Jangan lupa vote dan komennya:)
Selamat membaca❤
***
15. BERAKHIR
"Hallo tante." ucap Fallora kepada syila di seberang sana.
Jujur, ia cukup terkejut dengan panggilan masuk dari Syila. Yang tidak lain dan tidak bukan adalah Mama Utara. Sekarang, ada pertanyaan yang mengusik kepalanya, dan membuatnya tiba-tiba tidak tenang.
Masih menunggu, tapi tidak ada jawaban dari Syila.
"Tante." panggil Fallora lagi.
"Ini gue."
Terdengar dari suaranya, tentu, itu bukanlah Syila. Fallora kenal akan suara itu, pemiliknya adalah laki-laki yang telah membantunya tadi sore. Laki-laki yang pernah dekat dengannya, sebelum akhirnya mereka ada di titik ini, menjadi asing.
Sungguh suasana yang berbeda, ada rasa yang berbeda ketika bisa bicara kembali dengan sosok laki-laki itu.
Maski ragu, Fallora bertanya, "Ada apa Kak Utara?"
"Ayo Akhirin semuanya."
Entahlah, kalimat itu selalu saja berhasil menjadi sakit yang luar biasa jika di dengar. Dan, sakit untuk di ucapkan, bisa saja, jika sang pengakhir terpaksa mengakhirinya.
Tapi, begitulah, selalu ada suatu hal yang menjadi alasan sebuah perpisahan.
"Kita selesai."
Lengkap sudah, dan berakhir sudah.
Kalimat itu berhasil membuat Fallora membeku, mulutnya seakan bisu. Tidak tahu bagaimana menjabarkan rasa sakitnya.
Sudah tidak ada kata-kata lagi di seberang sana, setelahnya, panggilan itu berakhir sepihak tanpa ada kata-kata lain setelah kata 'kita selesai' yang menjadi penutupnya.
Cukup lama Fallora terdiam, mencoba berdamai dengan hati dan pikirannya. Berdamai dengan kenyataan yang sulit untuk di akui jadi nyata.
Fallora mengarahkan bola matanya ke atas, untuk mencegah air mata yang ingin jatuh sebagai ungkapan hati yang sakit.
"Fallora." suara seorang wanita yang memanggilnya membuyarkan suasana kelam itu.
Fallora beranjak dari tempatnya untuk membukakan pintu, saat pintu terbuka lebar, terlihat di sana mamanya tersenyum dengan satu piring makanan di tangannya.
"Kamu belum makan, jadi, ayo makan dulu." tawar mamanya.
"Belum lapar Ma." tolak Fallora. Memang, sedari tadi, Fallora tidak ada hasrat untuk makan.
"Yaudah, Mama taro makanannya di sini. Nanti, kalo lapar, jangan lupa makan yah."
"Nanti sakit." ucap Mamanya. Setelah itu wanita paru baya itu mendekat ke arah putrinya. Mengelus lembut puncak kepala Fallora
"Kamu nggak ada masalah kan?" tanya Mamanya.
Seperti ada mata batin, seorang ibu memang tidak diragukan lagi dalam menebak anaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
UTARA
Teen Fiction[JANGAN LUPA FOLLOW SEBELUM MEMBACA] TINGGALKAN JEJAK SETIAP CHAPTERNYA. RANK #1 IN UTARA RANK #1 PACARBOHONGAN *** 𝙐𝙩𝙖𝙧𝙖 𝙉𝙖𝙪𝙛𝙖𝙡 𝙉𝙖𝙧𝙚𝙣𝙙𝙧𝙖. Semuanya berawal dari, Utara ingin dijodohkan dengan anak dari rekan bisnis papanya. Ten...