Sebuah pasta cokelat membuat april terlena dengan suasana di sekitarnya yang penuh dengan keributan teman sekelasnya. April menikmati pasta cokelat yang dibeli rahel tadi malam meskipun ia mengambilnya dari kulkas tanpa sepengetahuan rahel. Ia terlihat bangga berhasil menikmati pasta tersebut.
Sebuah senyuman indah baru saja terukir di bibirnya saat melihat insta story milik rafi yang membuat Jantungnya berdenyut memompa darah lebih cepat hingga terasa aliran tersebut tengah mengalir di dalam tubuh.
April tidak bisa berbohong, senyuman rafi memang begitu candunya. Membuatnya beristighfar lebih banyak saat melihatnya.
"Eh pril, tugas mtk lo udah gue submit ya" ujar manda memutar bola matanya ke belakang tempat april duduk.
Manda terdiam setelah kembali ke posisi semula, ia mencoba mengingat sesuatu yang berkaitan dengan april, namun ia tak kunjung ingat.
"Eh btw lo gak puasa lagi?" Tanya manda melirik april yang sibuk menyecroll instagram.
April melotot, menatap pasta yang tengah masuk ke mulutnya. Spontan ia tersedak mengingat ia tengah berpuasa hari ini.
"Ya allah man, iyaaa gue lupa aduh gimana dong" paniknya memberikan pasta tersebut ke manda lalu bergegas keluar kelas menuju toilet agar bisa berkumur kumur.
Manda hanya bisa semringah melihat pasta yang di beri april masih bisa dikatakan penuh dengan sigap ia melanjutkan aksinya, mulai memasukkan pasta tersebut ke dalam mulutnya. Benar benar enak, terutama bagi seorang pecinta cokelat seperti dirinya.
April kembali dengan tatapan tajam, melihat manda menikmati pasta bekasnya. Ia menghela napas dan duduk di samping manda.
"Hmmm enak iya pastanya? Ganti itu gak mau tau gue" ketus april.
Manda bergidik seram melihat mata april yang melotot tajam.
Tak lama kemudian naya datang membawa es teh dan nasi goreng dari kantin. Hanya dua porsi. April menutup mulutnya rapat rapat, dan meneguk salivanya yang masih tersisa rasa coklat. Sayangnya ia harus menahan godaan lapar melihat kedua sahabatnya itu sengaja menggugah seleranya. Mereka sengaja makan di kelas bukannya di kantin agar april ngiler dan membatalkan puasanya.
April meninggalkan mejanya ia menjauh agar tidak terpancing dengan godaan sahabat laknatnya tersebut.
Setelah diusir secara halus dari kelas april melarikan diri ke perpustakaan, melampiaskan laparnya dengan lembaran buku novel. Namun, perasaan senangnya berubah seketika, saat ada notif beruntun yang mengganggu ketenangannya membaca. Bagaimana tidak kesal, adegan manis di novel yang seharusnya ia nanti harus terhentikan ketika layar ponselnya mati hidup akibat notif tersebut. April lalu melihat sekilas, nomor yang tidak dikenal. Jarinya cepat cepat memblokir nomor tersebut, hal semacam itu memang layak untuk diabaikan. Ia lanjut membaca setelah memasang mode silent di ponselnya.
~~~
Rafi menatap kosong ustad yang tengah mengajar ilmu nahwu di depan kelasnya. Matanya tidak bisa diajak kompromi. Rafi berusaha melawan kantuknya dengan melotot besar ke arah depan, mirip seperti valak. Hingga sebuah notif dari aplikasi whatsapp muncul di layar ponselnya.
Bang farhan
Abi pulang ashar, kamu langsung pulangRafi menghela nafas, jantungnya berdetak begitu cepat. Ghani yang ada di sampingnya tak sengaja melihat pop up chat tersebut dari ponsel rafi yang memang terletak begitu saja di atas meja. Ghani mengejanya hingga mengeluarkan suara beratnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja dengan Luka
Teen FictionDia Zulfan Rafi Abda, seorang santri yang memiliki paras tampan, senyuman yang unik dan tawa yang candu. Santri yang aktif dalam berbagai bidang, dan bisa disebut sebagai expert generalist. Tidak hanya itu, ia juga aktif di dunia maya. Bahkan kerap...