7- ᴛᴏ ᴍʏ ʏᴏᴜᴛʜ

34 7 0
                                    


     "Kak Agathaaaa!!" Seorang gadis kecil berlari ke arah Agatha yang sedang berdiri di samping ku. Lucu sekali. Ahoge nya yang mencuat panjang dan bergerak lucu menambah kesan keimutan gadis kecil tersebut.

     Setelah sampai, Agatha segera mengangkat gadis kecil tersebut dan menggendongnya sehingga gadis kecil tersebut bersandar didada nya.

     "Ini namanya Kyouka-Chan!" Agatha mengelus pelan surai indigo nya. Membuatku gemas melihat nya.

     "Oh, haii Kyouka-Chan!" Aku melambaikan tanganku pada gadis mungil yang menatapku penuh tanda tanya. Tetapi setelah itu dia bersembunyi malu-malu di balik ceruk leher Agatha sambil membalas lambaianku. Kawaii.

     "Berapa umurmu?"

      "Eum... Empat!" jawabnya sambil menyodorkan kelima jarinya. Membuatku tertawa gemas.

     "Itu lima, bukan empat." Aku menelusupkan jari jempolnya ke dalam kepalan. Membuat Kyouka berkedip dengan tatapan binar kagum.

     "Ini empat?"

     "Hu'um!" Aku mengangguk. Lalu mengelus kepalanya pelan. Membuat gadis tersebut menunduk malu dengan rona ceri di pipi gembil nya.

     "Kyou... Mau kelinci!" pintanya tiba-tiba.

     "Kyouka-Chan suka kelinci?"

     "Hu'um!" Dia mengangguk bahagia. "Kelinci... Lucu! Lembut! Seperti kak Agatha!" Mendengar pujian itu, Agatha tertawa dengan gemas sambil mentoel hidungnya.

     "Oh iya, tunggu sebentar, ya! Aku akan mencari Ozaki-San dulu, selama menunggu Dazai-Kun boleh melihat-lihat sekitar dulu, kok!"

     "Wah, baiklah... Bye-bye, Kyouka-Chan!"

     "Dda~ Dddaa~!" Kyouka melambaikan tangannya.

     Setelah kepergian Agatha bersama Kyouka, aku pergi untuk melihat-lihat sekitar bangunan besar panti asuhan. Aku kelilingi bangunan yang lumayan besar dan luas tersebut. Sisi dan tiang bangunan nya terlihat sudah terkelupas catnya, begitu pula tripleks di langit-langit yang begitu banyak bekas atas bocor. Namun walau begitu isi di dalamnya tetap terusun tapi, hingga pondasi yang terlihat rusak dan pun menjadi seperti masih kuat dan kokoh. Tidak terlalu buruk karena ruangannya rapi.

     Bangunan tersebut di cat dengan gradasi abu-abu dan oranye. Mungkin karena warna catnya juga yang membuatku berpikir bahwa bangunan tersebut sudah sangat lawas.

     Aku berjalan ke bagian belakang gedung, hingga mendapati taman yang lumayan luas, bersih, asri, dan juga indah. Terdapat dua orang anak yang tengah bermain disana. Seperti tengah bermain dengan balok-balok. Karena aku penasaran aku pun mendekati mereka.

     "Waaah, kerennya...!" pujiku begitu sampai dan sedikit membungkuk untuk melihat istana balok yang dibuat oleh kedua anak dihadapanku kini.

     Kedua nya langsung menoleh kepadaku. Yang satu terkejut bukan main seperti habis melihat hantu, sedangkan yang satu nya mengerjapkan matanya menatapku polos.

     Salah satu dari keduanya- yang bersurai oranye dengan jepit rambut di poni kirinya menyengir lebar. "Kakak mau main juga?" tanya nya sekaligus menawarkan. Ia sodorkan kepadaku sebongkah balok segitiga dengan tangan mungilnya. Menggemaskan sekali.

     "Aku boleh ikut?" tanyaku ramah. Dia pun mengangguk kuat.

     Aku tertawa pelan sambil mengelus kepalanya lembut. "Siapa nama kalian berdua?"

     "Ichiro! Tanizaki Juun'ichiro!" jawab yang berjepit rambut tadi. Lalu ia menarik bocah lelaki yang juga bersurai oranye seperti dirinya yang sedang mendirikan balok. "Kalau dia Mark Twain!" ungkapnya. Membuat bocah pemilik ahoge kecil itu gelagapan karena tiba-tiba ditarik.

[✔️]『 To My Youth 』|| Bungou Stray Dogs Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang