[7] His Life

158 20 0
                                    

Kang Daehyun's pov

"Pergi ke alamat ini"

Aku menatap pelanggan ku dari spion tengah mobil. Ia seperti terkejut melihat rupa ku. Aku sendiri hanya berlagak seperti biasa.

"Baik, tolong gunakan sabuk pengaman anda dengan benar"

"Hey, Kang Taehyun?" tanyanya dengan nada tinggi.

"Maaf ini Kang Daehyun, apa kau kenalan kembaran ku?"

"Ohh maaf maaf, iyaa aku senior Taehyun saat SMA" jelasnya.

"Bagaimana kabar Taehyun?"

"Dia sudah meninggal"

"Turut berduka cita" jawabnya sekilas.

"Tidak perlu berduka, tak ada yang perlu disedihkan dari perginya anak itu" jawab ku sambil tersenyum remeh, ia pun juga melakukan hal yang sama.

"Siapa nama mu? Dan kemana tujuan mu?"

"Lucas, aku sedang ingin menyiapkan kejutan untuk pacar ku dirumahnya"

"Woah, pasti pacar mu orang yang beruntung"

"Tentu, apa kau memilikinya juga?"

"Ck, aku belum sempat untuk memikirkan hal hal seperti itu"

"Ayo lah, pria banyak uang seperti mu pasti dikelilingi oleh banyak wanita kan?"

"Eyy, kau tau dari mana aku memiliki banyak uang?"

"Ayah mu pemilik perusahaan taxi aku tau, pasti kau kena cipratan nya kan?"

"Not at all, he such a stingy boss"

Tanpa kami sadar, kami sudah sampai di alamat yang dituju.

"Oh, jadi disini si detektif payah itu tinggal?"

.
.
.

Choi Yeonjun's pov

Soobin akhir akhir ini sering keluar rumah dan tidak mengajak ku. Aku bosan dan penasaran apa yang ia lakukan. Tetapi sekarang ia sedang bersama ku, mendengarkan lagu sambil meminum secangkir teh di balkon rumah.

"Aku sudah berbicara kepada ayah, dia tak masalah selama aku tak membuat masalah"

"Berarti Soobin akan tinggal disini?" ia menjawab dengan mengangguk.

Aku merasa Soobin makin aneh akhir akhir ini. Rasanya dingin, ya aku tau Soobin memang seseorang yang dingin aslinya. Bahkan ketika awal berkenalan Soobin tak akan mengeluarkan suaranya bila aku tak bertanya.

Aku mengambil ponselnya yang tergeletak, tentu aku tahu sandinya. Sidik jariku terdaftar sebagai salah satu yang dapat membuka ponsel ini. Layar kuncinya adalah foto ku yang aku kirim ketika ia berada di Amerika.

Kiyowo~

Aku membuka aplikasi komunikasinya. Hanya ada ruang obrolan kami. Setelah aku cek, ternyata Soobin hanya menyimpan nomor ku. Bahkan nomor ayah dan ibunya juga tak ada.

"Kenapa tidak ada nomor ayah dan ibumu?" tanya ku sambil tetap memperhatikan ponsel itu.

"Aku tak pernah menghubungi mereka bila mereka tak menghubungi ku, lagi pula menyimpan nomor mereka hanya mempermudah mereka mengawasi ku"

Soobin memang memiliki hubungan yang buruk dengan keluarganya, jadi Korea adalah kebahagiaan baginya. Berbeda dengan ku, hubungan ku dengan orang tuaku cukup baik. Ya meski kita jarang berkabar.

Tapi setidaknya sekarang aku punya Soobin, sudah cukup.

"Mau keluar tidak? Ingin cari angin" ajak ku.

"Jika ingin angin duduk saja di depan kipas angin"

Aku merengut kesal, "Salah sendiri setiap keluar tak pernah mengajak ku"

Ia hanya diam tak acuh.

Tetapi malam harinya, Soobin mengajak ku keluar menyusuri kota. Ternyata malam ini ada festival sehingga jalanan ramai dengan banyak jajanan. Dia tau aku sangat menyukai festival, He knows me too well.

Udaranya cukup dingin karna sudah semakin malam. Kami berdua sama sama menggunakan jaket yang tebal. Tetapi Soobin menggenggam tangan ku lalu memasukannya kedalam saku jaketnya. Sepertinya ia tau jika aku dilepas aku akan hilang entah kemana.

Di pertengahan jalan kami bertemu dengan wanita yang menanyakan ku tentang Soobin, ingat tidak dengan wanita di chapter lima? Ya dia. Aku berusaha tak menampakan wajah ku, tetapi dia malah melihat Soobin dan mencegat kami.

"Hei, boleh aku meminta waktumu sesat?" tanya wanita itu.

"Oh ya ada apa?" jawab Soobin.

"Apa kau sempat melihat wanita ini?" tanya nya sambil menunjukan foto.

"Apa kau sempat melihat wanita ini?" tanya nya sambil menunjukan foto

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Oh wanita ini, yang aku lihat di poster saat itu!

"Tidak, aku tidak melihatnya" jawab Soobin.

"Tetapi kau berada di tempat yang sama ketika dia menghilang"

"Maaf tapi aku tak melihatnya, sebentar siapa pria ini?" tanya Soobin kepada pria disamping wanita itu.

"Oh ini pacar ku, kenapa?"

"Wahh, wanita baru bung? Seingat ku hari itu bukan yang ini" ledek Soobin.

"Hei apa maksudmu?" marah pria itu tak terima.

"Tidak bermaksud apa apa, oh ya nona mengapa kau tak mencurigai pacar mu saja? Dia juga berada di lokasi yang sama dengan ku saat itu, bahkan dengan lancangnya memotret ku dengan kamera ponsel wanita yang bersamanya"

"Watch your mouth!"

"Everyday" jawab Soobin santai.

Tanpa ba-bi-bu, Soobin mengajak ku meninggalkan sepasang kekasih itu. Aku hanya mengikuti langkahnya. Aku memandangnya meminta penjelasan. Tetapi senyumannya seakan mengatakan "Tidak apa, jangan difikirkan"

...

Heii, maaf ya baru up. Mau liat lockscreennya Soobin yang dimaksud Yeonjun tadi gaa?

Kiyowo~

Best(killer)friendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang