09

40 4 0
                                    

Di tengah suasana malam yang hening..

BRAK-!

Suara gebrakan meja terdengar keras, Tenma tampaknya sedang frustasi setelah mengetahui bahwa johan masih sama seperti dulunya.

Dia salah mengira bahwa Johan telah berubah, hingga dia melepaskan Johan dari pengawasannya selama beberapa waktu ini.

"Sial... Sial sial! Kukira dia telah berubah"

"Kukira semenjak saat itu, semenjak dia bersama ku dan berada di bawah pengawasan ku, kukira dia telah berubah"

"Ternyata aku salah... Monster tetap lah monster, dia tidak akan berubah!"

"Apakah... Apakah aku harus membunuhnya? Apakah aku harus
menodongkan pistolku lagi ke kepalanya.."

Tenma menghela nafas kasar, dia menuju kamar nya

Tenma melangkah ke sisi ranjang, dimana ada sebuah laci disana. Tangannya tergerak untuk membuka laci tersebut,

Saat di buka, beberapa persenjataan seperti pistol dan pisau lipat tersembunyi disana.. Benda benda itu meningkatkan Tenma kembali,

Kejadian yang sama terulang lagi, Tenma akan mengejar Johan lagi kali ini.. Meski ragu untuk membunuhnya dan dia masih berharap bahwa dia bisa menyelamatkan Johan,

Dia harus segera mengambil tindakan sebelum semuanya lebih parah.

Aku akan mencoba mencarinya dan membujuknya lebih dulu Tenma mengambil pistolnya, memasukkan nya di saku celananya lalu dia beranjak pergi dari apartment.

Flashback

Tenma pulang seusai bekerja pada malam hari, dia berjalan sendirian menyusuri jalanan yang sepi

Udara malam terasa menusuk baginya, hawa di sekitar nya terasa aneh dan kurang nyaman.

Tenma melangkah lebih cepat, melihat tempat yang sangat sunyi dan tidak ada satupun orang di tambah dengan hawa yang kurang nyaman, membuat pikirannya berpikiran negatif

Tenma hanya takut.. Takut jika tiba tiba saja ada pembegal atau hal hal yang akan membahayakan dirinya.

Dia berjalan melewati sebuah gang yang gelap, pencahayaan nya sangat minim

Bangunan, dan tempat sekitar pun tampak kumuh.. Tenma belum pernah melewati jalan ini sebelumnya namun dia terpaksa karena jalan yang biasanya dia lewati sedang ada perbaikan.

Tenma melihat sekeliling, entah mengapa dia merasakan firasat buruk.

Apa ini.. Mengapa aku merasa sangat tidak nyaman... Ah mungkin hanya perasaan ku saja Tenma mencoba menyangkal.

Tenma memperlambat langkah kakinya saat dia mendengar suara seseorang dari salah satu bangunan yang cukup tua

Suara siapa? Dan mengapa itu terdengar seperti teriakan minta tolong? Tenma berhenti melangkah, menatap pada bangunan itu.

Haruskah aku mengeceknya? Tenma cukup ragu, terlebih sekarang sangat sepi, hanya ada Tenma di sana.

Tenma perlahan melangkahkan kakinya kembali, mencoba memasuki bangunan itu.

Dia mengendap endap, tetap berwaspada jika ada sesuatu yang terjadi secara mendadak

Suara teriakan itu mulai terdengar samar, Meski begitu Tenma tetap mencoba mencari sumber suara tersebut

Tenma tiba di sebuah ruangan yang gelap, tanpa pintu..

Ctak!

Tenma berhenti sejenak, bersembunyi di balik tembok saat mendengar sebuah suara dari dalam ruangan

Mein lieber Dr TenmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang