【☆】★【☆】
Netra Daisy tertuju pada Zergan yang sedang berdiri di hadapannya. Tangan cowok itu sengaja diletakkan di belakang, seolah menyembunyikan sesuatu. Zergan tampil dengan setelan kemeja hitam dan celana jeans, serta senyuman yang Daisy rindukan. Akhir-akhir ini, Zergan terlihat begitu sibuk hingga tidak pernah ada waktu untuk menemuinya.
Zergan menunjukkan sesuatu dari balik tubuhnya, sebuah boneka panda yang terlihat menggemaskan. Sebenarnya, Daisy tidak terlalu suka boneka, tetapi berhubung Zergan yag membelikan—senyuman tampak muncul dari bibirnya.
"Buat kamu, sebagai permintaan maaf karena akhir-akhir ini aku gak pernah punya waktu."
Zergan mengubah posisinya menjadi berjongkok, tepat di hadapan kursi roda milik Daisy. Hal itu sengaja dilakukan guna menyamakan posisi mereka, lalu Zergan meletakkan boneka itu pada pangkuan Daisy.
"Proker di BEM lagi banyak banget walaupun bukan aku ketua pelaksananya, tapi semua proker itu tetap di bawah pengawasan aku. Jadi, maaf banget karena aku jarang punya waktu. Aku merasa bersalah banget, aku gak bisa jadi pacar yang baik buat kamu, dan selalu bikin kamu kesepian."
"Gak apa-apa. Makasih buat bonekanya, ya, tapi kamu gak apa-apa datang ke sini? Memangnya gak ada kegiatan?"
"Ada rapat teknis, sih, tapi nanti sore, kok. Jadi, sekarang aku mau menghabiskan waktu sama kamu."
"Mau jalan-jalan? Udah lama banget gak pernah ngajak kamu keliling Bandung lagi."
"Aku gak bisa pergi kalo sekarang, Ibu lagi sakit. Jadi, gak ada yang menjaga anak panti, aku juga belum masak buat anak-anak makan."
"Mau aku bantu?"
"Memangnya kamu bisa masak?" Daisy menatap Zergan dengan ragu. Cowok, kan, jarang masak, apalagi latar belakang Zergan adalah keluarga kaya sehingga tentunya Zergan nyaris tidak pernah melakukan pekerjaan rumah.
"Jangan meremehkan kemampuan seorang cowok, Dai. Semenjak ngekos, aku mulai belajar masak. Dulu, sih, waktu belum terlalu sibuk, tapi kayaknya aku masih bisa masak."
"Bener, ya? Awas aja kalo sampai pada keracunan gara-gara makan masakan kamu.
Zergan terkekeh pelan, kemudian memutar balikkan kursi roda milik Daisy. Setelah mengantar Daisy untuk menaruh boneka di kamarnya, Zergan membawa Daisy menuju dapur.
"Kamu duduk aja, deh, Dai. Biar aku yang masak, nanti bilang ke anak panti, ya, kalo makanan hari ini spesial karena dimasakin sama cowok ganteng."
Daisy menanggapi kalimat Zergan dengan tawanya. "Kepedean banget, ya, Mas?"
Zergan menggulung lengan kemejanya, lalu mulai memotong bumbu-bumbu yang diperlukan, sementara Daisy memilih untuk memasak nasi. Dari gayanya, sih, Zergan tampak handal dalam memasak, tetapi Daisy cukup ragu dengan rasanya sehingga tentunya, Daisy tidak akan membiarkan Zergan memasak sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tulisan untuk Zergan
Teen FictionKesalahan terbesar dalam hidup Zergan adalah bertemu dengan Daisy, seorang tuna daksa yang ditemukan di panti asuhan saat dirinya dan teman-temannya mengadakan kegiatan "FISIP Peduli Panti" di sebuah panti asuhan daerah Bandung. Pertemuan yang tida...