8. Kota metropolitan

288 38 9
                                    

"Jika akhirnya kamu memilih pergi, maka pergilah ke Rahmatullah."

:
:
:
:
___________________________


Pagi yang dinanti pun tiba, rencana pencarian orang tua Ashana kemarin telah disetujui semua orang. Malam itu juga Cantika segera menyiapkan segala keperluannya yang akan dibawa besok.

Seorang pria muda yang berada di dalam tengah menunggu Ashana dan Zayyan berpamitan dengan orang-orang.
Arya Rama atau biasa dipanggil kang Arya, adalah Kaka laki-laki Ashana. Arya sendiri merupakan anak tunggal dari pak Bagus dan Bu Rieh. Cantika baru mengenal kang Arya kemarin saat pria itu pulang ke rumah setelah tugas dinasnya di luar kota selama beberapa bulan yang lalu. Cantika memang tidak mengenal Arya, tapi ingatan Ashana tentang kang Arya terpampang jelas bagaimana kedekatan mereka memang  seperti adik dan kakak yang sangat menyayangi satu sama lain.

Setelah berpamitan mereka pun memulai perjalanan ke Jakarta. Tak butuh waktu lama, mereka telah sampai di sebuah kos-kosan di Jakarta.

"Dek, kamu akan tinggal disini. Tenang saja ibu sama bapak kosnya baik, akang  kenal baik kok sama mereka, soalnya akang pernah ngekos disini juga sewaktu kuliah." Cantika mengangguk dan kemudian bergegas turun dari mobil untuk membantu kang Arya dan Zayyan.

"Assalamualaikum pak, Bu." Ucap mereka kepada kedua pasangan paruh baya yang sedang menanam pohon di halaman kos.

"Wa'alaikumusalam, eh ya Allah kang Arya! Wah ini adiknya yang akan tinggal disini ya?." Antusias Bu Ani, ibu pemilik  kos.

"Iya Bu, aku titip Shana dan Zayyan ya bu". Ucap kang Arya.

"kamu tenang aja Ar, adik-adik kamu insyaallah aman".

"Makasih pak. Ayo Zayyan akang antar ke kosan kamu, nggak jauh kok dari kos an Shana, tenang aja kos an cowok itu juga punya pak Wawan".

"Dek, kamu jaga diri baik-baik ya, akang bakalan sayang terus sama adek bontot akang ini".

Cantika mengangguk lesu menahan tangisnya yang akan keluar, adik dan kakak itu pun saling berpelukan sebagai bentuk perpisahan.

"Hiks.. akang jaga bapak sama ibu disana ya, nanti mereka kesepian. Hiks...." Memang, setelah berpamitan dengan kedua orang tua angkatnya. Cantika melihat dari belakang kaca mobil, kedua orangtua Ashana menangis, mereka menahan air mata di depan Ashana agar anak itu tidak merasa pergi dengan terbebani jika melihat mereka menangis. Dalam lubuk hati mereka sangat menyayangi Ashana seperti anak kandung sendiri, anak yang mereka jaga dan besarkan selama ini harus pergi meninggalkan mereka.

"Iya dek, akang pamit ya. Assalamualaikum". Kang Arya mengusap air mata sang adik dan segera pamit kepada mereka untuk pulang ke Bandung, sebelum itu kang Arya mengantarkan Zayyan pergi ke kos an laki-laki.

   
     Angin berhembus kencang, di langit tak nampak satu pun bintang yang berkelip menandakan di malam hari ini akan segera turun hujan. Cantika sedang  berbincang dengan Bu Ani di ruang tamu rumah Bu Ani yang berada di samping kos-kosan miliknya. Ah ya, Cantika baru mengetahui jika Bu Ani dan pak Wawan adalah sahabat orangtua angkatnya di Bandung. Mereka berdua telah membangun kos-kosan ini tujuh tahun yang lalu.

"Kemarin, pak Bagus menelpon kami. Katanya kamu akan tinggal sementara waktu disini. Pak Bagus juga sudah menceritakan semuanya nak. Kamu yang sabar ya, ibu yakin sebentar lagi kamu pasti dapat menemukan kedua orangtua aslimu". Cantika tersenyum tipis, dan meminta ijin untuk pulang ke kosannya karena langit sudah mulai merintikan hujan.

    Setelah pulang, Cantika langsung merebahkan tubuhnya di kasur. Dirinya merenung masih kepikiran untuk menemukan orang tua Ashana.

Gimana kalau orang tua Ashana nggak ada di Jakarta? Mungkin saja mereka di kota lain, atau di luar negeri mungkin? Di kota sebesar ini butuh waktu lama untuk menemukan mereka.

Apa mereka juga mencari keberadaan Ashana selama ini?
Bagaimana sikap mereka semua setelah putri mereka kembali? Apa mereka akan menyambut dengan senang hati, terbebani, atau apa?

Mereka bisa saja mengenali kalung ini. Tapi apa mereka akan percaya semudah itu jika Ashana mengaku bahwa dia adalah putri mereka?

   Banyak yang terus ditanyakan Cantika dalam otaknya, dirinya ragu apabila pencariannya ini jauh dari yang diharapkan. Cantika punya ketakutan besar, bagaimana jika mereka tidak peduli akan kembalinya Ashana pada keluarga mereka?

"Hah, hidup gua sebelumnya sudah rumit. Ditambah masalah hidup Ashana juga makin rumit". Daripada terus memikirkan yang tidak-tidak mendingan Cantika tidur, dirinya merasa lelah hari ini, besok juga hari pertama Cantika akan masuk sekolah jadi dia harus mempersiapkan semuanya lebih awal.

____________________________

Notif bnyk spam next, jadi gk tega klo mimin gantungin ceritanya.
Maap ya part-nya pendek², emang lgi susah-susahnya mikirin alur sama ketikannya 😁.

Pengen banget cepet-cepet selesaiin cerita ini, terima kasih yang udah vote dan spam komen di cerita Mimin ya..✊🏻



21-6-2023

STOP IT ! What you're crazy  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang