Salju turun dengan lebat pada bulan ini. Semua orang berduyun-duyun tak sabar untuk pergi liburan atau bahkan tak pulang ke rumah. Liburan di Hogwarts ketika tahun ajaran baru hampir tiba adalah hal yang paling dinanti nanti setiap siswa berbagai angkatan. Tak terkecuali para putri menara Astronomi. Siapa lagi jika bukan Ravenclaw Lady's?
Sebagian besar dari mereka berkumpul di Great Hall, dan disinilah aktor utama kita, masih bergelung mesra dengan selimut ibu nya. Sarah... Sarah...
Bukk
"Hmmmm apa apaan iniiii" mencari gara gara dengan orang yang baru bangun tidur itu tidak baik kawan, tetapi lebih menyeramkan jika temanmu akan menyeret dirimu kapan saja.
"SARAH MALDAVIC KECMANOVA!!! BANGUN GADIS MALAS! KAU INGIN IKUT AKU DAN LUNA KE STASIUN ATAU TIDAK?!" sudah dipastikan telinga gadis ini akan diberi ramuan oleh madam Pomfrey.
Disusul suara Luna yang lemah lembut sambil menggoyang goyangkan tubuh Sarah.
"Sarah... Apa kau ikut pulang? Jika tidak kami akan pergi dulu" sontak mata Sarah langsung terbuka. Menolak ucapan Luna itu petaka bagi Sarah.
"Mmmm ya ya aku akan mandi dengan cepat dan bagaimana barang barangku?" Elypse meletakkan kedua tangannya pada pinggang dan kembali mengocehi Sarah yang lari terbirit birit ke kamar mandi.
"Kau pikir kami 1 jam disini hanya sibuk membangunkan beruang tidur seperti kau hah!? Tentu sudah kami bereskan dong!!" Sarah mencium pipi Elypse dan menggosok rambut Luna, ucapan terimakasih yang tidak terduga oleh keduanya.
Luna fine-fine saja, dirinya malah suka jika Sarah menyayanginya, itu tanda persahabatan yang erat bukan? Namun lain pada Elypse, gadis ini hanya bisa menggelengkan kepala dan menghembuskan nafasnya berat.
'Dasar bocah beruang'
《 King Cross Station 》
"Bunyi peluit itu lucu" perkataan Luna membuyarkan lamunan Sarah dan mengalihkan atensi Elypse yang semula pada Daily Prophet pada nya.
"Kau suka Lun? Bagian mana yang lucu?" Sarah tau ini basa basi yang basi tapi apa salahnya mengobrol?
Luna tersenyum, merespon dengan suara lembutnya, "Tentu saja lucu, aku selalu bahagia jika mendengar peluit kereta ini. Itu menandakan era kita tak akan pernah habis, dan disinilah aku akan selalu bertemu dan berpisah dengan kalian"
Sarah cengo dan Elypse tertegun dengan ucapan Luna, mereka tak tau seberarti itu hal-hal kecil bagi gadis itu.
"Aaaa Luna kau sangat peka dengan hal sekitar ya" Sarah memeluk gadis itu.
"Kami akan selalu bersama mu kok Lun, peluit hanyalah peluit. Sudah jangan dibuat pusing, aniway... apakah kalian sudah membaca Daily Prophet ini?"
"Mengenai apa?" Sarah condong ke Elypse siap mendengarkan dongeng.
"Mr. Riddle"
"Mattheo Riddle?"
"No!! His father! Disini tertulis jika dia dinyatakan masih hidup, astaga bagaimana dunia sihir kita nantinya..."
"Tentu saja! Siapa penyihir yang percaya dia sudah tiada? Hanya orang-orang yang terlibat dengan kementrian lah yang membuat rumor dia telah mati, Mattheo sendiri pun tak merasa bahwa dia kehilangan" panjang lebar Sarah menjelaskan, kedua temannya malah salah fokus pada perkataan nya.
"Wait... wait... Sarah? U just call him Mattheo? not Riddle?" Elypse berkata demikian sambil menaik turunkan alisnya, berusaha menggoda gadis itu. Luna hanya menyimak sambil tersenyum seperti hal ini akan terjadi ditengah-tengah percakapan mereka.
"mmm...maksudku bukan begitu? lagipula apa salah memanggil nama depan orang lain? toh dia tidak disini tuh"
"ututututu temanku sedang rindu kah dengan pacar nya?" Sarah melempari Elypse dengan bungkus coklat nya, sementara Elypse hanya tertawa cekikian dan Luna pun tertawa juga walau tak separah keduanya.
Tahun ketiga mereka berakhir dengan momen kecil yang manis antar mereka bertiga, sahabat tak perlu banyak-banyak bukan? cukup dengan mereka yang mengerti dan menerima dirimu.
《 Hello Home 》
"IBUUU" Sarah masuk tanpa mengetuk pintu rumah nya.
"Bu... kau ada dimana?" Sunyi dan remang. Itulah hal yang membiasakan Sarah selama ini.
'Kriett'
Sarah terlonjak dan menengok, hah... ternyata sang ibu. Tapi tunggu dulu, apakah itu bahan masakan? Sarah kaget melihat pemandangan ini pasalnya ibunya tak pernah memasak.
Sarah menghampiri ibunya dan membantu membawa bahan-bahan itu menuju dapur sementara barang barangnya ia geletakan di ruang tengah.
"Ah kau sudah kembali? Ya baiklah bantu aku memasak daripada bermalas malasan dikamar gelapmu itu"
'TUHANNNN... APAKAH DIA IBUKU YANG ASLI? sedikit cuek si.. tapi BETTER THAN BEFOREEE'
"JANGAN MELAMUN BOCAH, AYO INI BERAT" ibu Sarah mulai berjalan dahulu dan Sarah mengikutinya.
"Dapur nya rapi bu"
"Tentu saja, kau kira aku hanya bisa memecahkan barang? Aku hanya depresi bukan gila total" hati Sarah sedikit menghangat, karena apa? Ya. Ibunya banyak berubah. Sarah sangattt bersyukur.
"Ditinggal ayahmu dan dirimu membuatku merasa sepi Sarah, kapan kau akan kembali ke sekolah orang orang aneh itu lagi? Perlu ibu antar?"
'DEMI MERLIN! APA INI IBUKU? AAAAA'
"EKHEM..apa ibu tidak akan keberatan?"
"Tidak, lagipula aku ingin tau mengapa kau betah disana" Sarah tersenyum, dia harus sering bertukar pesan dengan teman temannya setelah ini.
Memberi kabar bahwasannya dirinya dan ibunya akan kembali harmonis sebelum hal hal buruk menimpa mereka.
Setidaknya beban hidup Sarah terangkat satu, dan Sarah melanjutkan acara masak masaknya dengan sang ibu yang masih bersikap dingin tetapi tidak sekejam dulu.
Sarah memandang ibunya yang tengah berbicara banyak, bercerita tentang ini dan itu. Dia berharap seseorang disana juga akan merasakan kebahagiaan yang sama dengannya saat ini.
'Mattheo... Aku berdoa bahagia ku juga kamu rasakan, aku selalu merindukan dirimu'
End Of 3'rd Year
Hallo my lovely readers!!🤩
Gimana untuk closing dr tahun ketiga ini?? Tenang... baru closing thn 3 kok... nanti opening nya kalian tebak tebak an deh bakal ada siapa aja dan kenapa hehehehw🤭🤭Ea, Stay Tune & Ciao!💕
(done revisi)
KAMU SEDANG MEMBACA
HEART PRISON - MATTHEO RIDDLE
Fantastiksemuanya hilang, hanya kamu yang tersisa...