ..ga ada kelihatan tuh" dia langsung kekamar.

Aku langsung turun tangga kiranya ada papa vioni yang baru keluar dari kamar langsung ke pagar.

"pagar udah om kunci, tadi siapa tuh mel".

"dela om ambil kertas dari refky om"

"kamu kemana tuh??" dicurigai papa vioni karena sehari sebelumnya aku khilaf izin keluar malam buat beli makan malah ga bawa apa-apa (sebenarnya bawa rokok dan aku sembunyikan di dalam kantong hodieku".

"oo ini om ngantarin pencas buat kawan, ntar dia datang ke depan" jawabku

"ooo gitu mel, om masuk dulu ..pintu di atas jangan lupa kunci"

"baik om"

Aku yang menunggu ini orang kok ga muncul-muncul ya?. Aku lupa bilang sama bang asep kalo sudah di bawah. Aku lari ke kamar lalu chat bang asep kalau aku sudah di bawah. Keluar kamar aku sempat lari-lari dan buka pintu utama. Melihat dari kejauhan aku yang turun tangga perlahan menunggu wakil bem sampai di gerbang bawah. Entah mataku yang salah lihat apa gimana dia berjalan dari gedung 2 menuju kosku dan lebih menariknya kakakku ini keren memakai baju hitam apa putih ya 🤦🏻‍♂️ (aku lupa) dia memakai sarung kelihatan vibes sholehnya (jarang-jarang orang mau pakai sarung ya). Turun dari anak tangga terakhir aku langsung menuju pagar yang sudah dikunci dan mengeluarkan pencas dari kantong hodieku lalu menyelipkan tanganku pada sela-sela pagar lalu menyodorkan pencas. Aku bilang "ngapain di kampus malam-malam". Lalu dia mengambil pencas hp yang aku sodorkan.

Dia tidak merespon sama sekali hanya bilang pas aku sudah di anak tangga "pinjam dulu pencasnya ya"

"kabarin aja bang" responku.

Lalu aku langsung berjalan menuju kamar tepat di depan pintu utama aku ngelirik bang asep yang lagi jalan di depan SD yang buram hanya menampakkan orang lagi jalan pakai baju hitam.

Sampai di kamar aku langsung buka wa webku kiranya bang asep chat. Tandanya ini orang sudah sampai di kampus. Bella yang duduk dikursi balkon lagi sibuk nelpon doi juga adel lagi sibuk dengan tubes (adel kalau nugas denganku debatnya panjang sebenarnya bukan debat hanya diskusi sharing pendapat sesuai panduan tugas dan google).

Bg Asep I
Online

Abg pakek dulu ya
Besok sebelm pulng abg balikin
(abang pakai dulu ya, besok sebelum pulang abang kembalikan)

Siiap bg

Send a picture (foto bhn skripsinya diatas meja)

Tadi nnya abg ngapain dikmpus kn
(tadi nanya abang ngapain di kampus kan)

gilak niat kali (gila niat sekali)

Send a picture

Nih

Blabla

Keesokkan harinya

Aku bangun shubuh langsung sholat dan mandi lalu menyempatkan diri untuk melihat sunrise. Pagi itu aku, rada, adel, dan bella berniat mengerjakan tubes yang belum selesai. Selesai dengan urusan bersih-bersih kamar aku dan bella langsung duduk dikasur. Sekitar setengah 10 aku ingat kalau rada memerlukan charger untuk mengecas hpnya. Aku bertanya pada bella.

"bell apa bilang mah bang asep ya soal pencas rada?"

"tanyain aja sudah siap belum abangnya pakai pencasnya "

Akhirnya aku menanyakan pada bang asep blabla dan akhirnya bang asep nelpon aku dia bilang "abang baru bangun".

Kaget juga ini abang-abang baru bangun. Intinya ditelpon itu dia bilang nanti bilang ya kalau sudah di bawah ya. Cukup lama ini kok ga muncul-muncul ya. Aku lupa bilang lagi wajar saja abangnya diam.

pas ditelpon.

Bang asep bilang lagi

"mel udah dibawah?? "

"sudah bang"

"nanti abang ga bawa hp ya"

Akhirnya bang asep muncul dari gedung 2, disana dia lagi jalan menuju kosku. Aku langsung menuju pagar yang sudah terbuka dan menunggu bang asep yang beberapa langkah lagi sampai didepanku. Abangnya datang pakai baju hitam, celana hitam, mata lelah, wajah pucat, dan memegang rokok yang menyala. Bang asep memberikan charger yang dia pinjam semalam. Lalu aku bilang "makasih" sambil tersenyum singkat, abangnya  langsung kaget gitu g bisa ngomong. Lalu abangnya putar badan menuju kampus dan aku bilang "abang kayak orang linglung" abangnya dengar atau tidak aku juga tidak tahu ya. Aku langsung menuju kamar, bayangan bang asep yang wajahnya kelihatan lelah. Tapi tetap ganteng kakakku ini baru bangun tidur ya orang ganteng mah beda. Aku yang lupa hpku kok ga mau hidup ya, aku lupa bahwa hpku tidak bisa mematikan telpon wa dari orang lain, dan solusinya ya harus dimatikan oleh bg asep.

Aku tidak tahu apakah obrolanku dengan adel juga rada terdengar olehnya. Yang pasti mereka sedikit lontarin candaan tentang bang asep dan aku juga sempat kesal dengan tubesku yang belum siap-siap. Telpon yang belum mati akhirnya aku buka wa web dilaptop minta bang asep mematikan telpon. Ga tau apa saja yang didengar bang asep dari suara kamarku. Bang asep dengar sesuatu ga??. Malu juga kalau bang asep mendengar hal yang tidak patut didengar dan juga ga penting. Lanjut chat di wa dll blablabla terlalu banyak yang kami bahas aku juga lupa. Demi skripsi kampus jadi saksi dia menggapai cita-cita. Ftv kampusku rumahku. Pertemuan singkat itu membuatku sadar bahwa kakak saya ini ganteng juga "ayo kakak-kakak berminat bisa chat dia" 0822********. Jarang memperhatikan orang lain namun sekali diperhatikan baru tau. Masya Allah lengkap sudah bang asep dan hari itu juga cctv kosku jadi saksi bahwa dirinya lelah dipagi hari. Lika-liku skripsinya benar-benar membuatku berpikir dia giat juga ngerjainnya. Waktu malam yang dia habiskan sebanding dengan tekadnya.

🔄🔄🔄🔄🔄🏬🏬🏬🏬📎📎🎓🎓🎓🎓🎓🎓🎓🎓🎓🎓🎓🎓🎓🎓👨👨👨

Wakil Bem Rasa IdolakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang