25 ♤ Pupus

348 80 87
                                    

【☆】★【☆】

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

【☆】★【☆】

"Lo ada masalah apa, sih, sama Daisy? Dia juga gak pernah nyusahin lo, tapi mulut lo gak pernah bisa dijaga!" Tarikan pada ujung baju bagian atas Brayden, membuat cowok itu terkejut sekaligus menatap Zergan dengan nyalang.

"Santai aja, dong, gak usah pakai narik-narik baju gue segala!" Brayden menyingkirkan tangan Zergan dari bajunya, lalu bersikap seolah membersihkan bekas tangan Zergan. Hal itu tentunya membuat Zergan berdecih seraya membuang pandangan, sekaligus mengepal erat.

"Kita kenal juga udah lama, Gan, dari masih jadi Maba dan selama itu juga, gak pernah ada masalah di antara kita, terus sekarang lo mau nyari ribut cuma gara-gara cewek kayak Daisy?"

"Sadar coba, Gan, lo cuma dimanfaatin sama dia."

"Dia gak pernah meminta gue buat masuk ke dalam kehidupannya, semua karena murni dari diri gue yang mendekati dia. Jadi, buat apa juga dia manfaatin gue?"

"Lo kaya, Gan, sedangkan dia sebatas anak panti yang gak punya apa-apa. Siapa juga yang mau nolak kalo dideketin sama cowok kayak lo? Mikir, Gan, lo pikir sikap gue cuma sebatas mau menghina Daisy aja? Gue cuma gak mau lo nyesel sama pilihan lo, lagian cewek juga banyak, coba lo buka mata lebar-lebar, masih banyak yang mau sama lo, Gan."

"Iya, lo boleh gak suka sama hubungan gue sama Daisy, tapi gak harus pakai cara menghina! Lo pikir, dia mau ada di posisi yang sekarang? Enggak, Bray! Lo juga harusnya mikir, gimana sakitnya jadi Daisy setiap kali denger perkataan gak pantas tentang kekurangan fisiknya, tentang dia yang cuma sebatas anak panti! Gue tahu lo mau yang terbaik buat gue, sebagai seorang sahabat, tapi gue gak suka kalo lo bikin Daisy nangis!"

'Tulisan untuk Zergan'

"Zergan beneran udah punya pacar, deh, Fre. Tadi waktu gue jalan-jalan di Braga, gue gak sengaja ngelihat Zergan sama cewek, terus sikapnya Zergan juga kelihatan beda banget, kayak lembut dan perhatian gitu."

"Ish! Fokus, Frea, fokus!"

Frea kembali menatap Modul Praktikum Hukum Acara Perdata, yang seharusnya menjadi fokus utamanya malam ini lantaran besok, ia akan melaksanakan praktikum sidang mediasi. Namun, sialnya perkataan Anya beberapa waktu lalu, terus saja memenuhi kepalanya.

Tidak seharusnya Frea terlalu memikirkan perkataan Anya. Toh, sejak awal ia dan Zergan memang tidak memiliki hubungan apa pun, selain teman satu kampus, tapi ada perasaan kecewa yang mendadak muncul hingga mengacaukan pikirannya, juga membuat resah di hatinya.

Frea memahami surat gugatan yang sudah diajukan oleh pihak penggugat terkait sengketa melawan hukum yang dilakukan oleh pihak tergugat. Peran Frea dalam Praktikum Persidangan Mediasi adalah sebagai Majelis Hakim, di mana ia akan bertugas untuk memeriksa, mengadili, dan memutus perkara yang bersangkutan.

Tulisan untuk ZerganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang