5. Hari melelahkan

349 43 3
                                    

"Secapek-capeknya kerja, lebih capek nganggur."

-Terima kasih -
:
:
:
:
:

________________✨_______________

Cantika menghampiri pria paruh baya tersebut yang bernama Bagus.

"Bapak, Shana boleh bantuin nggak?". Pria paruh baya itu terkejut dan menengok ke arah Cantika.

"Ya Allah, kamu baru sembuh kok kesini? Nggak usah, kamu masih sakit. Istirahat dirumah aja ya nak."

"Nggak pak, Shana sudah sehat. Nih buktinya Shana kuat jalan kaki dari rumah." Ucapnya yakin. Zayyan mengerutkan keningnya heran,
Hey! Apa katanya, jalan kaki? Dia saja dibonceng Zayyan mana ada jalan kaki dari rumah. Tidak salah lagi, memang pintar sekali anak ini mengarang.

"Shana bantu bawakan karung-karungnya ya pak..."

"Eh jangan nak berat na-.." Belum sempat Pak Bagus menyelesaikan bicaranya, Karung-karung yang Shana bawa berisi sayur kol itu terjatuh dan membuat isinya berhamburan menggelinding ke tanah.

Tuh kan, Batu sekali Cantika ini, ya bukan Shana tapi Cantika, karena walau badan yang ditempati adalah badan Ashana tapi otak dan pikirannya tetap punya Cantika, yah walaupun sebelas- dua belas dengan otak Ashana asli.

"Hehe... Maap bapak, Shana beresin ya". Ucapnya sambil nyengir. Belum sempat Cantika mengambil kol itu, tangannya ditahan oleh pak Bagus.

"Nggak usah ya nak, kalau kamu tetap disini kamu istirahat aja diwarung sambil jaga dagangannya." Uh memang baik dan sabar sekali bapak yang satu ini, Cantika kan makin sayang, eh maksudnya Cantika benar-benar ingin istirahat, ingin bantu-bantu tadi cuma basa-basi doang. Memang durjana anak ini.

Setelah mendengar pak Bagus yang menyuruhnya pergi beristirahat, tanpa pikir panjang Cantika langsung bergegas berjalan ke arah warung sambil melompat-lompat riang.

Zayyan? Jangan ditanya lagi, dia sedang membantu membereskan kekacauan yang dibuat Cantika tadi, dia bahkan menggeleng-gelengkan kepala heran melihat kelakuan sepupunya itu yang melompat-lompat riang seperti tampang tidak bersalah, ingin rasanya dia melempar Shana ke sungai biar dimakan buaya darat, tapi Zayyan harus banyak-banyak bersabar karena kalau sabar, Zayyan disayang Tuhan dan uang itu kata emaknya Zayyan.

Cantika sekarang sedang rebahan-rebahan manja di sofa warung bapaknya. Tiba-tiba seorang pembeli datang dan mengganggu rebahan santuynya, langsung saja Cantika menghampiri pembeli tersebut.

"Dek, sayur pakis ada?". Tanya ibu pembeli yang sedang menggendong anak berusia empat tahun.

"Hah, pakis? Pakis itu apa ya Bu, maksudnya yang mana?". Cantika bingung, dirinya tidak pernah mendengar nama sayur itu sebelumnya.

"Loh kamu ini gimana sih!? Dagang sayur kok nggak tahu namanya." Omel pembeli itu.

"T-tapi.." Cantika belum selesai bicara, tapi ada tiga ibu-ibu lagi yang datang ke warungnya.

"Bu, Tomat setengah kilo berapa?." Tanya ibu-ibu yang ditangannya banyak menjinjing belasan kantong kresek.

What!! Ibu?? Hey Gue masih ting-ting ya! Panggil-panggil ibu sembarangan! Gak liat apa muka secantik, seimut, secubby ini. Ohh tentu, Cantika hanya berani membatin dalam hati saja.

"Tolong ambilin semangka yang dibelakang kamu itu dong, sekalian pilihin yang merah, manis, dan murah. Jangan lupa dibelah dua, saya mau beli setengahnya aja." Kata ibu satunya yang mengapit seekor ayam ditangan kirinya.

"Mbak, cabenya seperempat kilo ya. Yang merah dan pedas pokoknya, kalau bisa jangan lupa dikasih diskonannya ya. Ujar seorang ibu yang ditangan dan lehernya terdapat banyak perhiasan emas.

Hey! Anda kaya kok beli cuma seperempat, mana minta diskon lagi. Memang ini warung baju apa!? Batin Cantika.

"Aduh.. cepat dong dek, ada nggak pakisnya!? Anak saya rewel terus nih pengen beli mainan dia." Omel pembeli pertama tadi.

"

I-iya sabar ya ibu-ibu, satu-satu dulu ya...".

Astaga, siapapun bantu gue!! Hiks.. Batin Cantika menjerit.

Ah, syukurlah Dewi Fortuna berpihak padanya. Zayyan datang tepat waktu dan menyelesaikan semuanya.

Sore hari menjelang malam, Cantika & Zayyan pulang lebih dulu, sebelum itu mereka ijin ke pak Bagus yang akan pulang menyusul setelah magrib.

Mereka akhirnya sampai di rumah Ashana dengan selamat.

"Yan, makasih ya Lo udah bawa gue jalan-jalan. Bes-...". Belum sempat Cantika menyelesaikan ucapannya, Zayyan memotongnya lebih dulu seakan tahu apa yang akan dikatakan Cantika.

"Besok gak bisa, aku ada janji sama Ela kalau kamu lupa." Ucapnya dengan tampang sombong.

"Dih, sana deh pergi-pergi". Cantika mendelik dan mengusir Zayyan seenak hatinya dan langsung masuk begitu saja ke dalam rumah. Lupa saja Cantika kalau es krim vanilla yang masih dipegangnya itu dibelikan Zayyan karena dia tidak bawa uang. Memang sungguh mengasah kesabarannya Zayyan.

Setelah mandi, Cantika langsung merebahkan dirinya ke ranjang guna melepas penat. Sungguh, hari ini sangat melelahkan untuk Cantika. Tak lama dia pun terlelap dengan tenang di kesunyian malam.

________________✨_______________

Don't forget Vote, komen dan follow okey.

Tandai kalau ad typo.

Next? Spam next disini sebanyak-banyaknya 👌🏻

👉🏻 minimal Vote 15, komen 25...bisa gak?👈🏻

14-6-2023

STOP IT ! What you're crazy  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang