💠13💠

68 17 9
                                    

Jauh

Double up!!
Jangan jadi sider ayo dukung author dengan cara vote dan komen

Happy reading!! 😊

Seunghwan maupun Junseo sangat bersenang-senang. Mereka naik ini dan itu. Sementara Woonggi hanya membuntuti seperti seorang pengawal yang menemani tuannya berkencan.

Woonggi mendudukkan dirinya di kursi yang ada di tempat jual permen kapas. Dia meminta sebuah permen kapas berbentuk kelinci lalu membayarnya, tak lupa dia mengucapkan terimakasih kepada si penjual.

Woonggi melangkahkan kaki kecilnya menuju ke seorang anak yang menangis. "hey! Kenapa kamu menangis?" Tanya Woonggi sambil mengusap surai anak kecil itu. Sang anak menatapnya lucu.

"Hiks, eomma hilang kak. Aku takut, aku gak tau harus cari eomma kemana" Woonggi mengangguk mengerti. Dia mengusap air mata si anak kecil itu.

"Hey, siapa namamu?" Tanyanya.

"Yujin" Woonggi mengangguk lagi. Dia memberikan permen kapas nya ke anak imut mirip kelinci itu.

"Nah, Yujin jangan menangis, ini untuk Yujin. Biar kakak bantu cari eommanya Yujin" anak itu menerima permen kapas itu dan mengucapkan terimakasih kepada Woonggi. Woonggi gemas sekali sama Yujin. Dia jadi pengen punya anak kayak Yujin.

"Yujin?! Zhang Yujin?! Kamu dimana nak?!" Sebuah suara teriakan terdengar. Woonggi menggandeng tangan Yujin dan mengajaknya mendekati sumber suara tersebut.

"Nah, itu dia! Apakah itu eomma mu?" Yujin mengangguk. Dia berlari mendekati wanita paruh baya itu.

"Eomma!!" Yujin berlari sambil merentangkan tangannya

"Yujin!!" Mereka berpelukan , Woonggi yang melihat itu tersenyum. Dia juga dulu pernah tersesat. Dan seorang kakak baik hati menolongnya.

Saat pulang dia diintrogasi habis habisan oleh orang tuanya.

"Kamu kemana aja nak!? Eomma sama kak Hao cariin kamu, gak ketemu-temu" ucap seorang pemuda tinggi dan tampan, Woonggi kenal. Itu rekan kerjanya. Namanya Zhang Hao.

"Tadi aku tersesat kak. Terus kakak ini tolongin aku dan kasih aku ini" ucapnya menunjuk Woonggi lalu menunjuk permen kapas nya.

"Woonggi??"

.
.
.

Saat ini Woonggi dan Zhang Hao tengah duduk di depan penjual sosis bakar.

"Makasih ya udah nolongin adik gue. Gue kaget banget waktu dia ilang" Woonggi mengangguk.

"Gak papa kok, btw Yujin adik Lo? Gue baru tau Lo punya adek. Adek Lo lucu" Zhang Hao mengangguk. Yujin emang lucu.

"Btw, Lo kesini sendiri ggi?" Tanya Hao. Woonggi menggeleng. "Tadi sama Seunghwan" Hao mengangguk.

"Awas, ntar Lo yang kesasar lagi" Woonggi tertawa. "Ya gak bakal lah. Yaudah Hao gue duluan ya. Tuh Hanbin" Woonggi menunjuk ke pemuda yang berjalan mendekati mereka.

"Yaudah, hati-hati ya Ggi" Woonggi mengangguk lalu melambaikan tangannya. Dia takut seumur mencarinya.

.
.
.

"Seunghwan di mana ya??" Woonggi celingak-celinguk kayak orang ilang.

Lalu netra nya menangkap dua orang pemuda yang tadi pergi sama dia. Dia melangkahkan kaki-kaki kecilnya ke sana.

"Hwan. Maaf ya, aku abis dari toilet" Seunghwan menghela nafas lega.

"Ggi, aku kaget tau. Aku cariin kemana-mana taunya abis dari toilet . Kenapa gak bilang dulu?" Tanya Seunghwan khawatir.

Sementara Woonggi tersenyum miris
"Gimana aku mau bilang sama kamu kalau kamu nya aja sama sekali gak lirik aku dan fokus sama Junseo" batinnya.

"Maaf" Woonggi menunduk membuat Seunghwan tidak tega.

"Yaudah gak papa. Kamu mau beli apa?" Tanya Seunghwan yang sekarang sedang mengusap surai pemuda yang notabene nya adalah pacarnya.

"Gak usah Hwan, aku gak mau apa-apa kok" Woonggi tersenyum manis. Seunghwan mengangguk.

Lalu mengajak yang lebih muda untuk duduk di kursi sebelah Junseo. "Beneran gak mau apa-apa?" Woonggi mengangguk, dia udah kenyang jajan ini itu waktu Seunghwan sama Junseo lagi asik main.

"Yaudah deh, tapi-

-Udah sih Hwan, kalau Woonggi gak mau gak usah di paksa. Btw Woonggi bisa ambilin hp aku gak? Kan tasnya ada di kamu" Woonggi mengangguk lagi, dia mengambil ponselnya Junseo dan menyerahkan nya ke si empu.

"Seo, aku gak suka ya kamu nyuruh-nyuruh Woonggi kayak gitu. Emang apa salahnya sih ambil sendiri" sebenarnya Seunghwan merasa tidak enak sama Woonggi.

"Udah Hwan, lagian Woonggi nya gak masalah kok, ya kan Woonggi? Terus tasnya juga ada sama dia" Seunghwan menghela nafas.

"Tapi kan-

-Udah Hwan gak papa kok" Woonggi tersenyum mencoba meyakinkan Seunghwan bahwa dia baik-baik saja. Walaupun sebenarnya dia gak baik-baik aja.

"Sini in" pinta Seunghwan sementara dua orang lainnya menatap bingung.

"Sini in barangnya Junseo, biar aku aja yang bawa" Seunghwan merebut barang yang ada di tangan Woonggi.

"Gak papa Hwan gak usah aku-

-Biar aku aja Cha Woonggi!" Seunghwan bicara dengan nada tinggi membuat Woonggi tersentak kaget.

Pertama kalinya dia di bentak.
"Maaf" Woonggi menundukkan kepalanya. Dia takut.

Seunghwan yang melihat nya menghela nafas. "Udah ayok kita pulang" akhirnya mereka bertiga pulang. Kencan Seunghwan kali ini berantakan banget.

Niatnya mau menghabiskan waktu sama sang kekasih, malah kacau karena sahabatnya sendiri. Bahkan dia gak sempat walaupun cuma buat foto aja. Hari ini dia sama Woonggi tuh serasa jauh banget.

Padahal Woonggi gak jauh, cuma di belakangnya aja. Junseo lah yang udah buat jarak diantara hubungan mereka. Junseo lah penghambat hubungan mereka.

Tapi Junseo gak peduli. Yang penting Seunghwan sama dia, dia gak peduli, dia rela walaupun dia harus jadi penjahat.

Dia siap asalkan Seunghwan jadi miliknya lagi. Bisa kalian bilang Junseo udah gila.

Ya, cintanya sama Seunghwan bikin dia gila.

.
.
.

Bentar lagi end loh... Kira-kira happy end atau sad end nih??

Hihihihihihihihihi:)
See u next chapter y 🤠
Salam tetet markutet 😝😜🤪

(✓ End) My Shit Director {HWANGGI}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang