6. What is this?

294 38 5
                                    

"Aku gak sedih kok kalau besok hari Senin, aku sedihnya kalau gak ketemu kamu, eheq😚."
:
:
:
:
:
____________________________


"Kamu punya lem gak? Tanya seorang pemuda.

"Punya, tapi buat apa?. Gadis itu mengernyit heran.

"Buat ngelem hati kita biar bisa bersatu." Jawab pemuda itu.

"Enghh". Gadis itu malu-malu kucing mendengarnya.

"Tahu gak kenapa kita cuma bisa lihat pelangi setengah lingkaran?"

Gadis itu menggelengkan kepalanya, tanda tidak tahu.

"Sebab setengahnya lagi ada di mata kamu."

Ugh kali ini gadis itu benar-benar baper terlihat dari dirinya yang sedang berjingkrak-jingkrak kesenangan dan senyum-senyum sendiri.

"Ugh, bisa aja kamuuu~".

   Oke, Pemuda yang sedang menggombal itu adalah Zayyan. Zayyan dan Ela sedang duduk lesehan di pondokan yang berada di tengah-tengah sawah. Eits, bukan untuk macam-macam. Zayyan sedang pdkt an dengan Ela disana, sambil jaga bebek-bebeknya yang dilepaskan untuk berenang di kubangan air.

Drttt...drtt...

Headphone Zayyan tiba-tiba bergetar, tertera nama Ashana disana. Ada apa sepupunya itu tumben-tumbennya menelpon? Bukankah sudah di katakan bahwa hari ini Zayyan sibuk pdkt.

"Halo, ada apa atuh kamu nelpon?".

"Lo ke rumah gue deh, ada yang dibicarain.

"Nanti atuh, aku kan lagi itu-itu. Jangan ganggu ah".

"Hah? Itu-itu apaan Cok!!! Jangan bikin otak gue traveling woy!". Sungguh, pikiran Cantika benar-benar negatif sekarang, apa ia baru saya mengganggu orang lagi ena-ena? Huh kalau iya berdosa sekali Cantika.

"Ck, heh Jangan pikir macam-macam ya! Aku lagi pdkt an sama Ela." Jelas Zayyan, takut kesalahpahaman ini berlanjut.

"Woah, pdkt an jalur ena-ena itu bro?!".

Zayyan menghembuskan napas pelan, Sumpah Zayyan tidak tahu harus bicara apa lagi untuk menjelaskan pada sepupunya yang sedeng itu. Dia pun mengantarkan Ela pulang ke rumah gadis itu dan langsung pergi menuju rumah Ashana. Bebek-bebeknya? Ah, tenang ada orang suruhan Zayyan yang akan mengurusnya.

    Zayyan telah sampai di rumah Ashana, terlihat seorang pria paruh baya yang sedang memotong rumput di halaman rumah.

"Pagi, mang Mamat". Sapa Zayyan. mang Mamat adalah adik dari ibu Rieh dan ayahnya Zayyan.

"Pagi juga Yan, masuk aja sudah ditunggu yang lain." Zayyan mengangguk dan langsung masuk ke dalam rumah.

"Assalamualaikum". Zayyan terkejut melihat semua orang tengah berkumpul di ruang tamu, ada kedua orang tuanya, orang tua Ashana, Ashana dan... seorang pemuda sekitar umur dua puluh lima tahunan.

"Wa'alaikumusalam, sini Yan." Ucap Bu Rieh.

ada apa? Batinnya. Teringat percakapannya dengan Ashana yang lalu tentang sepupunya itu yang salah paham, membuat dada pemuda itu berdebar. Ashana tidak bicara yang macam-macam kan kepada mereka?
Jika itu terjadi, Zayyan rasanya ingin menceburkan diri dalam-dalam ke empang. Bingung bagaimana menjelaskan kesalahan paham itu kepada mereka.

"I-itu-...". Ucapan Zayyan terpotong oleh suara Pak Bagus.

"Hari ini Shana ulang tahun Yan, jadi kita mengadakan syukuran kecil-kecilan."

Ah ya, Zayyan baru sadar jika ruang tamu telah dihiasi dengan beberapa Balon dan tidak lupa kue ulang tahun yang minimalis. Zayyan menghembuskan napas lega. Ternyata yang dipikirkannya salah. Syukurlah sepupunya itu tidak mengadukan yang macam-macam.

"Oh iya, mang Mamat mana? Panggilin atuh." Ucap Bu Ani ibunya Zayyan.

Pak Azis ayahnya Zayyan langsung beranjak dan memanggil mang Mamat.

"Nah, karena sudah berkumpul bersama, kita langsung saja ya mulai baca doanya." Pak Bagus membacakan doa untuk Ashana. Setelah selesai berdoa dilanjutkan dengan acara makan bersama dengan riang.

Cantika sedang duduk di samping rumah, menatap awan di langit. Cantika sangat terharu akan ucapan dan antusias mereka yang telah merayakan ulang tahun Ashana. walaupun Ashana lah yang berulang tahun, sebenarnya hari ini juga hari kelahirannya Cantika. Selama dirinya yang dulu berulang tahun tidak pernah dirayakan sehangat ini, hanya dirinya dan maminya  yang merayakan berdua. Mengingat itu, Cantika merindukan maminya. Apa maminya masih bersedih karena kehilangan dirinya? Maminya sekarang sendirian disana, sudah makan kah? Apa maminya minum obat dengan teratur? Dan masih banyak yang Cantika rindukan. Cantika meneteskan air matanya, sungguh berpisah dengan sang ibunda sangat menyakitkan bagi dirinya.

"Shana". Panggilan Zayyan menyadarkan Cantika.

"H-huh?". Cantika langsung bergegas menghapus jejak air matanya.

"Itu dipanggil pak Bagus, ada yang dibicarakan dengan kamu di dalam, Ayok." Cantika mengangguk dan bergegas ke dalam rumah mengiringi Zayyan.

   Cantika mengernyit heran, Tampak di ruang tamu raut wajah semua orang menjadi serius setelah melihat kedatangan Cantika.

"Shana, sini nak". Ucap Bu Rieh

"Ada apa ya Bu, kenapa kalian pada tegang begitu?".

"Jadi begini nak-

______________✨______________


Hayo ada apa tuh rame-rame?

Udah double up nihh✊🏻
Jangan lupa vote + komen

Next kah? Otw...ngengg......


14-6-2023

STOP IT ! What you're crazy  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang