Hidup lagi capek capeknya eh malah nemu story senja jadi luka....
Udah yang ke 9 aja nih subbab nya mohon voment ya readers.....
Kisah selanjutnya akan ada hal yang tidak terduga dan pastinya sesuai judul...
Happy reading.....
*
*
*
*---o0o---
Malam yang cerah, langit dihiasi dengan bulan purnama yang bersinar ditemani dengan bintang yang kemerlap. Hal itu juga yang menemani setiap langkah rafi menuju rumah. Setelah mengikuti pengajian malam rafi bergegas pulang. Jam menunjukkan pukul 11 malam. Sama seperti biasanya rafi pulang pengajian juga jam segitu. Saat menutup pagar mesjid rafi melihat april yang juga baru keluar dari pagar akhwat.
April sepertinya tidak menyadari keberadaan rafi yang berjalan di belakangnya. Ada dua kemungkinan bisa saja april tidak dengar suara alas kaki rafi ataupun ia tengah ketakutan berada di jalan sepi dan sedikit cahaya seperti ini.
"Kamu takut?" Ujar rafi kerap membuat langkah kaki april terhenti.
"Hmm? Abda" ujar april menetralisir detak jantungnya. Faktanya april memang takut jalan sendirian di tempat yang sepi.
"Nggak kok, cuma dingin aja jadi mau pulang cepat cepat" ujar april.
"Oh, kalau gitu aku jalan di depan kamu ya gak baik cowok jalan di belakang cewek yang bukan mahram" jelas rafi melangkah. Tercium pekat parfum yang dipakai rafi saat melewati april hingga april terhipnotis sejenak.
"Wangi banget sumpah" gumam april sambil tersenyum lebar.
Tidak ada obrolan, hanya terdengar alas kaki yang bergesek di atas aspal. Rafi tidak menoleh ke belakang sekalipun. Membuat april sedikit kesal tanpa alasan.
"Pukis kemaren enak aku suka" ujar april.
"Oh iya makasih" singkat rafi tanpa menoleh ke belakang.
"Apalagi rasa matcha pinter banget ya umi kamu masaknya, aku baru tahu loh ada pukis rasa matcha" lanjutnya.
"Hmm iya itu ide aku, jadi umi buat deh" balas rafi yang hanya fokus pada langkahnya.
"Kenapa sih dia gak liat ke gue" gumam april kesal.
"Eh udah sampai aku luan ya" pamit april. Kini tanpa ada balasan dari rafi.
"Iss kenapa sih tuh anak tiba tiba dingin gitu atau sikap dia emang gitu ya suka berubah ubah" heran april.
Tidak lama setelah april memasuki rumahnya ada saja ketokan pintu di jam segini. April melihat dari balkon, ia tidak melihat siapapun. Langsung saja ia membukakan pintu dan yang ia dapatkan adalah seorang cowok berpakaian rapi. Siapa lagi kalau bukan rafi yang masih mengenakan jubah. Rafi sontak menundukkan pandangannya melihat pakaian april yang terbuka. Paha putihnya terekspos jelas. Hal itu membuat april berlari lari mencari rok yang lebih panjang.
April memang terbiasa memakai hijab saat di jam sekolah saja. Jika berada di rumah ia tidak terlalu mementingkan hal itu.
April tersipu malu usai mengenakan hijabnya lalu kembali membuka pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja dengan Luka
Teen FictionDia Zulfan Rafi Abda, seorang santri yang memiliki paras tampan, senyuman yang unik dan tawa yang candu. Santri yang aktif dalam berbagai bidang, dan bisa disebut sebagai expert generalist. Tidak hanya itu, ia juga aktif di dunia maya. Bahkan kerap...