4. Ada Apa Dengan Gerry?

1.8K 58 6
                                    

"Good morning my bunny!" Sapa Victor pada Gerry yang masih tidur di atas kasur.

Gerry masih belum bangun, sedangkan Victor sudah terbangun daritadi dan sudah bersiap-siap untuk pergi ke kantornya. Melihat kelinci kecil nya itu masih belum bangun juga, Victor pun langsung langsung menyambar bibir mungil Gerry dan melumatnya dengan lembut.

"Hunghhh," terdengar suara lenguhan kecil dari mulut Gerry. Victor pun menghentikan aksinya. Kini Gerry sudah terbangun namun nyawanya masih belum terkumpul.

"Kyaaa! Kenapa aku tidak memakai baju?" Tanya nya sambil berteriak.

"Apakah kau melupakan kejadian semalam bunny?" Tanya Victor lembut.

Gerry tampak terdiam, ia benar-benar tak menyangka bahwa ia telah melakukannya.

Ya tuhan, aku sudah benar-benar melakukannya semalam. Gumam Gerry dalam hati.

Kini mata Gerry tampak berkaca-kaca. Victor yang melihat itupun langsung menghampirinya.

"Ada apa bunny, kenapa kau menangis?" Tanya Victor sambil mengusap punggung Gerry.

Gerry hanya diam dan tak menggubris Victor sama sekali.

"Lebih baik kau mandi sekarang, biar aku bantu," ucap Victor.

Victor pun hendak mengangkat tubuh Gerry, namun Gerry menepisnya dengan kasar.

"Aku bisa sendiri," ucap Gerry yang kemudian bangkit dan berjalan dengan tertatih menuju ke kamar mandi.

Victor hanya memandangi Gerry hingga ia masuk ke kamar mandi. Apakah Gerry marah kepadanya? Ntah lah, Victor pun tak peduli karena ia tak berhak marah kepada Victor. Victor sudah membelinya dan sekarang Gerry adalah milik Victor. Victor tak peduli ia disebut pedofil atau bagaimana karena yang jelas ia sangat menyayangi Gerry.

Sedangkan di kamar mandi, Gerry sedang berdiri di depan cermin yang cukup besar. Ia melihat pantulan bayangan dirinya yang sangat menyedihkan ini. Ada tiga bekas cambukan yang melintang di pinggang, bahu, dan pahanya. Matanya tampak bengkak akibat terlalu sering menangis.

Tak mau berlama-lama akhirnya Gerry langsung mandi dan membersihkan tubuhnya. Sungguh rasanya sangat perih ketika ia membersihkan bagian sekitar lubangnya. Setelah lebih dari 20 menit, barulah Gerry selesai dengan ritual mandinya. Ia baru sadar kalau Victor belum memberikannya baju ganti lagi. Ia pun berjalan keluar dengan handuk yang melilit di pinggangnya.

Ceklek

"Kau sudah selesai?" Tanya Victor yang tak digubris sama sekali oleh Gerry.

"Kenapa kau hanya diam? Aku sedang bertanya kepadamu," ucap Victor menaikan nada bicaranya.

"Ti-tidak, aku hanya lelah," ucap Gerry sambil menunduk.

"Baiklah, pilihlah baju sesukamu di lemari. Aku telah membeli banyak pakaian untukmu dan kau boleh memakai celana. Tapi setelah aku pulang kau tidak boleh memakai celanamu, paham?" Jelas Victor.

"Paham daddy," jawab Gerry lirih.

"Baiklah, aku akan pergi bekerja, nanti Bi Atik akan mengantarkan makanan ke kamarmu. Oh iya itu ada salep, nanti kau pakaikan ke lubangmu untuk meredakan nyeri," ucap Victor yang kemudian mencium pucuk kepala Gerry dan kemudian berlalu pergi.

Setelah Victor pergi, Gerry langsung memakai pakaiannya dan langsung duduk di kasurnya. Tak lama kemudian Bi Atik datang dengan membawakan sebuah nampan yang berisi makanan.

"Selamat pagi tuan, ini sarapan anda," ucap Bi Atik sambil menyodorkan sereal dan juga susu putih.

Gerry menerimanya dengan senang hati, karna jujur saja perutnya memang sudah sangat lapar.

STUCK WITH YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang