5- ᴛᴏ ᴍʏ ʏᴏᴜᴛʜ

32 8 5
                                    

     Apeun mankeum apahaedo
     Aku tersakiti dan tersakiti

     Sarajijireul anhaseo
     Tapi rasa Sakitnya takkan hilang

     'CKLEK'

     Pintu ruangan terbuka. Terlihat lah seorang dokter bersama seorang pria marun memasuki kamar inap yang disinggahi Dazai. Mereka menghampiri Chuuya yang masih duduk disamping ranjang Dazai, menunggunya siuman.

     "Chuuya, dimana Ranpo dan John?" tanya pria surai marun itu.

     Chuuya yang baru menyadari bahwa ada orang yang berdiri disampingnya refleks berdiri dan terkejut.

     "Odasaku-San! A, aku... Ranpo dan John sedang berkonfirmasi dengan polisi di depan rumah sakit," lapornya sambil sedikit mengangguk.

     Oda Sakunosuke- ya, kakak lelaki angkat Dazai tersebut mengangguki laporan Chuuya. Lalu menepuk pundak Chuuya pelan karena memahami kegelisahan Chuuya yang terlihat gugup barusan.

     "Tak apa. Kau bekerja dengan baik, Chuuya. Terima kasih atas bantuanmu," Odasaku tersenyum sangat tipis.

    Andaikan Chuuya tak memerhatikan, mungkin ia takkan tahu bahwa Odasaku tersenyum walau samar.

     Chuuya mengangguk dengan senyuman semangat yang terpatri. "Ha'i! Bukan masalah, aku senang membantu."

     "Dokter, bagaimana keadaannya?" Odasaku berbalik, lalu bertanya kepada Dokter yang tengah memeriksa keadaan Dazai.

     Dokter tersebut mendengus kecil. "Lukanya lumayan parah. Diperkirakan minimal dia bisa pulang dalam seminggu setelah dia siuman. Kalau lukanya masih belum terjadi pemulihan, kita bisa ambil jalur inap kembali," ujarnya.

     Odasaku dan Chuuya mengangguk bersamaan. Setelah dokter memberikan hasil diagnosa nya, dia segera pamit untuk pergi menyelesaikan pekerjaan nya yang lain.

     "Tadi kamu hampir tak menemukan keberadaan Dazai." Setelah kepergian sang dokter, Chuuya kembali angkat bicara. Sembari ikut menatap ke arah tujuan pandang Odasaku. Yaitu Dazai Osamu.

     Odasaku menghela nafasnya. Lalu meminta kelanjutan.

     "Saat kami sampai di perempatan gang, ada seorang anak yang mengakui keberadaan Dazai. Mungkin dia salah satu temannya?"

     Mendengar penambahan Chuuya, dahi Odasaku mengernyit, dan kembali menatap Chuuya.

     "Seperti apa orangnya?"

     "Rambutnya hitam legam tanpa poni, tapi bagian bawah rambutnya berwarna putih, " jelas Chuuya.

     "Akutagawa," gumam Odasaku sembali mengapit dagu. "Humph, sepertinya dari dulu dia memang tulus mengagumi Osamu." Odasaku mendekati adik angkatnya yang terbaring lemah itu. Menatapnya dengan tatapan kosong.

     "Ayahnya baj*ngan, sih. Makanya aku bisa disini dan bertemu kalian..."ucap Odasaku lalu tersenyum. "Heh, sebagai mafia yang bertumpuk dosa."

     "Huhuhu..." Chuuya tertawa pelan. "Ntah kenapa aku jadi ingat kata-kata Dazai dulu saat masih satu sekolah SD dengannya." Chuuya ikut mendekat dan duduk di kursi disamping Dazai.

     "Dia bilang apa?"

     "Dia bilang begini saat kami sedang menyapu halaman belakang perpustakaan. Dibawah pohon sakura... Apa yang akan dilakukan manusia jika ia dalam kesulitan? Untuk mengetahui harus hidup seperti apa, manusia akan berjuang. Untuk apa mereka berjuang? Harus hidup seperti apa? Tidak ada yang bisa memberitahu jawabannya. Yang kita miliki hanyalah hak untuk bimbang. Seperti anjing liar yang terlumuri oleh lumpur. "

[✔️]『 To My Youth 』|| Bungou Stray Dogs Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang