18 ♤ Day Before

287 104 77
                                    

【☆】★【☆】

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

【☆】★【☆】

Bagi sebagian besar mahasiswa, semester 6 memang terasa lumayan berat, berbagai tugas kuliah terus berdatangan, belum lagi mereka harus mulai memikirkan skripsi untuk semester yang akan datang. Di Unpad sendiri, KKN untuk mahasiswa FISIP dilaksanakan pada masa liburan akhir semester 6 sehingga jelas saja beban tambahan kembali menanti.

Masa kepengurusan Zergan baru akan berakhir di bulan Desember nanti. Jabatan ketua BEM memang hanya berlangsung selama 1 tahun dan karena hal itu pula, mereka terpaksa harus mengorbankan waktu lulus kuliahnya. Paling-paling hanya sekitar 2% yang mampu lulus tepat waktu. Pasalnya, proker yang biasanya diadakan oleh BEM dalam satu periode saja, banyaknya tidak kira-kira.

Zergan pikir dengan menjadi bagian dari BEM, ia akan mendapatkan begitu banyak pengalaman. Ya, memang benar, sih, ia belajar banyak hal. Mulai dari cara berkomunikasi di depan umum, menjadi pemimpin, problem solving, dan masih banyak lagi. Namun, ia juga tidak tahu bagaimana respons orang tuanya nanti jika di semester-semester akhir, Zergan justru malah lebih sibuk mengurus ormawa dibandingkan menyusun skripsi, tapi kembali lagi, semua itu adalah pilihan dan tidak ada yang perlu disesali.

Zergan juga tidak memiliki gambaran setelah lulus nanti mau menjadi apa. Berada di Jurusan Ilmu Politik saja bukan karena keinginannya, bukan juga karena tuntutan orang tua, tetapi sebatas coba-coba yang berujung mendapat keberuntungan. Zergan tidak memiliki ketertarikan di dunia politik, tetapi ilmu yang dipelajari dalam jurusannya juga tidak membosankan. Zergan juga berharap, ia tidak akan berakhir menjadi pengangguran berkelas, alias pengangguran bergelar sarjana. Kalau dipikir-pikir lagi, apa yang dilakukannya selama kuliah, tidak lebih dari coba-coba yang pada akhirnya berhasil ia nikmati.

"Mau ke mana lo, Gan?"

Langkah Zergan terhenti saat mendengar Dipta bertanya. Koridor kampus masih tampak ramai karena waktu masih menunjukkan pukul 15.30 WIB. Jadi, sudah pasti masih banyak mahasiswa yang memiliki jadwal kelas karena biasanya, kelas paling akhir bisa sampai pukul 18.00 WIB jika dilihat berdasarkan KRS, tetapi pada kenyataannya, semua tergantung kebijakan dosen pengampu. Ada yang benar-benar mengadakan kelas sesuai dengan waktu yang tertera pada KRS, tetapi ada juga yang suka mengakhiri kelas lebih cepat dari jadwal. Dosen jenis kedua inilah yang biasanya disukai oleh mahasiswa.

"Biasa, ke sekre BEM."

"Kelas lo udah selesai?"

"Udah, gue kayaknya gak bakalan balik dulu, nunggu di sekre aja sampe nanti malem."

"Oke kalo gitu, gue masih ada 3 SKS lagi, nanti kalo udah kelar, langsung ke sekre."

Zergan hanya membalas kalimat Dipta dengan anggukan, sebelum memutuskan untuk berpisah. Dipta menuju ruang kelas, sementara Zergan keluar dari gedung FISIP. Setelah dipikir-pikir lagi, menghabiskan waktu berjam-jam di ruang kelas, cukup mampu membuat cacing-cacing di perutnya berteriak—meminta asupan makanan. Jadi, Zergan memutuskan untuk mencari makan di luar.

Tulisan untuk ZerganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang