3| Warning!

160 23 4
                                    

Plak!

Tamparan keras itu menggema di ruangan temaram itu. terdengar menyakitkan saat bagaimana seseorang meringis hingga menubruk kursi yang tak jauh dari sana.

"Sialan! Menyingkirkan satu jalang kecil saja kau tidak becus. Apa sebenarnya yang kau lakukan, hah!" teriaknya pada seorang pria yang tadi dia tampar.

Pria itu cukup menyeramkan, ditambah tempat disana yang gelap dan tak cukup penerangan membuat suasana semakin mencekam. Suaranya menggelegar membuat orang lain yang berada disana juga gemetar ketakutan.

"Maaf bos, wanita itu cukup gesit menghindari mobil yang kami tumpangi,"jawab salah satu dari mereka takut-takut.

"Karena kalian tolol! Aku sudah mencoba memecah konsentrasinya tapi kalian masih saja tidak becus." marahnya lagi.

Kali ini tendangan kuat ia layangkan kepada yang lain membuat mereka tersungkur ke belakang.

"Ambil langkah strategi lain dan untuk kali ini aku tidak ingin mendengar kegagalan atau kalian yang justru aku hancurkan."

Ketiga orang yang terduduk di bawah kaki pria yang berdiri tersebut terang saja langsung mengangguk, mereka bertiga tak cukup berani menentang orang yang selama ini memerintah mereka.

"Baik boss."

Ketiganya langsung terbirit keluar dari ruangan itu, meninggalkan pria itu dengan satu batang cerutu di tangannya.

Wajahnya tak terlihat jelas, namun smirk yang pria itu tampilkan mampu menakuti siapapun yang melihatnya. Memandang ke sebuah jendela besar di ruangan pengap itu, kemudian membuang cerutu di tangannya lalu menginjaknya dengan penuh amarah di bawah telapak kakinya.

"Kim So Eun, aku tak akan melepas mu kali ini. Kau harus mati."




So Eun terbangun dari tidurnya, dia pun mengerang pelan ketika merasakan kepalanya yang masih sedikit pusing. Dia mencoba mengedarkan pandangan, merasa asing dengan kamar yang saat ini dia tempati.

Itu bukan kamarnya? Lalu milik siapa?

Dia mencoba mengingat kembali, ah! Apa ini kamar milik pria itu. Bagaimana So Eun bisa menyimpulkannya, karena dia tahu betul jika kamar ini bukanlah sebuah kamar penginapan maupun hotel. Apalagi rumah sakit.

APA!! KAMAR PRIA ITU.

sontak saja dengan cepat dia menyibak selimutnya, diapun menghela napas lega saat tahu dia masih memakai baju yang sama seperti sebelumnya.

Bodoh! Apa yang kau pikirkan.

Gadis itu meraih tasnya diatas nakas, merogohnya mencari sesuatu yang saat ini dia butuhkan.

Ponsel!

"Jam 4 pagi."gumamnya saat melihat waktu yang tertera dilayar.

Berapa lama dia tertidur?

Lantas wanita itu terlihat mencari kontak seseorang, tak lama kemudian-

"Hallo." ujarnya saat sambungan terhubung.

"Ini masih cukup pagi untukmu menggangguku So Eun, Aku baru memejamkan mata beberapa menit dan kau menelfon."

"Ah! Begitukah, baiklah maafkan aku Jungkook-ah. Lanjutkan saja tidurmu maaf mengganggu padahal aku habis kecelakaan dan sekarang aku tak tahu berada dimana."

Mata pria itu terbuka lebar, kantuknya seketika hilang."Yak! Dimana kau aku akan menjemputmu. Apa dirumah sakit."

Wanita itu tersenyum, bahkan tidak pernah ada orang lain yang melihat senyum manis itu lagi. "Aku tidak tahu aku dimana, tapi sekarang aku berada disebuah kamar."

Behind The PrideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang