01 ○ tugas akhir sekolah

282 17 19
                                    

Sorry for typo

Jiwoo duduk di teras rumah sambil melamun memikirkan tugas seni budaya yang diberikan oleh gurunya satu minggu yang lalu.

"Huft... pengen buat tapi males kalau ngak dibuat ini tugas akhir, kan sayang kalau gue ngak buat" gumam Jiwoo setelah itu menghela nafas.

"Terus maunya apa dong?" tanya Seungcheol yang datang sambil membawa secangkir kopi di tangannya.

"Eh ada papa" kata Jiwoo sambil terkekeh pelan.

"Ih idi pipi" Seungcheol meniru anaknya.

Jiwoo tertawa sambil mendongkak menatap ayahnya.

"Emangnya tugas seni budaya adek apaan? Ayo tinggal bilang aja ke papa nanti papa bantuin kok" kata Seungcheol yang coba menawarkan bantuan pada anaknya.

Seungcheol duduk di sebelah Jiwoo dengan secangkir kopi di tangannya.

Jiwoo tersenyum menatap ayahnya sekilas lalu menggeleng pelan.

"Enggak usah deh pa, tugas Jiwoo cuma disuruh buat video nyanyi atau menari doang terus ntar diposting ke instagram atau tiktok" jelas Jiwoo yang menolak bantuan ayahnya.

Seungcheol mengangguk lalu menyesap kopinya.

"Kamu yakin ngak mau papa bantu?" tanya Seungcheol sambil menatap wajah anaknya.

"Yakin papa" jawab Jiwoo yang sebenarnya bingung mau bikin tugas video apa.

Jiwoo bingung memilih antara menyanyi dan menari.

"Papa bisa ngerap loh, yakin kamu ngak mau buat tugas video dibantuin sama papa?" tanya Seungcheol lagi.

"Mending buat tugasnya bareng abang aja woo, abangkan ganteng pasti video kamu banjir like tuh" celetuk Soobin yang berdiri di pintu rumah.

"Aduh Soobin jangan berdiri di pintu dong, ini mama mau nganter biskuit buat papa kamu" tegur Nayeon sambil memegang nampan berisi biskuit.

"Sumimasen (maaf)" ucap Soobin sambil menyingkir dari pintu dan membungkuk.

"Bang Soobin aura wibunya kuat banget" cibir Yujin sambil mengekori ibunya ke teras.

"Bacot lu!" kata Soobin yang ikut keluar ke teras untuk mengambil biskuit.

"Yujin bantuin gue ngendorse dulu kali" rengek Arin sambil berlari ke teras rumah.

"Ish gue lagi males kak, lo sendiri aja yang foto" tolak Yujin sambil mengunyah biskuit.

"Gue aja kak" usul Soobin sambil mengangkat tangannya tinggi - tinggi.

"Ngak ah, yang dibutuhin cewe bukan cowo!" tolak Arin dengan wajah judesnya.

"Yaelah kak ngak usah judes gitu juga kali, gue cuma ingin membantu" timpal Soobin.

"Buset baperan amat lo bin" Arin pun terkekeh sambil menatap belakang tubuh Soobin yang berjalan masuk ke dalam rumah.

"Tau ah watashi betmut" rajuk Soobin.

"Baperan banget sih anak kamu" celetuk Nayeon sambil menggeleng pelan.

"Lelaki juga manusia yang punya perasaan" timpal Seungcheol sambil melirik Nayeon.

"Iya juga yah pa, eh Arin kamu minta maaf gih sama adek kamu" perintah Nayeon pada Arin yang sedang mengunyah.

Arin yang sedikit merasa bersalah bangkit berdiri dan berjalan masuk ke dalam rumah untuk menyusul Soobin.

"Yujin bantuin kakak kamu ngendorse" Seungcheol kepada Yujin.

Yujin memanyunkan bibirnya.

"Males pa, belum mandi" kata Yujin dengan wajah cemberutnya.

"Yaudah mandi sana" kata Seungcheol.

Yujin menggeleng.

"Yujin" panggil Nayeon.

"Iya iya" kata Yujin lalu bangkit dan masuk ke dalam rumah.

Jiwoo membaca pesan yang baru saja masuk di ponselnya.

"Mama papa ... Jiwoo ke rumah Danielle dulu yah" kata Jiwoo berpamitan kepada ayah dan ibunya.

"Iya hati - hati di jalan yah" kata Nayeon memperingati. Padahal rumah Danielle jaraknya cuma dua rumah dari rumah mereka.

"Iya mah" balas Jiwoo yang iya iya aja biar cepat.

"Dadah papa" kata Jiwoo sambil dadah dadah kearah Seungcheol.

Begitu melewati rumah keluarga Junaedi pandangan Jiwoo tertuju pada seseorang yang sedang duduk berjongkok disamping mobilnya.

"I-itu kan bang Jay astaga" kata Jiwoo dengan panik sambil berlari menghampiri Jay yang sedang berjongkok sambil menutup wajahnya.

"Bang Jay?" tanya Jiwoo sambil menepuk pundak Jay yang terdengar menarik ingusnya.

Jiwoo mengitarkan pandangannya.

"Kok bang Jay duduk disini?" tanya Jiwoo yang masih tidak di jawab oleh Jay.

"Dunia gue lagi hancur banget woo" kata Jay sambil berdiri dan mengelap air matanya.

"KENAPA BANG?" teriak Jiwoo yang panik sambil mendongkak menatap wajah Jay yang merah.

Jay berjalan kearah teras rumahnya dan duduk disana sambil menatap jalanan blok B.

"Bang cerita aja bang jangan dipendam. Biasa orang yang mendam masalahnya sendiri suka tiba - tiba bunuh diri" kata Jiwoo yang kasihan melihat Jay.

"Gue ngak sampe bundir juga kali woo" kata Jay sambil menatap Jiwoo yang cengengesan.

"Iya, jangan bang kan sayang kalau blok B berhantu" kata Jiwoo yang membuat Jay elus dada.

"Gue-" kata Jay setengah - setengah.

"Kenapa bang?" tanya Jiwoo yang greget sendiri.

Jay menarik nafas lalu membuangnya dengan perlahan.

"Gue habis putus woo dan hati gue tuh sakitt banget tau ngak sih, gue ngak mampu banget sekarang" kata Jay dengan gaya dramatisnya sambil mengelus dada.

Buset bang Jay kok gini amat.Batin Jiwoo

"O-oh habis putus sabar yah kak Ja-"

"Gue ngak tau woo ... gue ngak tau salah gue apa tapi dia tiba - tiba langsung mutusin gue woo, gue udah berusaha jadi yang terbaik buat dia. T-tapi dia sama sekali ngak nganggap gue, sumpah dada gue sakit banget woo kalau ngingat dia" jelas Jay sambil mukul dadanya berkali - kali.

"Yaudah kak Jay lupain aja ngak usah di ing-"

"Mana bisa begitu Jiwoo, gue cinta banget sama dia woo. Sakit hati gue woo" kata Jay yang mulai menangis.

Jiwoo menatap sekitarnya, dia ingin pergi dari sana tapi tidak enak dengan Jay yang masih menangis.

Tiba - tiba ponsel Jiwoo berdering menampakan nama Danielle di layar ponselnya tanpa babibu Jiwoo langsung mengangkat telfon tersebut.

"Iya Dan.."

"Iya Dan iya gua OTW bentar yah" kata Jiwoo lalu mematikan telepon.

"Lu OTW kemana woo?" tanya Jay sambil menatap ponsel Jiwoo.

"Ini bang ... Jiwoo tadi janjian sama Danielle buat tugas video dirumah Danielle" jawa Jiwoo dengan jujur.

Jay menarik ingusnya.

"Yaudah woo gue mau masuk dulu jadi ngantuk gue habis nangis" pamit Jay lalu berdiri.

Jiwoo mengangguk lalu pergi dari sana, setelah keluar dari halaman rumah Jay tiba - tiba Jiwoo kepikiran sesuatu.

"Dulu waktu Niki putus dari gue, dia nangis kayak bang Jay juga ngak sih?" tanya Jiwoo dengan suara yang pelan kepada dirinya sendiri.

Jiwoo menghela nafas lalu terus melangkah kan kakinya kearah rumah Danielle.

"Mana mungkin dia kayak gitu" jawab Jiwoo sendiri sambil tertawa miris.

__________________
Jangan lupa vote+comment
Makasih.

BLOK BLOKANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang