「O8」

59 3 1
                                    

Jangan lupa vote ya fwen!

━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━

Sampai malam ini, Faela masih misuh - misuh karena kelakuan Areksa tadi siang. 

Raefan meminta penjelasan apa yang terjadi tadi siang kepada Faela, 
"Emang Areksa ga cerita?" tanya Faela penasaran

Raefan menggeleng, 
"Tadi di tanyain Dave dia malah tidur", Faela tertawa kecil
"Sudah ah kak, Faela ngantuk" Faela beranjang ke lantai atas.

Raefan menahan tangan Faela,
"Baru jam 7, lagian jangan tidur" perintah Raefan
"Emang kenapa kak?" tanya Faela penasaran
"Kakeknya Areksa ngajak kita dinner, papa udah di jalan menuju rumah Areksa" Raefan menjelaskan secara singkat, Faela hanya mengangguk

"Oke kak, Faela siap - siap dulu" Faela segera berlari ke lantai atas,
"HATI HATI DI TANGGA!" teriak Raefan yang membuat Faela tersenyum

"Oke kak, Faela siap - siap dulu" Faela segera berlari ke lantai atas,"HATI HATI DI TANGGA!" teriak Raefan yang membuat Faela tersenyum

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Faela tengah duduk di meja yang cukup panjang, mungkin bisa menampung belasan orang.

Faela duduk di antara Areksa dan Raefan, di sebelah Raefan ialah Kafka — papa Faela, Kakek duduk di antara Areksa dan Arsen. Kedua orang tua Areksa dan Arsen sedang bisnis di luar negeri.

"Bagaimana Faela? Apa makanannya sudah pas di lidah kamu?" Tanya kakek Mahendra tersenyum, kedua matanya membentuk senyuman.
"Enak kek" balas Faela dengan senyum

"Jadi ada apa tuan Mahendra mengajak kami makan malam?" tanya papa to the point.
"Saya ingin membahas kelanjutan pertunangan Areksa dengan Faela" jawab kakek dengan tegas, ucapannya membuat selera makan Faela hilang.

"Kakek, sebelumnya Faela minta maaf kalau - Faela ga bisa lanjutin perjodohan ini kek" ucap Faela dengan frontal, kakek membulatkan matanya.

"Loh kakek belum dikasih tau sama cucu kakek?" Tanya Faela seolah - olah terkejut.
"Jadi gini kek, selama ini Faela selalu diperlakukan buruk sama Areksa. Bahkan dia pacaran sama cewe lain, namanya Mora Catleena" Faela melanjutkan penuturannya, menatap mata Areksa yang membeku.

"Areksa! Apa maksudnya ini?!" tanya kakek dengan suara yang lantang, Faela sedikit tersentak.

Tak lama, kakek memegang dadanya dan terjatuh dari kursi, Areksa segera memanggil supir untuk mengantar ke rumah sakit.

Faela dan Raefan ikut mengantar kakek ke rumah sakit,
"Mau gimanapun juga, ini terjadi karena gua" monolog batin Faela

Papa Kafka langsung balik pulang, beliau bilang ada urusan mendadak di kantornya.

"Faela lain kali jaga bicara kamu" nasihat Raefan yang hanya diangguki lemas
"Aku kan ga berniat jahat kak" ucap Faela seraya menunduk

Sebuah jemari mengelus kepala Faela,
"Gak apa - apa" suara besar Arsen menenangkan Faela, sedari tadi Arsen berada di sebelah Faela. 
Faela mengangguk.

Areksa sedang terduduk lemas, semburat wajah khawatir terlihat.
Faela berniat mendekati untuk minta maaf, namun keduluan Mora yang langsung memanggil Areksa,
"Areksa, kamu gapapa?" tanya Mora sambil mengelus punggung Areksa

"Gapapa mata lo, jelas dia lagi kenapa - kenapa" bisik Faela.

Hampir satu jam kakek di dalam ruang UGD, Dokter datang dan mengatakan detak jantung kakek sudah kembali normal. Kakek tadi hampir terkena serangan jantung, namun keberuntungan masih berpihak pada kakek yang cepat ditangani.

"Faela, pertunangan kita bakal tetap dilanjutin" ucap Areksa tegas, setelah itu ia masuk ke dalam ruangan untuk melihat kakek.

Faela membulatkan mata, begitu juga dengan Raefan dan Mora.

━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━

Maaf aku telat update, selamat malam! Aku lagi sedih banget sekarang T~T
Thank you yang sudah baca, jangan lupa bantu vote supaya aku semangat lanjutinnya <3

500 kata.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 23, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Be an Antagonist?!「ON GO」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang