Siapa yang tidak kenal dengan langit?. Semua orang pasti mengenalnya mulai pagi, siang, dan malam pun langit tetap setia menemani. Keelokan cahaya sunset sunrisenya hingga aku berpikir bahwa langit diciptakan bukan tanpa alasan. Alasan ini membuatku yakin untuk pertama kalinya kilauan langit biru adalah gradasi matahari yang tersenyum di balik awan. Jingga memprotes untuk tenggelam lalu riak ombak terdengar nyaring menyentuh batu karang. Lalu apa hubungannya dengan Filo Aseptian?.
Bang Asep perantara langit, dia orang yang bisa beradaptasi dengan sekitar. Cuek sikapnya membuatku sadar bahwa langit tidak selalu diam. Fiks kakak idaman, bolak-balik bimbingan emang dia ga capek apa ya?. Dia yang kurang tidur kadang larut malam pun masih online ga heran skripsi begitu menguras pikiran. Tubuhnya yang semakin hari semakin kurus gila idola saya kasihan. Ingin menghampirinya yang diam di pojokan kantin kelihatan sibuk mengetik skripsi. Namun aku tidak punya keberanian untuk itu dan sekedar menyapa saja aku sudah bersyukur.
Sesama pecinta langit aku hobby melihat snap wa atau instagramnya. Ada foto langit apakah itu sunrise, sunset, dan langit temaram yang sungguh menakjubkan. Jadi sadar bahwa aku sudah lama tidak memperhatikan langit. Langit yang dulunya menjadi duka terdalam di hidupku dan kalau aku ingat lagi aku benci langit. Dulunya aku tersenyum bahagia hanya sekedar menatap langit namun, sejak kejadian itu langit hanya kenangan di atas gundukan tanah yang bersembunyi. Yah sedih jangan dong sahabatku sudah bahagia disana dan aku yakin langit mendung kala itu sudah takdir Tuhan.
Sejak mengenal bang asep aku jadi rajin menatap langit, dia yang membuatku mengingat langit sebagai bayangan wajah temanku. Menatap langit sore di atap kosan demi sunset walau aku tidak terlalu bisa memandangnya namun, lewat kamera hp aku bisa melihat jelas jingga meluruhkan lelah. Warna langit cukup indah namun sayang penglihatanku hanya bisa menatap kilauan cahaya. Berdiri di balkon kamar melihat indahnya langit malam. Padang adalah kota yang langitnya tidak mengecewakan. Saat Kelas 1 Sekolah Menengah Pertama (Smp) pada tahun 2017 untuk pertama kalinya aku menginjakkan kaki di padang. Sejak itu juga langit padang menjadi langit favoritku. Love buat padang deh.
Hingga terobsesi dengan langit, tiap hari wajib melihat langit. Bagaimanapun kondisi langit aku suka. Aku tidak meniru bang asep yang suka langit aku harus suka juga. Namun sejak mengenalnya aku bisa melanjutkan hobby yang dulunya sempat tertunda. Semoga aku bisa melihat langit dari puncak gunung sumatera. Aku rela-rela naik puncak dekat rumahku demi blue sky, Sawahlunto adalah kota yang susah melihat sunrise, di sebelah timur kota ini dibatasi oleh Puncak Polan yang sangat tinggi sehingga menutup sunrise. Jadi tidak heran saya suka mengabadikan langit padang. Galeri tentang langit itu jadi album tersendiri. Hingga bella, dela, vioni, rada, nincy, adel, putri dan ina hafal kegiatanku pagi-pagi siap sholat shubuh langsung lari-lari ke atap demi sunrise mereka sampai bilang "yang keluar kamar pagi-pagi siap sholat shubuh itu pasti amel lihat sunrise" terkadang aku tidal keluar dari kamar di pertanyakan "kok ga lihat sunrise lagi mel?" kadang aku siap shubuh ketiduran kesiangan.
Lucu kali effort menatap langit sambil melihat jalanan sepi, lampu biru kampus yang belum mati, dan ibu-ibu ghibah dengan kawannya siap sholat shubuh dari masjid di pertigaan kos buk dokter. Kerap ku perhatikan segitu rutinnya duduk diatap sendiri sungguh nikmat mana lagi yang kau dustakan. Hidupku mungkin gila lewat langit menjadikan kota padang sejarah bertemu dengan bang asep.
Disini aku bongkar sedikit ya keanehanku yang terlalu excited melihat langit alasannya untuk 2 bulan yang lalu adalah orang-orang yang aku jadikan pedoman adalah bang asep dan sahabatku. Tapi aku tidak pernah menjadikan bang asep alasan untuk melihat langit. Aku sadar bahwa langit juga ruang tersendiri di hidupku dari dulu. Sampai bio ig Blue sky itupun sudah lama ada sebelum mengenal dia. Bang asep adalah bagian langit satu paket dan multitalen dalam segala bidang hal ini menjadikan dirinya seperti kilauan langit cerah yang punya pemikiran seterik matahari. Langit Filo julukan baru buat abangku satu ini kalau lagi melihat langit padang. Intinya begini "jangan jadikan orang lain alasan untuk selalu melihat langit, jadikanlah langit untuk alasan itu, dan belajarlah dari langit bahwa keindahan itu hanya ada ketika kamu menganggap diri orang lain itu ada". 🔐
🌇🌅🌃🎑
KAMU SEDANG MEMBACA
Wakil Bem Rasa Idolaku
RandomJika mengagumimu itu indah, maka izinkan saya sejenak bertahan dengan kediaman layaknya sutradara yang memantau alur cerita hingga muncul kata "cut off camera". Filo Aseptian adalah kakak laki-laki bagi saya yang tidak sengaja berjumpa lewat pemi...