[1] Beloved

506 31 0
                                    

Choi Yeonjun's pov

"Kau harus makan yang banyak Soobin, nanti siapa yang akan menghabiskan masakan ku jika makan mu sedikit!" hari ini seperti biasa Soobin akan menghabiskan seluruh waktunya bersama ku di rumah. Dia hanya akan pulang ketika akan tidur, dan tak jarang pula ia juga menginap disini.

Aku anak tunggal, dan Soobin anak bungsu yang kakak kakaknya sudah tinggal tak serumah. Itu membuat kami merasa senasib dan nyaman antara satu sama lain. Si kesepian dan si kesepian juga.

"Yeonjun, kau tidak melihat kah sejak berteman dengan mu pipi ku semakin besar setiap harinya karena masakan mu!" keluhnya. Aku hanya terkekeh sambil mendekat kepadanya yang duduk dimeja makan. Ia menyandarkan kepalanya pada perutku, sedangkan kedua tangan ku sudah bersarang pada pipi bulatnya.

"Malang malang Soobin kiyowo!" gemas ku. Ia terlihat sangat pasrah ketika aku mencubit pipinya tanpa henti. Lucu! Aku bisa melakukannya setiap saat.

"Yeonjun, ayo main game saja!" ajaknya tak sabar. Anak ini, nanti ketika perutnya perih baru mengeluh.

Ia pikir aku ibunya?! Huft.

"Makan dulu! Kalau kita tidak makan kita tidak akan kemana mana!" ancam ku.

Soobin menatap ku harap "suapi" pintanya.

Aku tersenyum jahil, muncul ide bagus dalam kepala ku "Panggil aku Yeonjun hyung dulu" aku tahu dia tak suka memanggil ku dengan embel embel Hyung meski aku memang lebih tua satu tahun.

"Yeonjun hyung tolong suapi" jawabnya. Aku tak menyangka ia akan menuruti ku. Tetapi tetap saja, aku tidak akan mengukiri janjiku. Baiklah, pesawat datang Soobinnie~

.
.
.

Kami tidak tahu harus melakukan apa lagi.

Jadi kami hanya saling menatap dengan kepala yang kami sandarkan pada karpet berbulu putih di kamar ku.

Kedua mata yang saling menatap ini perlahan mulai mengantuk. Terutama Soobin, ia sepertinya akan menginap hari ini, tak perlu izin kepada siapapun. Ia terlelap lebih dulu, dan aku menyusul. Sudah biasa kami tertidur dilantai dan itu bukan masalah.

Tetapi ditengah tidur lelap ku, dapat kurasakan ia mengangkat tubuhku untuk dipindahkan keatas kasur. Samar samar ku lihat pada jam dinding, ini jam sepuluh malam. Sudah dua jam kami tertidur.

Ia mengambil jaketnya yang berada di sofa. Mengenakannya, lalu memasang masker seperti biasanya. Ia benar benar menjaga dirinya dari debu dan udara malam. Tangan besarnya mengusap kepala ku sambil berpamitan. "Aku pulang Yeonjun, besok aku kesini lagi" aku menahan tangannya.

"Menginap disini saja, sudah malam ini" pintaku. Ia menggeleng sambil berpamitan kembali. Aku yang sudah mengantuk pin terlelap dengan Soobin yang perlahan menghilang dari pandangan ku.

Sampai jumpa besok Soobinnie!!

Sampai jumpa besok Soobinnie!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


...

Hii! Makasi udah minat buat baca cerita ku. Jangan lupa dukung cerita ini yaa, silahkan ditunggu updatenya!

Best(killer)friendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang