10. Hukuman

389 30 3
                                    


“ Hidup adalah seni menggambar tanpa penghapus.”

:
:
:
-Terima kasih-

________________________

"Turun"

"Buset! Masa turun disini sih? Bentar lagi sampai, antarin sampai depan sekolah dong, nanggung banget ini!". Cantika kesal, dirinya disuruh turun oleh pemuda itu di depan sebuah warung makan yang tidak jauh dari sekolah.

Memutar matanya malas, pemuda itu berlalu pergi melajukan motornya dan mengabaikan Cantika.

"Anjir! Main ditinggal anak orang".  Bergegas, Cantika segera berlari menuju sekolahnya.

.
.
.
.
.
.

  Sesampainya di depan gerbang sekolah, Cantika mendesah kecewa. Gerbang sekolah sudah tertutup rapat. Mata Cantika melihat sekeliling dan mendapati Seorang satpam tampak tertidur di pos penjagaan.

"Pstt!...pstttt!!!.. pak satpam! Oy!". Cantika memanggil satpam itu dengan suara sedikit berbisik.

"Hais, nggak bangun anjir." Selagi membatin, Cantika menemukan sebuah ide.

"Pak satpam! bangun pak ada tawuran!! ". Kali ini Cantika memanggil dengan sedikit berteriak. Ya benar saja, satpam itu segera bangun mendengar yang dikatakan Cantika.

"Bwha hahaha ngakak anjir komuknya". Raut panik bercampur ngantuk satpam itu membuat Cantika tertawa terpingkal-pingkal.

"Heh! Kamu! Mana tawurannya?!". Tanya satpam itu.

"Nggak ada lah pak, hehe. Saya mau masuk, bukain gerbangnya dong pak, plis". Ucap Cantika dengan eye puppy andalannya.

"Gak bisa, kamu ini! Sudah jam berapa sekarang baru masuk hah?! gak bisa!"

"Ish, si anjir!". Cantika bergumam, tak berhenti sampai itu, Cantika kembali memohon.

"Pak, saya murid baru Loh. Bukain lah pak, besok-besok saya janji deh nggak bakalan telat lagi".

"Gak bisa!. Kecuali kamu mau berdiri di lapangan sampai jam istirahat pertama, mau kamu?".

"Ish, gak mau. Malu lah dilihatin orang sampai jam segitu". Cantika berlalu pergi dengan raut muka kesalnya.

"Heh! Mau kemana kamu!".

"Cari makan pak!". Memang benar, perutnya sekarang tengah berbunyi keroncongan karena tidak sempat sarapan tadi.

   Cantika berlari menuju belakang sekolah, eits! Lapar bisa diatur, minimal masuk sekolah dulu lah.

"Waduh buset! Temboknya tinggi, gue naik pakai apa ini!". Celingak-celinguk, Cantika melihat sebuah pohon di samping tembok sekolah itu yang untungnya memiliki dahan-dahan besar yang mengarah ke tembok.

"Dahannya lumayan besar, coba lewat situ deh". Cantika segera memanjat pohon itu dan beralih menginjak dahan besar yang berada dekat dengan tembok.

Hap! Cantika berhasil menyeberang tembok. "Tapi, ini gimana turunnya anjir!".

Tiba-tiba....

"Heh! Ngapain Lo disitu! Turun!". Suara seorang laki-laki berambut hitam mengagetkan Cantika.

"Turun gue bilang!".

"Sabar anjir! Lo nggak lihat gue lagi usaha turun?! Nggak ada bangku apa?!".

"Loncat aja! Gak usah banyak drama!".
Ucap ketus laki-laki itu.

Bruk!..

"Bangke! Sakit banget bokong gue asu!". Sambil mengusap pantatnya, Cantika berdiri menghampiri laki-laki itu.

"Sekarang Lo ikut gue".

"Heh kemana anjir, eh! jangan tarik-tarik woy!". Pemuda itu segera menarik tangan Cantika. Dia berdecak kesal karena gadis yang ditariknya ini sangat berisik selama perjalanan.

  Tibanya di lapangan, pemuda itu langsung melepas tangan Cantika.

"Lo berdiri disini dengan kedua tangan menjewer kuping Lo sampai jam istirahat pertama!".

"Woylah, istirahat pertama kan jam sepuluh anjir! Ngotak dikit dong Lo!". Enak saja hukuman selama itu, Cantika kan malu dilihat orang-orang selama istirahat.

"Berdiri disini atau gue tambah hukuman Lo?".

"Cih siapa sih nih sok ngatur-ngatur!". Cantika mendumel kesal di dalam hatinya. Matanya tiba-tiba tertuju pada sebuah kain berlambang yang berada di pergelangan lengan atasnya.

"Cih Ketos kesayangan guru ternyata, pantesan galak sok ngatur-ngatur pula".
Cantika bergumam pelan, untung saja laki-laki itu tak mendengarnya.

"Kenapa diam? Cepat sana berdiri di samping cowok itu!".

Cantika berjalan menghampiri seorang remaja laki-laki yang sedang membelakanginya. Dilihat-lihat, laki-laki itu sama sepertinya dihukum karena terlambat juga

"Eh?  Lo!"

.
.
.
.

______________________________

Lama gak update, jadi lupa sendiri sama alurnya 😞

Yang masih bingung, kenapa selalu nyebut Cantika dan nggak nama Ashana,

Karena bagaimanapun, jiwa yang ada di dalam raga Ashana adalah Cantika. Ada saatnya aku bakalan ngubah sebutannya jadi Ashana nanti.

STOP IT ! What you're crazy  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang