[FOLLOW SEBELUM MEMBACA, SERTA TINGGALKAN VOTE!]
Kisah CEO muda, Farasya Theara Jovanka yang bertransmigrasi ke dalam novel milik sahabatnya. Amira Linaley. Jika protagonis adalah tokohnya, mungkin dia tak perlu memikirkan cara bertahan hidup. Namun...
Farasya merasakan seluruh tubuhnya mati rasa. Anggota tubuhnya sulit digerakkan. Ia tengah berada di sebuah ruangan hitam, tidak terlihat apapun hanya terdengar suara Farasya bernafas.
"Gua dimana?" batin Farasya bertanya - tanya, setelah meneguk kopi ia jadi seperti ini. "Gua diracun?" tanya Farasya lagi, sudah dibilang kan. Farasya adalah CEO perusahaan terbesar, dengan pencapaiannya saja sudah membuktikan bahwa Farasya wanita pintar.
"Amira pelakunya? GUA MATI?" teriak Farasya berhasil keluar.
"Ya, pelakunya sahabat tante sendiri" terlihat semburat cahaya, menampilkan siluet tubuh seorang gadis yang terlihat masih remaja, ia menyunggingkan senyum.
"Tante udah mati, tugas tante sekarang gantiin gua" ucapnya dengan menyilangkan kedua tangan tepat di depan dadanya
"Brengsek lo bocah, gua bukan tante - tante!" cetus Farasya sambil mencoba berdiri
"Heh tante, gua juga bukan bocah! Sebentar lagi umur gua 17 tahun" kesal gadis remaja di hadapannya
"Lo siapa?" tanya Farasya mengganti topik
"Gua Faela" ucapnya dengan menyibakkan rambut panjangnya, warnanya mirip dengan Farasya
"Maksud ucapan lo untuk gua gantiin lo maksudnya apa?" tanya Farasya
"Gua udah mati, tan. Gua mati karena terguling - guling di tangga sekolah" lanjut Faela dengan suara yang semakin mengecil
sedetik, dua detik. Farasya terdiam
"HAHAHAHAHA, BOCAH TOLOL" suara tawa Farasya menggema ke seluruh ruangan, memperlihatkan Faela yang sedang menutupi wajahnya yang malu
"Hah! Udahlah sana tante pergi, pokoknya jaga tubuh gua ya. Tolong selesaiin masalahnya" ucap Faela sebelum ia mendorong tubuh Farasya dengan tiba-tiba
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tubuh Farasya tersentak, deru nafasnya tidak beraturan.
"Gila, mimpi apa gua?" ia bermonolog. Setelah melihat tempat saat ini ia berada, Farasya menutup mulutnya rapat - rapat. Menetralisir wajah terkejutnya.
Farasya berjalan ke arah cermin yang tergantung pada dinding, segera ia bangkit dari ranjang bak ranjang rumah sakit. Sepertinya ia sedang berada di UKS suatu sekolah. Saat melihat cermin, kembali membuatnya terkejut.
