10. Kalimat Terakhir Jeff

669 27 0
                                    

Dirumah, Gerry tampak masih belum tidur. Ia mengkhawatirkan Victor. Karena sampai saat ini Victor masih belum pulang juga. Hal itu membuat Gerry gelisah. Gerry pun memutuskan pergi ke bawah untuk menemui Bi Atik.

"Bi," panggil Gerry ketika ia sudah sampai di bawah dan ia melihat Bi Atik baru saja mengunci pintu rumah.

"Ada apa Gerry? Kenapa Gerry belum tidur?" Bi Atik menghampiri Gerry.

"Gerry menunggu daddy bi, kenapa daddy masih belum pulang juga ya?" Tanya Gerry lirih.

"Apakah Gerry merindukan daddy?" Tanya Bi Atik sambil mengusap pucuk kepala Gerry.

Gerry hanya membalasnya dengan anggukkan lemah. Tak lama kemudian, Hendrick turun dari lantai atas dan melihat Gerry dan Bi Atik.

"Gerry, Bi Atik, sedang apa?" tanya Hendrick.

Kemudian Bi Atik berjalan mendekati Hendrick.

"Dia merindukan daddy nya, apakah tuan Victor tak akan pulang malam ini?" Bi Atik berbisik pada Hendrick.

"Sepertinya tuan habis menjalankan misinya, kalau begini biasanya ia akan berdiam diri di villa selama beberapa hari," jelas Hendrick.

Kemudian tangan Hendrick di pegang oleh Gerry.

"Kak, ayo antarkan aku pada daddy, kakak pasti tau kan daddy ada dimana?" Ucap Gerry sambil menggoyangkan lengan Hendrick dengan puppy eyes nya.

Hendrick melirik ke arah Bi Atik dan mengangkat sebelah alisnya seolah sedang meminta pendapat. Bi Atik hanya membalasnya dengan menaikkan kedua bahunya. Kemudian Hendrick berbalik menatap Gerry. Jujur ia tak tega melihat calon kekasih tuannya itu. Namun ia juga bingung takut nanti Victor akan memarahinya karena telah lancang mengantarkan Gerry kesana. Tak lama kemudian terdengar helaan nafas dari Hendrick.

"Baiklah, akan kakak antarkan. Kalau begitu segeralah Gerry bersiap-siap," ucap Hendrick yang membuat Gerry senang.

"Yey, terima kasih kak," ucap Gerry sambil memeluk erat Hendrick.

"Ya, cepatlah bersiap," Hendrick mengusap pelan pucuk kepala Gerry.

Kemudian Gerry pun langsung berlari menuju ke atas untuk bersiap-siap.

"Nanti katakan saja pada tuan kalau Gerry yang memintanya," ucap Bi Atik.

"Iya, kalau begitu aku juga bersiap dulu bi," Hendrick pergi menuju ke kamarnya untuk bersiap.

Hendrick sudah bekerja pada Victor selama lima tahun. Dulu Victor menemukan Hendrick sedang dalam keadaan sulit. Hendrick waktu itu membutuhkan biaya pengobatan untuk ibunya yang sedang berada di rumah sakit. Ayah Hendrick sudah pergi meninggalkan Hendrick semenjak ibunya kecil. Tak lama setelah Hendrick bekerja pada Victor, ibu Hendrick pun meninggal. Sejak itu Hendrick mulai tinggal di rumah Victor dan bekerja sebagai sopir pribadi Victor. Bahkan Victor membiayai pendidikan Hendrick ke jenjang yang lebih tinggi. Kini Hendrick berusia dua puluh dua tahun. Itulah mengapa Hendrick lebih memilih Gerry memanggilnya 'kak' daripada 'paman'.

Tak lama kemudian Gerry dan Hendrick sudah siap untuk pergi ke tempat dimana Victor berada. Kini Gerry dan Hendrick sudah dalam perjalanan. Selama perjalanan Gerry hanya diam sambil memandangi jalanan. Kemudian mobil melaju menuju ke arah jalanan yang sepi yang kanan kirinya di penuhi dengan hutan.

"Kak, kita mau kemana?" Tanya Gerry.

"Bukankah kita ingin ke tempat daddy mu?"

"Tapi mengapa jalanan nya seram sekali?" Cicit Gerry.

"Iya kita akan menuju ke villa milik Tuan Victor," jelas Hendrick.

Tak terasa mereka telah menempuh perjalanan selama 45 menit. Akhirnya mereka pun sampai di sebuah villa yang berada di kaki gunung. Villa itu tidak terlalu besar, namun bangunannya terlihat sangat mewah dan juga megah.

STUCK WITH YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang