"Kamu mau Mama jodohin."
Dagu Winata serasa jatuh mendengar perkataan sang mama. Dijodohin??? The hell! Ini jaman Siti Nurbaya, kah?!
Perempuan itu baru saja bangun tidur, bahkan kesadarannya masih berceceran. Namun, kenapa harus kata-kata sedemikian horor yang menyambut kedatangan Winata di meja makan? Sang mama niat sekali membuatnya jantungan sepagi ini!
"Cielah, masih pagi udah ngelawak aja, Ma." Winata tertawa keras sambil mengalihkan atensi pada sang ayah yang diam-diam saja—fokus penuh pada makanannya, padahal Jonathan biasanya bawel sekali di meja makan. Winata jadi curiga perkataan Amira bukan candaan semata, spekulasi ini seketika memudarkan ketenangannya. "Ma? Becanda, 'kan, Ma? Please, bilang Mama becanda! Wiwi laku kok, Ma! Masih sanggup nyari jodoh sendiri!"
Amira tersenyum lembut, praktis bikin Winata mau menangis saja. Winata tahu betul ekspresi teduh di wajah sang mama adalah tanda kalau keseriusan sedang beliau suguhkan.
Winata menelan ludah susah payah. "Mau jodohin aku sama siapa, Ma?"
"Narayan Maheswara."
Dari sekian banyak lelaki di muka bumi, kenapa harus Narayan, God?!
***
⚠️Cerita Islami⚠️
KAMU SEDANG MEMBACA
NARAYAN
RomanceWhitory! "Justru karena kelakuan lo kayak setan makanya Mama nyariin lo cowok yang spek Ustadz, Wiwi." Don't copy my story!