[14] Choose Your Fighter

146 21 4
                                    

Normal pov

Sepasang suami istri itu kembali dari Amerika. Iya, ibu Soobin dan ayah Lucas. Mereka berkumpul berempat di ruang kunjungan. Ibu, ayah, Lucas dan Soobin.

"Gila? Kalian dituduh menjadi pembunuh?!" emosi tuan Huang meledak ledak. Lucas menunduk sedangkan Soobin menatap kearah ayah tirinya dengan tatapan kosong. Seakan akan muak dengan drama ini.

"Bukan aku yang dituduh, tapi Soobin. Aku diminta hadir sebagai saksi" ucap Lucas membela dirinya.

'Plakk'

Terdengar jelas suara renyah tamparan itu menyapa pipi Soobin. Ibunya yang melihat tak memberikan reaksi. Soobin juga tak menjawab apa apa.

"Saya sendiri bingung mengapa bisa saya dituduh sebagai pembunuh, wajah dan nama korban saja baru tau dari Lucas" jawab Soobin dengan wajah polosnya.

"Aku tidak akan menolongmu kali ini, dicebloskan maupun dihukum mati sekalipun aku tidak peduli!" ancam tuan Huang.

"Baguslah, terakhir kali ketika paman menolong kakak, kakak malah dibiarkan mati. Ternyata jika tak dibantu pun akan dibiarkan mati juga"

Tidak ada yang mendengarkan ucapan Soobin saat itu. Semuanya malah bersiap siap pergi. Tanpa pamit, mereka meninggalkan Soobin seorang diri. Yang kemudian, Lucas kembali lagi.

"Di pengadilan besok, akui saja apa yang kamu lakukan" ucap Lucas sok menasehati.

Soobin menatap Lucas yang berdiri, "Yang saya lakukan? Kamu tau apa yang saya lakukan?" Lucas mengangguk.

"Memergokimu berselingkuh dengan Minnie? Saya harus mengakui itu?" mendengar hal itu Lucas tak segan segan menghantam Soobin. Yang dihantam tak melakukan perlawanan, meskipun ia bisa.

"Jangan sekali sekali kamu ungkapkan hal itu, cukup akui memang kamu yang membunuh atau aku akan menghancurkan hidupmu!" ancamnya.

"Hidup saya sudah hancur sejak pertama kali saya dengar nama mu, Lucas"

"Hei, jangan lupakan kau masih punya Yeonjun untuk aku sakiti"

"Kalau begitu hidupmu juga bisa saya hancurkan Lucas, lagi pula apa dampaknya jika saya tidak mau mengaku sebagai pembunuh? Apa kamu yang akan dipenjara?"

Lucas tak menjawab, ia menatap Soobin tajam.

"Jangan coba mengancam saya, saya bisa melindunginya lebih baik daripada kamu yang melindungi semua perbuatan mu"

Tanpa ada yang menyadari, sedari tadi Soobin menekan pena yang merupakan alat perekam suara.

.
.
.

Ini sudah malam, Yeonjun baru mengunjungi Soobin atas permintaannya. Soobin beralasan bahwa ingin melihat Yeonjun sebelum ia tidur. Yeonjun diantar Hueningkai, maka dari itu ia dapat menjenguk ketika jam besuk sudah habis karna memiliki orang dalam alias Kai yang sudah akrab dengan kepolisian. Kai juga sebenarnya ada disana tetapi ia memilih menunggu diluar.

"Apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Yeonjun dengan wajah kusutnya. Ia sangat tak nyaman dengan situasi sekarang.

"Besok, biar pengadilan yang menjelaskan"

Yeonjun menghela napas berat. Ia membawakan Soobin beberapa makanan, dan sekarang Soobin memakannya dengan lahap.

"Datang ke pengadilan, ya? Bareng bareng sama Beomgyu" pinta Soobin membuat mata Yeonjun melotot heran.

Choi Beomgyu, sepupu Yeonjun yang tak pernah akur.

"Untuk apa? Apa hubungannya Beomgyu dengan hal ini?"

"Nanti juga tau, jadi anak yang penurut apa susahnya?"

Seperti ia menurut saja, padahal sama sama bandel.

Meskipun wajah Soobin terlihat biasa saja. Namun, Yeonjun dapat melihat bahwa ada kekhawatiran dalam matanya. Mau tak mau, si mata rubah pun ikut gelisah.

"Soobin bukan pembunuh, aku tau"

"Semua orang tau, tapi bukan itu masalahnya"

"Lalu? Kenapa Soobin yang dituntut?!"

...

Agak maksain, tapi emang sengaja dibikin ngegantung hehehe
Ini seriusan lho aku baru sempat nulis, takut banget besok ga bisa nyuri nyuri waktu:")
Yaa oke, see you next time guys!!


Best(killer)friendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang