POTION CLASS (our adventure)

135 19 0
                                    

Seluruh siswa dan siswi yang hari itu telah dibentuk oleh Prof. Snape berkumpul di halaman tengah kastil untuk bersiap dengan keberangkatan mereka yang telah direncanakan.

"Percayalah padaku Manova, kau aman" Harry yang tiba-tiba berbisik di samping Sarah membuat gadis itu terkejut sedikit dan dirinya sebetulnya bukan merasa cemas akan Forbidden Forest, hanya saja berjalan berdua dengan Harry? Sarah tak bisa membayangkan betapa canggungnya nanti.

"ehm" sedikit menjauhkan diri dari Harry.

"Bukan itu Potter, sungguh aku tak masalah jika harus melihat makhluk-makhluk itu"

"Lalu? apa kau tak nyaman denganku?"

"Tidak! bukan!" sambil mengibas ibaskan tangannya, tak lama mereka semua melihat seseorang berjalan sambil membawa beberapa surat. Ah ya, Proffesor mereka.

Proffesor Snape menempatkan diri dan memulai pidato panjangnya, yang hanya diberi wajah mengantuk dari Ron Weasley. Sontak hal selanjutnya membuat kaget Ron pasalnya dirinya dilempari kertas kertas itu oleh Proffesor Snape dan diberi detensi untuk membawanya.

"Saya sudah konfirmasi dengan Proffesor Albus Dombledore untuk jadwal kalian kali ini, dan kertas ini berisi daftar bahan apa saja yang akan kalian cari dan kemudian kumpulkan kepada saya. Ingat tugas bagi anggota pencatat!"

"Alright Proffesor" serentak dari kami mulai mengambil kertas pada tangan Weasley dan membacanya sebentar lalu bergegas pergi dari halaman menuju Forbidden Forest.


《 Forbidden Forest : Your not Alone 》


Tak

"Ah sorry Potter, apa itu mengejutkanmu?" Harry menggeleng dengan sedikit waspada.

"Tidak Manova, kukira kau terjatuh atau apa tadi" Harry berjalan dahulu dengan menggandeng Sarah, sudah dipastikan gadis itu tak baik baik saja, sementara Harry bilang padanya bahwa agar dirinya tidak berpisah dan berakhir tersesat.

"Mmm bahan apa dulu yang harus kita cari?"

"Mungkin serbuk ilalang Potter? Kulihat tempat ini dipenuhi ilalang dan lumayan mudah digapai"

"Kau benar" Mereka berdua mulai menjalankan tugas masing masing dengan Sarah yang mencatat bahan apa saja yang sudah terkumpul dan Harry yang membawa tumbuhan tumbuhan herbal itu.

"Dimana kita bisa dapatkan Belladonna?"

"Sebenarnya ada tempat yang aku ketahui untuk mengambil Belladonna, tetapi itu terlalu lembab dan beresiko" wajah ragu Sarah membuat Harry semakin penasaran.

"Katakan saja dimana, biarkan aku yang mengambil, kau bantu membawa sisanya saja bagaimana?" Sarah tersenyum dan mengangguk sebagai persetujuannya.

Harry dan Sarah melanjutkan perjalanan nya dengan disertai gurauan, sebenarnya sebagian besar berasal dari Harry dan Sarah hanya bisa sedikit terkekeh karena Harry ternyata lucu juga.

Tak terasa lamanya mereka berjalan menyusuri pertengahan Hutan yang semakin tak ada cahaya apabila mereka tidak menyalakan lumos pada tongkat masing masing. Sarah merasakan dingin pada bahu nya karena jujur dirinya tidak menduga hawa dingin di dalam hutan ini sedingin ini.

"Ah Potter, tak perlu repot repot memberikan mantelmu kepadaku" tolak Sarah dengan mendorong mantel itu pada Harry lagi.

"Bagaimana bisa aku melihatmu menggosok bahu sedari tadi sementara diriku merasa hangat sendiri disini? Yeah walau paman Vernon tak mengajarkan apapun mengenai menghargai wanita tetapi aku belajar banyak dari Mr. Weasley, jadi kumohon terimalah Manova" Harry langsung memakaikan mantel itu dan Sarah hanya bisa diam memandangi nya. Untung sekali dirinya tidak lupa membawa sarung tangan.

"Sepertinya kita tak bisa melanjutkan perjalanan ini malam ini, ayo kita buat tenda dan bermalam disini bagaimana?"

"Apapun keputusanmu Potter"

"Call me Harry, just Harry okey?"

"But we're just..." Sarah bahkan tak tahu mereka apa? Teman?

"Bestfriend, now you are my bestfriend" Sarah terkekeh kecil dan mereka memulai mendirikan tenda dan Harry memasangkan mantra disekitar mereka agar tidak ada hal buruk yang terjadi.

Berlanjut pada Sarah yang membantu Harry mengumpulkan kayu dan Harry yang menyalakan api nya. Sarah melakukan aktivitas lain yaitu memasak apa yang bisa mereka olah disana.

"Umm Sarah, kau membuat apa? Kau membawa beberapa bahan masakan?" Kepala Harry menyembul dibalik pundak Sarah dan sedikit mengkaget kan gadis itu.

"Huff...yeah, aku membawa beberapa tetapi hanya cukup untuk 3 hari kedepan. Kuharap kita sudah selesai sebelum persediaan ini habis"

"Tak masalah Sarah, aku yakin kita akan cepat selesai sebelum hari ke 3 bahkan."

Sarah fokus memasak dan Harry fokus melihat dirinya memasak, itu membuat Sarah menjadi sedikit salah tingkah. Bagaimana tidak? Angin malam membuat rambut Harry tertiup tipis dan penerangan yang tak seberapa membuat siluetnya terlihat makin tampan!

'Astaga hatiku meleleh'

"Akhh" oh tidak, jari manis itu terkena api. Sangat ceroboh sekali.

"Kau harus lebih memperhatikan apa yang sedang kau lakukan Sarah" ucap Harry sambil meniup jari manis Sarah,

"Dan jangan menatapku seolah olah kau akan melahapku hahah" candaan Harry sama sekali tidak lucu! Wajahnya terasa panas sekarang!

"Jujur saja Sarah, aku menaruh perhatian padamu"

"Tidak, kau bercanda" Sarah menggeleng tetapi tangannya digenggam oleh Harry dan membuat mereka melakukan kontak mata mau tidak mau.

"Kenapa aku harus bercanda di malam hari di tengah hutan seperti ini? Listen, ketika aku mendengar rumor buruk tentang dirimu atau keluarga mu dan saat aku mendengar Bones dan teman temannya menggunjingmu saat di Aula itu benar benar membuatku sedih. Aku masih tak mengerti mengapa mereka sangat membencimu? Kau mengerti kenapa?"

Sarah diam dan bingung harus berkata apa pada Harry, dia sendiri pun tak tau berbuat apa pada Bones hingga dirinya dibenci sebegitunya.

"Aku juga kurang faham Harry, Bones selalu bersikap seenaknya, kupikir itu bukan hanya aku karena banyak siswa siswi adik tingkat juga mendapatkan kesialan yang sama, mungkin dirinya hanya iseng"

"Ah baiklah entah untuk apa itu, jangan biarkan dia menindasmu lagi okey? Sekali kali lawanlah entah dengan perkataan ataupun tindakan Sarah!" Harry yang berkobar kobar menyemangati gadis itu membuat Sarah tertawa karena Harry benar benar layaknya anak kecil.

"Okey okey... bolehkah aku tidur sekarang?" Yang dijawab anggukkan oleh Harry, Sarah merebahkan dirinya di dalam tenda dan Harry masih diluar dengan ditemani dingin nya angin malam Forbidden Forest.

'Aku faham sekarang, mengapa Riddle benar benar memukuli diriku malam itu ketika kita hampir berciuman Sarah, ternyata dirimu seberharga ini untuk selalu dijaga'

"Gawat, kenapa aku juga ikut jatuh hahah" Harry menidurkan badannya di tenda satunya dan berusaha tidak tersenyum seperti seorang gadis pada masa puber.

"Ayolah Harry, tugas mu belom selesai jangan sampai membuat gadis itu menjauhimu" dan malam pun diakhiri dengan berhentinya interaksi mereka berdua. Dimana kepala Harry yang dipenuhi Sarah sedangkan sang gadis malah cemas akan seseorang yang sudah tak ditemuinya hari hari ini.

'Dimana dia?'


Hola!!
Happy reading & Ciao⁉️❤️‍🩹

Cung yang kangen Mattheo☝️Author juga kangen sosoknya padahal baru beberapa chapter engga nyusun dialog dia:")

(done revisi)

HEART PRISON - MATTHEO RIDDLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang