2. Antara Senang Dan Sedih

1.9K 87 2
                                    

Disebuah ruangan yang sangat mewah, tampak seorang pria yang sedang berkutik dengan laptopnya. Tentu saja dia adalah Victor. Tak lama kemudian terdengar suara ketukan pintu.

Tok tok tok

"Masuk," ucap Victor singkat.

"Permisi tuan, di bawah ada Tuan Ken," ucap Bi Atik.

"Suruh saja dia ke ruang kerja ku," jawab Victor.

"Baik tuan, kalau gitu saya permisi," ucap Bi Atik yang kemudian hendak pergi namun tertahan karena Victor memanggilnya.

"Bi, bagaimana dengan Gerry? Apa dia menghabiskan makanannya?"

"Sudah tuan."

"Baiklah, berikan ini kepada Gerry. Suruh ia membersihkan dirinya dan kemudian kenakan baju ini," ucap Victor sambil menyodorkan sebuah paper bag.

"Baik tuan, kalau begitu saya permisi," pamit Bi
Atik.yang kemudian keluar dari ruangan itu.

Tak lama setelahnya, seorang pria masuk kedalam ruangan Victor. Ia adalah Ken, sahabat Victor sejak kecil. Ken adalah seorang detektif handal. Ken bisa memecahkan berbagai kasus dan juga misteri. Ken juga memiliki pekerjaan sampingan. Yaitu mempermulus pekerjaan Victor.

Setelah Victor menghabisi targetnya pasti keluarga korban akan memanggil Ken untuk menyelidiki kematiannya. Ken sudah tau tentunya itu adalah perbuatan Victor. Namun Ken menutup mulutnya dan mengatakan bahwa kasus ini sangat rumit karena tak ada jejak apapun yang di tinggalkan. Namun itu memang benar, Victor selalu menghabisi target nya tanpa meninggalkan jejak sedikitpun.

"Bagaimana kabarmu kawan?" Tanya Ken sembari mendudukkan dirinya pada kursi yang ada di hadapan Victor.

"Ya seperti yang kau lihat," jawab Victor sambil menutup laptopnya.

"Wajahmu tampak sangat berseri hari ini, biasanya setiap habis menjalankan misi kau akan mengurung diri.

"Ntah lah, aku rasa misi malam ini sangat menguntungkan ku."

"Apa yang sudah terjadi? Kau jangan membuatku penasaran!" Ucap Ken yang mulai sebal.

"Hahaha, sabarlah kawan," ucap Victor sambil tertawa.

Hal itu membuat Ken semakin jengkel.

"Aku mendapatkan mainan baru," sambung Victor.

"Hanya itu? Kau menyuruhku datang malam-malam hanya untuk memberi tahu itu. Padahal kau bisa mengatakannya lewat telpon. Dan lagipula hampir setiap hari juga kan kau membawa mainan baru kerumah ini!" Ucap Ken emosi.

"Sabar lah dulu, Ken. Ini berbeda. Dia masih berusia lima belas tahun," ucap Victor yang membuat Ken kaget.

"Apa! Sejak kapan kau menjadi pedofil?" Tanya Ken yang masih tak percaya.

"Entahlah, dia begitu manis. Dan matanya juga begitu indah," ucap Victor.

"Lalu apa yang akan kau lakukan padanya?" Tanya Ken.

"Aku sudah membelinya dari ayah tirinya," ucap Victor santai.

"Bagaimana bisa kau membelinya?" Tanya Ken yang masih tak percaya.

"Ya, ayah tirinya selalu menyiksanya setiap hari, bahkan ia dipaksa bekerja sedangkan uang hasil kerjanya selalu di ambil oleh ayah tirinya untuk bersenang-senang. Kasihan bukan? Itu sebabnya aku membelinya dan membawanya kesini. Disini hidupnya akan terjamin, dan ia hanya perlu memuaskan hasratku," jelas Victor sambil menyeringai.

"Terserah kau saja, yang pasti jangan terlalu kasar padanya, dia masih dibawah umur," ucap Ken.

"Ya selama dia menurut padaku aku tak akan kasar," jawab Victor.

STUCK WITH YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang