Bab 3

600 82 21
                                    

Author POV

Setelah hari itu, hari di mana mereka berdua pergi ke minimarket bersama dan Rachel meninggalkan Dania dengan perasaan terluka, Dania memutuskan untuk tinggal di apartemennya sampai pernikahan kakaknya bulan depan dengan alasan keluar kota untuk menyiapkan tour dunianya yang tersisa 2 bulan lagi.

Sedangkan beberapa hari setelah kejadian itu Rachel kembali ke Paris. Dia mengurus segala pekerjaannya yang ada di sana, sebelum dia resign dan pindah ke Indonesia serta membuka perusahaan konsultannya sendiri di Surabaya.

Dania POV

"Kau akan mogok latihan terus? Apa kau ingin kehilangan sponsormu Dan, bahkan ini sudah 2 minggu kau mengurung diri di apartemenmu!"

Rasanya aku sudah tidak peduli dengan omelan Randy yang terus mengancamku. Tentang tour dunia itu, aku sudah tidak peduli lagi. Pikiranku terus terfokus pada acara pernikahan kakakku yang diadakan 2 minggu lagi. Semakin dekat harinya perasaanku semakin tertekan. Bernapas pun sulit.

Apa ini akhir perjalanan cintaku selama 10 tahun mencintai dan merindukan orang yang sama. Kini harus kukubur dalam-dalam karena dia akan menjadi kakak iparku. Takdir memang gila!

"Kalau kau terus mengomel lebih baik kau pulang kerumahmu Dan!"

"Rumahku dekat rumahmu kalau kau tidak lupa. Kalau orang tuamu melihatku berkeliaran di area perumahan itu kebohonganmu tentang keluar kota akan terbongkar bodoh!"

"Maka menginap sajalah di hotel! Tinggalkan diriku. Aku tidak akan bisa fokus sampai pernikahan kakakku selesai di gelar."

"Apa bedanya bodoh! Mau sekarang atau nanti mantan pacarmu itu juga tetap akan menjadi istri kakakmu. Aku tidak habis pikir setelah 10 tahun menghilang, lalu dia datang dan menyalahkanmu atas semua yang terjadi pada hubungan kalian. Dan sekarang dia ingin menikahi kakakmu hanya untuk membuatmu terluka. Balas dendamnya sangat kekanakan."

"Berhentilah menyalahkannya. Aku tau dia tidak akan melakukan hal gila itu kalau kesalahanku tidak besar saat itu."

"Berhentilan membelanya terus Dan. Kau tidak lupa kan 10 tahun ini kau juga sangat terluka. Bahkan kau rutin mengunjungi psikiater. Kau sudah seperti orang gila karena wanita itu Dan."

"Kata-katamu menusuk Ran tapi memang benar itu adanya. Aku memang gila saat ini. Kewarasan sudah meninggalkanku. Apa yang harus aku lakukan sekarang? Aku tidak sanggup menemuinya lagi apalagi melihatnya menikahi kakakku, rasanya itu seperti seseorang mengulitiku secara paksa. Sakit, nyeri, pedih dan begitu sesak di sini Ran!" Aku memukul-mukul dadaku, air mataku juga luruh dan kuhapus secepat kilat. Aku benci terlihat begitu lemah di hadapan orang lain.

Randy membawaku kepelukannya. Dia menepuk-nepuk punggungku. "Lepaskan Dan, lepaskan dia dengan segenap hatimu maka kau akan bebas. Jangan menyiksa dirimu lagi. Sudah cukup 10 tahun jangan lagi kau tambah. Bukalah hatimu untuk orang baru. Ini memang sulit tapi aku percaya kau bisa bertahan dan melewatinya jangan lupakan aku akan selalu di sini untukmu. Kau tidak sendiri menghadapi ini."

Kuhembuskan lagi napas beratku. Kuusap seluruh wajahku. Perkataan sahabatku ini benar. Aku harus menemukan orang baru untuk menyembuhkan lukaku dengan cepat. Selama ini aku terlalu fokus menunggu Rachel kembali tanpa menghiraukan orang-orang baru yang berusaha masuk ke hidupku dan sepertinya aku harus memulai semuanya. Aku tidak bisa selamanya terpuruk seperti ini.

"Ran aku lapar, buatkan aku mie instan goreng dengan telur goreng setengah matang." Randy segera melepaskan pelukannya dan menicingkan matanya padaku.

"Aku kira orang patah hati tidak merasakan lapar."

"Aku belum makan sejak kemarin seingatku."

"Kau ingin mati kelaparan,hmm?"

"Sudah jangan mengomeliku lagi, buatkan saja mie instan itu segera."

DESTINY OF LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang