Choi Yeonjun's pov
"Hyung harus minum susu tiap pagi biar tambah tinggi" ujar Soobin di setiap paginya. Mentang mentang aku lebih rendah. Padahal dia yang ketinggian!
"Memang kalo aku pendek kenapa? Apa itu membuatmu miskin?! Lagi pula tinggi ku sudah 180 senti" jawab ku emosi. Dia memandangku dengan datar seperti tatapan aneh.
"Ya.. trus? Kan tetap saja"
"Aaa tidak mau tidak mau, kamu saja yang minum biar tambah tinggi lagi!"
Ia memandang ku sesaat, lalu meminum susu di gelas yang sebenarnya adalah milikku. "KOK KAMU MINUM!!"
"Katanya tadi disuruh minum" jawabnya bingung. Benar sih tapi.. ah Soobin tidak peka!
"Gak tau ah, biar kamu saja yang tinggi sendiri" aku berbalik dan berjalan dengan menghentakkan kakiku. Berharap dia mengikuti dibelakang ku.
"Ya sejak kapan kita tinggi bareng?"
"GAK TAU AH SOOBIN NYEBELIN!"
.
.
.Menyebalkan! Soobin tertidur ketika kita sedang bermain petak umpet. Pantas saja aku tidak menemukannya, ternyata ia tertidur di lemari. Untung ia tak kehabisan napas.
Badannya terlalu besar, aku tak bisa mengangkatnya! Kenapa bocah ini sering sekali tertidur?
"Soobin wake up wake up!" ucap ku sambil berbisik dan menepuk pipinya.
"Umh? Kenapa aku disini?" herannya sendiri. Padahal ia yang menyembunyikan dirinya.
"Kita tadi main petak umpet, ayoo sekarang giliran kamu yang jagaaa!" seru ku semangat. Ia sendiri terlihat masih mengumpulkan nyawanya. Baiklah akan ku tunggu.
"Baik baik, akan ku hitung sampai sepuluh" ia bangkit dari duduknya. Bersiap siap menghitung satu sampai sepuluh. Aku pun bangkit sambil memikirkan tempat bersembunyi yang bagus.
"Dua puluh dua puluh!" nego ku.
"Seandainya pun aku menghitung sampai seratus, aku akan tetap menemukan mu Yeonjun" jawabnya yang terdengar samar.
Disisi lain aku sedang berlari mencari tempat bersembunyi. Di dapur? Jelas jelas tidak ada tempat bersembunyi. Di kamar mandi? Terlalu cepat ketahuan!
Bagaimana bila dibawah kasur? Ide bagus!
Aku pergi ke kamar ku, memasukan diriku sendiri kedalam bawah kasur. Tersenyum kecil karena yakin Soobin tidak akan menemukan ku.
"Siap atau tidak, aku datang!" teriak Soobin yang ku dengar. Ia menghitung sampai dua puluh sesuai permintaan ku. Langkah kakinya tak terdengar. Pasti ia pergi ke ruangan lain.
Tapi, eh
Tiba tiba kaki besarnya sudah berada di hadapan ku. "Yeonjun, Yeonjun" panggilnya pelan.
"Tidak ada disini, pasti di ruangan lain" ucapnya sebelum meninggalkan ruangan ini. Aku terkekeh senang.
Aku mengeluarkan tubuh ku perlahan. Berhasil! Segera aku berlari menuju ruangan ditempat Soobin berjaga tadi.
Tiba tiba kerah belakang ku ditarik hingga badan ku hampir terjatuh. Soobin melihat ku sambil tersenyum miring. "Kau pikir aku tak tahu kau berada dibawah kasur? Setidaknya hapus dulu jejak kaki mu di karpet Yeonjun"
Sial sial sial!
"Soobin, kenapa tidak pura pura tidak tahu saja!"
"Kan aku sudah bilang, aku akan tetap menemukan mu"
"Tetap saja, pura pura kalau saja!"
Soobin menertawai keputus asaan ku. Aku menginjak kedua punggung kakinya dengan kaki ku. Tapi itu tak sebanding, ia malah menggendong ku secara tiba tiba yang membuat ku berteriak.
"PABOO, TURUNKAN!" perintah ku yang tak didengar.
"Malas, nanti kaki ku diinjak injak lagi" jawabnya sambil berjalan ke arah dapur. Ia menurunkan ku di sana.
"Buatkan aku roti" perintahnya, aku mengeringkan mata ku.
"Ck, dasar penyuruh!" kesal ku, tetapi tetap saja ku lakukan.
"Dasar pesuruh" ledeknya balik. Soobin menyebalkan!
...
Hi, gimana hari ini?
KAMU SEDANG MEMBACA
Best(killer)friend
Mystery / ThrillerYeonjun yang hidup berdampingan bersama sahabatnya- Soobin, tiba tiba terkejut ketika sahabatnya dituduh telah membunuh beberapa wanita. Kasus yang buntu membuat para penyelidik membuat Soobin menjadi bantu loncatan atas kasus tersebut. Tetapi Yeonj...