Setelah pintu tertutup, Tenma menoleh ke arah Johan yang berada di belakangnya
"Johan, kita perlu bicara" Tenma berucap dengan nada serius
"Anda tidak mau membilas diri dulu? Mengapa anda datang saat hujan lebat begini?"
"Yang jelas, ada sesuatu yang ingin ku bicara padamu Johan"
"Apa sangat penting sampai sampai anda rela datang kemari dengan keadaan basah kuyup seperti itu?"
Johan tersenyum, kemudian memandu Tenma untuk ke ruang tamu
"Saya akan mengambilkan handuk terlebih dahulu, agar anda bisa sedikit mengeringkan diri"
Johan pergi ke sejenak dari ruang tamu, untuk mengambilkan handuk. Sementara Tenma menunggu di ruang tamu, sambil duduk termenung di sofa
Dia telah berada di rumah Johan sekarang, haruskah dia mencoba membunuh Johan lagi? Ataukah dia bisa membujuk Johan?
Tenma menghela nafas dengan berat, dia bimbang..
Johan akhirnya kembali, membawakan handuk untuk Tenma
"Pakailah ini, anda bisa mengeringkan diri"
Johan duduk di samping Tenma
"Jadi kenapa anda datang ke sini?"
"Aku.. Ada yang ingin ku bicara soal dirimu."
"Soal diri saya?"
"Ya... Soal dirimu... Ini sangat penting"
"Baiklah kalau begitu saya akan mendengarkan nya, karena anda telah datang kemari saat hujan deras hanya untuk itu. Sepertinya ini memang benar sangat penting ya"
Johan terkekeh, lalu menatap ke arah Tenma, dia siap mendengarkan apa yang Tenma bilang.
"Sejujurnya.. Kemarin malam saat aku baru saja pulang bekerja dari rumah sakit, jalan yang biasa ku lalui sedang ada perbaikan"
"Lalu aku terpaksa melewati sebuah gang yang bisa di bilang sebagai jalan pintas. Gang itu sangat sepi dan bangunan di sana pun kumuh dan tua"
"Lalu aku mendengar suara seseorang dari salah satu bangunan"
"Suara seseorang?" Johan menyipitkan matanya saat dia mendengarkan perkataan Tenma, dia merasa ada sesuatu..
Tenma menghela nafas, daripada bada basi dia langsung saja ke intinya-
"Johan, aku melihat mu di sana.. Kau sepertinya menembak seseorang ya?"
Tenma mencoba berkata dengan lembut sambil menatap wajah Johan, menunggu respon darinya.
"..." Johan tak merespon perkataan Tenma, bahkan raut wajahnya yang semula tampak ramah kini berubah drastis
"Jawab aku, johan. Aku kesini karena menginginkan jawaban, Aku perlu jawaban," Tenma menjeda sejenak perkataan nya, sambil memasang ekspresi kecewa
"Kenapa..? Kenapa kau masih saja melakukan hal keji seperti membunuh orang?"
"Kupikir kau sudah berubah, johan... Aku cukup kecewa.. Karena pada awalnya ku kira kau telah berubah"
Setelah itu, Tenma menunduk, menatap lantai.
"Karena sejak awal saya tidak akan pernah bisa berubah..." Johan berbicara dengan pelan-
Tenma mengangkat kepalanya, berhenti menatap lantai dan beralih menatap Johan
"Kenapa kau bilang begitu?"
"Karena monster tetaplah monster.."
Perkataan Johan membuat Tenma terdiam, ya- monster memang tetaplah monster..
KAMU SEDANG MEMBACA
Mein lieber Dr Tenma
ActionDr kenzo Tenma, seorang mantan dokter bedah asal Jepang yang terkena kasus pembunuhan berantai dan menjadi buron buronan polisi. Meski sebetulnya itu sama sekali tidak ada sangkut paut nya dengan Tenma, Tenma tidak melakukan hal sekeji itu. Tenma t...