07

88 6 0
                                    

Esok paginya, setelah kegiatan brutal tadi malam- johan langsung demam

Sekujur tubuhnya sakit, nyeri, dan perih. Terutama di bagian selangkangannya

Malam tadi, Tenma memang se-brutal itu. Kejadian seperti waktu itu terulang lagi, namun kali ini Tenma lebih ganas

Saat ini johan hanya bisa terbaring di atas ranjang dengan selimut yang menyelimuti dirinya, Sementara Tenma sedang membuatkan teh di dapur

Tenma sibuk membuatkan teh dan roti selai untuk johan, dia merasa sedikit bersalah karena perbuatan nya malam tadi.

Setelah selesai mempersiapkan sarapan untuk johan, tenma membawakan nya ke dalam kamar agar johan bisa makan

Tenma meletakkan sepiring roti dan teh yang dia buat di atas meja di sebelah ranjang johan

Tenma dengan perlahan membangunkan Johan agar dia bisa sarapan terlebih dahulu

"Johan" Tenma memenang kening johan yang masih terasa panas

Johan membuka matanya, saat merasakan seseorang di dekatnya

Johan menoleh ke arah tenma, dengan mata yang tampak sayu

Tenma merasa prihatin, dia mengambilkan teh hangat yang telah ia buat tadi

"Minumlah, sebelum dingin"

Johan perlahan bangun dan duduk, menyesal teh dengan pelan

Tenma memegangi cangkir selagi Johan minum.

Setelahnya, Tenma menyuapi Johan roti selai yang dia buatkan khusus untuk johan

Johan merasa senang, pasalnya sedari kecil, rasanya dia tidak pernah di perlakuan sebaik ini, bahkan saat sakit

Itulah sebabnya, dia menyukai Tenma.
.
.
.
.
.
Beberapa bulan berlalu, johan tidak lagi tinggal di apartemen tenma. Dengan alasan, takut membebankan Tenma.

Johan yang kondisinya telah pulih setelah kejadian beberapa waktu lalu, akhirnya pergi entah kemana.

Awalnya Tenma melarang nya, namun Johan tetap bersikeras. Jadinya Tenma pun mengijinkannya, meski dia ragu-

Tenma tau betul, bahwa Johan kemungkinan akan menghilang dari jangkauan nya dan melakukan tindakan seperti dulu lagi

Tapi Tenma hanya bisa berharap bahwa Johan telah berubah.
.
.
.
Singkat cerita, Johan kini kembali membaur, kejahatannya masih belum terungkap setelah sekian lamanya

Johan tampil di publik, dengan sosok yang tampak baik dan murah hati

Meski orang orang tidak tau apa yang tersembunyi di balik topeng itu.

Saat ini

Johan menghadiri sebuah undangan pesta, yang berlokasi di sebuah gedung dengan interior megah

Johan dengan tenang berdiri di tengah tengah kerumunan orang yang sibuk dengan obrolan mereka masing masing

Sedangkan Johan berdiri sendirian, dengan segelas wine di tangan kirinya

Johan melihat sekeliling, seakan mengamati pergerakan tiap tiap orang tanpa mereka sadari.

Dua pria berpakaian rapi datang dari arah belakang, dengan akrab mereka menyapa johan

Johan berbalik, menangkap dua sosok pria yang sedari tadi ia tunggu tunggu kehadirannya

Senyum manis terpampang di wajah Johan, dengan santai ia menanggapi kedua pria tadi.
.
.
.
Johan meminta ijin ke kamar mandi, dengan alasan yang sekira nya masuk akal.

Mein lieber Dr TenmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang